Founder And Chairman LVMH, Bernard Arnault
Dream - Miliarder Perancis, Bernard Arnault, berpotensi menggusur Jeff Bezos dan Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia nomor wahid. Peluang itu muncul setelah Arnault mengumumkan akusisi perusahaan perhiasan mewah Tiffany&Co pada 2020.
Dikutip dari Fox Business, Jumat 29 November 2019, pria berusia 70 tahun ini adalah pendiri dan pimpinan LVMH (LVMH Moet Hennessy). Perusahaannya dikenal sebagai produsen barang-barang mewah terbesar di dunia dengan brand Louis Vuitton. Arnaudi memiliki harta kekayaan US$103 miliar (Rp1.450,21 triliun).
Berdasarkan data Bloomberg Billionaire Index, Bezos mengantongi kekayaan senilai US$111 miliar (Rp1.562,85 triliun) dan Gates US$110 miliar (Rp1.548,77 triliun).
Sekadar informasi, LVMH akan membeli saham Tiffany&Co senilai US$16,2 miliar (Rp228,09 triliun). Pembelian saham ini diperkirakan terjadi pada pertengahan 2020.
Nantinya, perusahaan ini akan melengkapi jajaran merek mewah LVMH, seperti Celine, Louis Vuitton, dan Givenchy.
Arnault sendiri bergabung ke “ grup” miliarder berharta US$100 miliar pada Juni 2019. Ini terjadi saham LVMH menyentuh angka US$406,27 (Rp5,72 juta) per lembar.
Ditambah lagi LVMH baru mencetak pendapatan senilai US$55,3 miliar (Rp778,61 triliun) pada 2018.
Dream – Hilangnya kekayaan tak selamanya akibat bisnis bangkrut. Kebijakan pemerintah juga bisa membuat seorang miliarder kehilangan harta mencapai triliunan. Nasib apes inilah yang dialami seorang bos perusahana properti, Hui Ka Yan.
Kekayaan Hui Ka Yan mendadak berkurang 21 persen atau Rp 45 miliar yuan (Rp90,20 triliun). Meski berkurang, Hui masih orang tajir. Kekayaannya saat ini masih mencapai 170 miliar yuan (Rp340,75 triliun).
Dikutip dari South China Morning Post, Kamis 7 November 2019, kekayaan Hui Ka Yan itu hilang setelah harga saham perusahaan, Evergrande, babak belur di bursa saham setempat. Saham Evergrande anjlok sampai 22 persen tahun ini.
Ekspansi besar-besaran yang dilakukan perusahaan sebelumnya telah menggerus aset perusahaan properti ketiga terbesar di Negeri Tirai Bambu itu.
Alhasil, kini Evergrand harus mengurangi asetnya untuk meringankan beban utang perusahaan.
Tak hanya dari faktor internal, kinerja Evergrande juga terpukul oleh kebijakan pemerintah yang melarang pembiayaan langsung kepada pengembang yang belum mendapat persetujuan untuk memulai konstruksi. Pembiayaan ini mencakup pasar ekuitas dan surat utang.
Belum lagi pemicu dari kebijakan Partai Komunis China kepada pemerintah yang mendesak untuk tidak lagi menggenjot properti sebagai sarana pendorong pertumbuhan ekonomi.
Dream – Tak pernah terbayang dari benak Masaru Wasami bahwa dia akan menjadi miliarder. Kini, dia menjadi orang kaya-raya di Jepang dengan harta belasan triliun rupiah.
Dikutip dari Bloomberg, Senin 14 Oktober 2019, cerita ini bermula dari Masaru yang menjadi karyawan paruh waktu saat berusia 12 tahun. Dia ingin membantu mencari uang untuk pengobatan sang ibu yang mengidap tuberkulosis (TBC). Tiga tahun kemudian, Masaru berhenti sekolah dan berbisnis full time.
Pada 1970, Masaru merintis bisnis truk di bawah bendera Maruwa Unya Kikan Co. Bisnisnya bergerak di bidang pengiriman produk. Awalnya, dia hanya punya satu truk. Beberapa tahun kemudian, jumlah truk yang dimilikinya sampai 100 truk.
Semula dia berbisnis pengiriman produk, kini bisnisnya berkembang menjadi pengiriman obat-obatan dan logistik supermarket di seluruh Jepang.
Kini, Masaru menjadi orang kaya-raya di Jepang dan keberhasilannya tak lepas dari peran Amazon Inc.
Saat berkisah pertama kalinya memantapkan hati untuk berbisnis, Masaru mengaku tak ada ide. Saking tak ada pikiran, pria ini tak bisa tidur.
Lalu, pagi harinya, Masaru menemani temannya untuk mengambil paket dari pabrik benang. Tapi, dia tidak mampu menangani pengiriman parsel. Inlah yang menjadi alasan Masaru untuk berbisnis pengiriman paket.
Pemilik 60 persen ini tak keberatan menggandeng Amazon dan Rakuten—online retailer di Jepang—untuk mengembangkan bisnisnya. Masaru menawarkan jasa pengiriman “ same day delivery” kepada dua e-commerce raksasa itu.
Selain kerja sama dengan dua e-commerce, kenaikan harga saham Maruwa turut mengerek kekayaan Masaru. Bloomberg mencatat kekayaan pria berusia 74 tahun ini senilai US$1 miliar (Rp14,14 triliun).
Masaru juga menggandeng perusahaan parsel terbesar, Yamato Holdings Co. Sama dengan Rakuten dan Amazon, dia menawarkan bisnis pengiriman same day delivery.
Pada 2017, bisnis parsel Yamato berkembang tiga kali lipat dan mendorong volume pengapalan dari ritel e-commerce. Kenaikan bisnis ini tentu saja berakibat pada bisnis pengiriman.
Meskipun sedang moncer, Masaru enggan menerima permintaan kelebihan pengiriman. Dia tak mau ngoyo terhadap bisnis pengiriman barang dari perusahaannya dan ogah melebihi kapasitas.
“ Perusahaan kami juga menawarkan gaji yang kompetitif untuk sopir truk,” kata Masaru.
Dia menuturkan, Maruwa bisa menghasilkan uang senilai 7,2 juta yen (Rp939,92 juta) dengan mengirimkan lebih dari 150 paket per hari.
Sekadar informasi, pendapatan Maruwa melesat 15 persen menjadi 85,6 miliar (Rp1,12 triliun) per 31 Maret 2019. Logisitik dan ritel makanan tetap menjadi bisnis terbesar Maruwa. Kini, paket e-commerce juga memberikan sepertiga pendapatan perusahaan Masaru.
Meskipun sudah sukses dan tajir, Masaru tetap tidak puas. Dia mengatakan penjualannya seharusnya beberapa kali lebih besar karena dia menghabiskan waktu hampir 50 tahun untuk berbisnis.
“ Saya belum menghasilkan yang terbaik,” kata dia.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib