Fesyen dan Kuliner, Andalan Bisnis Lifestyle Syariah RI

Reporter : Ramdania
Selasa, 12 Mei 2015 16:02
Fesyen dan Kuliner, Andalan Bisnis Lifestyle Syariah RI
Pemerintah ingin menggenjot pertumbuhan di sektor pariwisata dan 'lifestyle' syariah di Indonesia. Pasalnya, potensi di sektor ini sangat besar.

Dream - Merebaknya implementasi ekonomi Islam di sektor lifestyle dan pariwisata dunia menuntut Indonesia untuk segera membuat percepatan inovasi bisnis. Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, Menteri Pariwisata RI Arief Yahya mengakui pengembangan bisnis lifestyle dan pariwisata Islam di Indonesia masih tertinggal dari negara lain.

Arief mengungkapkan Thailand, yang hanya memiliki populasi penduduk muslim sebesar lima persen dari total penduduknya mampu mengekspor produk syariah hingga 25 persen. Sedangkan Korea, negara yang penduduk muslimnya sangat minim, kini dapat mengekspor produk syariah mencapai 10 persen dari total ekspor negara.

Melihat kondisi tersebut, Arief, dalam pembukaan FGD Halal Tourism and Lifestyle 2015 yang diselenggarakan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), menekankan perencanaan bisnis di sektor syariah ini perlu dilaksanakan dengan kerangka berpikir yang sistematis.

" Pertama dengan pembacaan konsep. Kedua, menentukan target dan ketiga, menetapkan strategi implementasi," ujar Arief Yahya di Jakarta, Selasa, 12 Mei 2015.

Arief menambahkan bisnis gaya hidup syariah sedang populer dan sangat menjanjikan. Apalagi, Indonesia memiliki pasar yang besar untuk mengembangkan bisnis di sektor syariah.

Untuk itu, Arief menargetkan pertumbuhan market share di sektor ini bisa mencapai 2,5 persen pada 2020 atau senilai US$ 5 miliar. Sebelumnya, pada 2012 market share pariwisata masih sekitar 1,2% atau senilai US$ 1,7 miliar.

Terakhir, dari sisi strategi implementasi. Arief mengakui pada titik ini Indonesia menemui sedikit hambatan, sebab sektor pariwisata masih merupakan kebutuhan tersier. Namun, hal ini bisa diatasi jika semua pihak cermat membaca kebutuhan dasar masyarakat.

" Kita dapat memulai bisnis lifestyle dari fesyen dan makanan. Karena keduanya merupakan basic needs yang sesuai dengan keinginan masyarakat," tutupnya.

(Laporan Kurnia Yunita Rahayu)

Beri Komentar