Ilustrasi Menonton Televisi. (Foto: Shutterstock)
Dream - Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), David Fernando Audy, menyebut dominasi konten asing dalam dunia pertelevisian di Indonesia semakin menurun. Masyarakat Indonesia lebih menyukai tayangan lokal.
" 20 tahun lalu baik di RCTI, baik yang lain, film Hollywood, rating film asing semakin turun,” kata David Fernando Audy, di Jakarta, Kamis 12 Desember 2019.
MNCN sendiri, kata David, sudah menurunkan porsi tayangan asing dan lebih mengedepankan konten lokal sebagai sarana tontonan pemirsa Indonesia. Setiap tahun, lanjut dia, konten asing diturunkan dan saat ini 95 persen lokal di stasiun televisi yang dinaungi MNCN.
" Kalau rating kami asing, ya, nggak jalan. Itulah sebabnya kami mengurangi pembelian konten asing,” kata pria yang karib disapa Audy ini.
Audy juga menjelaskan, negara-negara yang kesehariannya tidak menggunakan Bahasa Inggris cenderung sukar menonton tayangan asing. Para penonton merasa tidak " nyambung" dengan subtansinya.
" Negara non-English, konten lokal jadi jawara, mereka kurang connect, kurang begitu nyambung," kata dia.
Untuk itu, MNCN bersama PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) bekerja sama membuat konten produksi. Kolaborasi ini dilakukan agar konten lokal menjadi yang terdepan di industri hiburan Tanah Air.
Kerja sama konten tersebut nantinya akan bisa disaksikan platform over the top (OTT) Vidio.com dan RCTI+. " Konten lokal always be the king," kata dia.
Dream - Dua raksasa media, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) menjalin kolaborasi dalam pembuatan konten produksi. Dua perusahaan ini sepakat berinvestasi konten khusus di over the top (OTT) atau platform digital milik mereka.
Direktur Utama SCMA, Sutanto Hartono, mengatakan dalam membuat suatu konten dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu, perlu adanya sokongan investasi agar menghasilkan karya yang baik.
" Menggabungkan konten kemampuan produksi dan kekuatan media akan memungkinkan kami untuk mendorong pertumbuhan lokal konten dan ekosistem kreatif ke tingkat berikutnya," kata Sutanto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 12 Desember 2019.
© Dream
Menurut Sutanto, industri OTT yang dimiliki SCMA dan MNCN seperti Vidio.com dan RCTI+ telah eksis. Perlu ada dukungan konten yang baik agar platform dua perusahaan ini bisa tetap tampil.
" Kami berharap bisa memulai beberapa inisiatif strategis dengan MNCN,” kata Sutanto lagi.
Presiden Direktur MNCN, David Fernando Audy, menilai kerja sama ini sangat menguntungkan, terutama dalam penggunaan dana.
Menurut dia, dana yang biasanya digunakan untuk memproduksi satu konten dapat menghasilkan dua konten.
" Kalau cost-nya sama dengan budget yang sama bikin satu, tapi sekarang dengan masing-masing cost yang sama, bisa dapat dua movie," kata dia.
Selain itu, tujuan kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan produksi konten lokal. Sehingga, para pemain lokal dapat berjaya di negerinya sendiri. " Local content di Indonesia itu king-nya," kata dia.
Malu dan Sesal SBY Pernah Beri Jabatan ke Moeldoko, Minta Ampun kepada Tuhan
Lebih Sultan dari Raffi Ahmad, Daftar Kekayaan Haji Bolot Ini Bikin Melongo
Sempat Dibilang Bangkrut, 3 Sumber Penghasilan Pak Tarno Sekarang
Beli Balon ke Badut Pikachu, Si Cewek Kaget Saat Lihat Harganya
Wika Salim Ketemu Truk Ayam Bergambar Mukanya, Langsung Teriaki Sopir
Sempat Dibilang Bangkrut, 3 Sumber Penghasilan Pak Tarno Sekarang