Tak Sebatas Merger, Ini Cara Bikin Bank Syariah BUMN Jadi `Raksasa`

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 21 Oktober 2020 15:12
Tak Sebatas Merger, Ini Cara Bikin Bank Syariah BUMN Jadi `Raksasa`
Penggabungan tiga bank syariah milik BUMN dipercaya bisa memberikan kekuatan yang lebih baik.

Dream – Pemerintah menggabungkan tiga bank syariah milik BUMN untuk membentuk bank umum syariah yang kuat dan kompetitif. Namun, target menjadi pengusaha industri keuangan syariah dunia tak hanya bisa selesai dengan membangun satu bank umum syariah terbesar di Indonesia.

Doksen IPB University dari Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Irfan Syauqi Beik, mengatakan proses merger bank syariah BUMN hendaknya diikuti dengan kebijakan afirmatif yang mendukung dan memperkuat industri perbankan syariah.

Menurut dosen yang juga direktur di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Ini, pemerintah seharusnya ikut membantu dengan mendorong ekosistem bisnis yang lebih terintegrasi terutama antara sektor riil, sektor keuangan dan sektor sosial (zakat, infak sedekah dan wakaf).

Dia menyontohkan, saat pemerintah ingin mengembangkan kawasan industri halal, maka semua transaksi keuangannya hendaknya difasilitasi oleh bank syariah, termasuk bank hasil merger ini.

“ Berikan kesempatan kepada bank syariah untuk memfasilitasi semua transaksi keuangan, baik transaksi perusahaan yang ada di kawasan industri halal, transaksi karyawannya, supporting bisnisnya, seperti kafetaria dan kantin karyawan, itu semua difasilitasi oleh bank syariah,” kata Irfan dalam keterangan tertulis IPB, dikutip Dream, Rabu, 21 Oktober 2020.

Irfan mengatakan bank syariah hasil merger akan langsung masuk ke dalam sepuluh besar. Antara posisi ke-7 atau ke-8 bank dengan aset terbesar.

“ Sebelumnya, paling tinggi baru Bank Syariah Mandiri yang hanya di urutan 15. Jadi memang dengan adanya merger ini, kekuatan bank syariah bisa lebih baik,” kata dia. 

1 dari 2 halaman

Tampilkan Kinerja dengan Baik

Tak hanya itu, bank syariah juga diyakini sudah memiliki teknologi yang cukup canggih untuk bisa bersaing. Teknologi bank syariah terutama dari tiga bank yang akan dimerger itu sudah sangat bagus. Terlebih, di tengah pandemi ini, ketiganya justru menunjukkan kinerja yang baik.

Irfan tak sependapat jika penggabungan ini dilakukan karena alasan kemampuan penguasaan teknologi dari ketiga bank syariah BUMN. Lebih jauh, dia menilai kemampuan adaptasi di tengah situasi pandemi yang mengharuskan untuk penguatan teknologi sudah bisa ditunjukkan dengan baik oleh ketiga bank ini.

Keunggulan inilah yang membuat performance bank syariah BUMN di tahun 2020 meningkat. " Bahkan BRI Syariah labanya meningkat sampai 122 persen di semester pertama, demikian juga BSM meningkat 30 persen,” kata dia.

Contoh lainnya, Irfan juga menyoroti belum adanya bank syariah yang mendapatkan status bank operasional satu. Sampai saat ini bank syariah di Tanah Air barus bisa menyandang status bank operasional dua. 

Bank kategori ini boleh terlibat dalam memfasilitasi pembayaran gaji para aparatur sipil negara (ASN). Tercatat, ada delapan bank syariah yang mendapatkan status bank operasional dua.

“ Dengan status bank operasional satu nantinya bukan hanya soal gaji, tapi pelibatan pada proyek-proyek strategis yang berdasarkan APBN atau APBD. Jadi kalau sudah merger, berikan status bank operasional satu, karena sudah BUKU empat. Ini yang saya kira contoh kebijakan konkrit yang bisa mengakselerasi bank syariah,” kata Irfan.

2 dari 2 halaman

Jangan Fokus kepada Pembiayaan Korporasi

Selain itu kebijakan lain yang akan mendongkrak kinerja bank syariah menurut Dr Irfan, yaitu menetapkan kebijakan bagi BUMN non keuangan seperti PTPN, Pertamina, dan Perusahaan Gas Negara untuk menempatkan dananya sekurang-kurangnya 30 persen ke bank syariah.

Namun demikian, yang juga perlu diingat adalah agar bank syariah memiliki dampak signifikan pada penguatan perekonomian nasional yang berkeadilan, sebut Dr Irfan, komitmen untuk memfasilitasi pembiayaan bagi UMKM juga perlu tetap dijaga.

" Jangan sampai kalau bank merger ini sudah kuat hanya berfokus pada pembiayaan korporasi. Kalau komitmen ini bisa dijaga, mayoritas pembiayaan untuk UMKM yang notabenenya milik umat itu, maka dampaknya pada penguatan ekonomi yang lebih berkeadilan. Sehingga kue ekonomi bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat,” kata Irfan.

Beri Komentar