Mengenal Koin Benggol, Uang Kerokan dari Era Kolonial

Reporter : Alfi Salima Puteri
Minggu, 9 Januari 2022 17:00
Mengenal Koin Benggol, Uang Kerokan dari Era Kolonial
Koin benggol berbentuk yang besar, tebal dan memiliki pinggiran yang rata, sehingga nyaman digunakan sebagai alat kerokan di era kolonial.

Dream - Kerokan merupakan cara tradisional mengobati masuk angin di kalangan masyarakat Jawa. Selain berfungsi sebagai alat bayar, ternyata ada satu uang koin di era kolonial yang kerap dijadikan alat untuk kerokan, yaitu uang Benggol.

Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, 23 Juni 2021, koin Benggol, khususnya pecahan 2 ½ cent Nederlandsch-Indie, selalu dipakai untuk kerokan karena bentuknya yang besar dan tebal sehingga sangat nyaman digunakan.

Bagian pinggirnya pun rata sehingga tidak menimbulkan rasa sakit jika koin beradu dengan kulit. Koin berbahan tembaga ini dicetak sejak tahun 1856 sampai 1945 dan berlaku hingga tahun 1950-an.

Dalam kurun waktu 16 tahun cetakan, koin benggol dicetak dengan jumlah yang bervariasi setiap tahunnya. Pencetakan paling sedikit terjadi pada tahun 1896 sejumlah 1,12 juta buah dan terbanyak pada tahun 1945 sebanyak 200 juta buah.

1 dari 2 halaman

Dari cetakan-cetakan tersebut, terdapat jenis cetakan khusus pada uang benggol di tahun 1902, yaitu berbahan emas dan perak dengan berat 13,5 gram dalam jumlah yang terbatas.

Uang koin benggol diterbitkan dalam dua cetakan dengan sejumlah perbedaan. Pada kelompok cetakan I, huruf arab ditulis dalam dua baris dan menggunakan huruf arab gundul.

Sedangkan pada kelompok cetakan II, huruf arab ditulis dalam tiga baris dengan menggunakan huruf arab yang dilengkapi harokat.

Perbedaan lainnya, pada kelompok cetakan I bentuk mahkota atas lebih lebar daripada bentuk mahkota atas pada kelompok cetakan II. Perbedaan terakhir ialah terletak pada ornamen mawar, di mana pada kelompok cetakan I bentuknya lebih besar daripada kelompok cetakan II.

 

2 dari 2 halaman

Koin benggol di beberapa cetakan juga memiliki ragam keunikan. Pada koin benggol emisi 1945, misalnya, terdapat huruf P pada bawah angka 45 yang menunjukan bahwa uang tersebut dicetak di Philadelphia, Amerika Serikat. Sementara tanda prify pada uang tersebut bergambar pohon palm.

Keunikan lainnya dari koin benggol terdapat di emisi 1856, yaitu penggunaan huruf mim. Huruf mim ini ada yang terbuka dan tertutup.

Selain koin benggol, Pemerintah Hindia Belanda juga mencetak uang koin dengan lubang di tengahnya atau disebut dengan uang sen bolong. Uang tersebut berbahan tembaga dan diterbitkan sejak tahun 1936 hingga 1945 dalam 6 tahun periode cetakan, yaitu 1936, 1937, 1938, 1939, 1942, dan 1945.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More