ODOJ (4): ODOJERS Tergigih: Dari Terpaksa, Kini Ketagihan

Reporter : Agung
Senin, 8 September 2014 15:46
ODOJ (4): ODOJERS Tergigih: Dari Terpaksa, Kini Ketagihan
Dia mengelola 13 group dengan anggota 350 ODOJERS.

Dream - Pagi baru saja pecah. Kehangatan matahari menyusup ke sela-sela bayangan pohon yang masih memanjang. Sebuah angkot arah berhenti di Rempoa, Tangerang, Banten saat seorang gadis menghentikannya.

Arie Lestari, gadis berusia 22 tahun itu menyusup diantara penumpang yang memenuhi bangku di angkot itu. Di sela-sela usaha angkot menerobos kemacetan, Arie merogoh ponsel pintar di dalam tasnya.

Kepalanya terus tertunduk, fokus ke layar. Apa yang dilakukannya ? Main game ? Chatting ? Atau Update status ?

Reporter Dream, Ervina Anggraini coba melongok. Ternyata di layar itu tampak deretan huruf arab dari juz ke-17. Arie sibuk membaca dari aplikasi Kitab Suci Alquran.

Sesekali konsentrasi tilawah--membaca Alquran--buyar ketika laju angkot berhenti mendadak mengambil dan menurunkan penumpang. Tak terasa hampir satu jam perjalanan ditempuh. Setiba di kantornya di kawasan Bintaro, aplikasi Alquran itu ditutup.

Arie turun dari angkot. Dia memulai aktifitas sehari-harinya di perusahaan konsultan teknologi tempat ia bekerja. Begitu duduk di ruang kerja berukuran kecil seperti bilik Wartel, Arie membuka laptop.

Saat istirahat Ashar, Arie kembali mencicil tilawah. Jika di jalan memanfaatkan kecanggihan teknologi, kali ini anak ketiga dari lima bersaudara itu memilih menggunakan Alquran yang tersedia di mushola kantor.

Dia terlihat khusyuk membaca setiap surat. Gangguan dari telepon atau pesan yang masuk ke ponselnya sengaja diabaikan. Selepas Maghrib, Arie bersiap melanjutkan studi Strata 1 Manajemen Informatika di daerah Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Sepanjang perjalanan menuju kampus, dia manfaatkan melanjutkan tilawah. Aplikasi Alquran dalam ponsel kembali difungsikan. Matanya mulai terlihat memerah, lelah memelototi layar. Sejenak berhenti.

Keletihan terusir cepat, begitu melihat penumpang lain juga sedang tilawah di tengah padatnya laju kendaraan. Semangatnya terpacu.

Tak lupa ia mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel. Foto tilawah yang didapat lalu dikirim ke grup ODOJ di pesan instan Whatsapp, membagi inspirasi penyemangat anggota yang lain.

ODOJ (4): ODOJERS Tergigih: Dari Terpaksa, Kini Ketagihan


****

Berapa juz dalam sehari yang kamu selesaikan? Pertanyaan dari senior kampus itu melekat terus di kepala Arie Lestari. Terbawa sampai di rumah. Hatinya tersindir.

Itulah awal dari pemacu semangatnya untuk lebih rajin membaca Alquran. Arie sadar, dia hanya rajin baca Alquran pas Ramadan. Saat bulan berganti, kebiasaan pun ikut lenyap. Membayangkan melahap satu juz Alquran dalam sehari di tengah aktivitas yang padat, sepertinya bukan perkara mudah. Butuh semangat, perlu komitmen.

Namun keraguan itu bersambut kala rutinitas Arie berada di titik jenuh, selepas lulus kuliah D3 di Universitas Pertanian Bogor (IPB). Aktivitasnya saban hari mulai terasa membosankan, cuma kerja di kantor lalu pulang ke rumah.

Motivasinya naik kala mengetahui ada komunitas ODOJ (One Day One Juz). Ternyata orang lain bisa. Guna memupuk motivasinya, dia pun bergabung ke dalam ODOJ. " Pertama mengenal ODOJ dari kakak kelas di kampus yang sama-sama tergabung dalam Rohis (Rohani Islam)," kata Arie saat berbincang dengan Dream.co.id, Jumat, 5 September 2014 lalu.

Awal bergabung Arie masih setengah hati. Sempat seminggu tidak aktif, cuek. Tapi belakangan 'paksaan' menuntaskan satu juz setiap hari justru terasa nikmat dan menjadi kebutuhan. " Seperti ‘kecanduan’ dengan komunitas ini. Apalagi setelah bisa bagi waktu di tengah aktivitas kerja" .

****


Sejak menjadi ODOJERS, Arie dipilih menjadi admin grup di jejaring sosial WhatsApp komunitas wanita ODOJ. Bisa terbayang begitu repotnya dia memantau dan menagih juz di setiap grup. Di sisi lain, ia juga harus menuntaskan kewajiban melumat satu juz.

" Awalnya saya megang 5-6 grup tapi kemudian justru merasa tertantang, sampai ingin nambah grup lagi untuk saya adminin," ujar Arie yang sempat menjadi admin di 13 grup dengan anggota hamper 350 ODOJERS. Sehingga dia dinobatkan sebagai admin tergigih.

Kendala banyaknya grup yang dikelola otomatis membuat interaksi meningkat. Notifikasi di ponsel pun menumpuk. Dampaknya, handphone sering error, bahkan baterai langsung soak ketika pernah mendapat 5.500 notifikasi sekaligus.

Arie tak menampik dalam perjalanannya hampir setahun bergabung di ODOJ, terkadang mengalami fase naik turun. Terutama saat menjadi admin grup, bagimana bisa mengelola agar anggotanya tak bosan dan memutuskan hengkang.

" Kuncinya membantu dan sering menjalin komunikasi dengan ketua grup dan semua anggota. Sering kontrol grup, perhatian lebih ke arah lebih dekat, bukan hanya saat online tapi juga ketemu langsung," kata penyuka warna ungu ini.

Kata dia, awalnya semua memang terasa seperti dipaksa. Hambatan entah itu malas atau tak punya waktu menyelesaikan satu juz dalam sehari sudah pasti dialami. Tapi dengan dorongan niat dan kebiasaan, sampai akhirnya kita merasa butuh untuk khatam Alquran, pas dalam tempo sebulan.

Tak terkecuali pada fase sesibuk apapun, termasuk di atas angkot sekalipun.

Beri Komentar