Pasar Syariah Terbesar, RI dan Malaysia Berlomba Saingi Saudi

Reporter : Syahid Latif
Selasa, 28 April 2015 15:32
Pasar Syariah Terbesar, RI dan Malaysia Berlomba Saingi Saudi
Industri perbankan syariah saat ini diakui sedang mempersiapkan diri menjadi instrumen utama di pasar keuangan global.

Dream - Arab Saudi diprediksi bakal menjadi pasar perbankan syariah terbesar di dunia. Aset industri perbankan syariah negara kerajaan ini ditaksir akan mencapai US$ 683 miliar pada 2019.

Laporan World Islamic Banking Competitiveness yang dilansir Ernst & Young (EY) memperkirakan Saudi telah menjadi pasar utama bagi pertumbuhan industri perbankan syariah. Bank syariah pertama dengan ekuitas modal di atas US$ 10 miliar saat ini diketahui berkantor pusat di Saudi.

Tidak hanya itu, permintaan pasar yang kuat, baik retail dan korporasi, menyebabkan bank syariah tumbuh signifikan. Dengan 54 persen dari seluruh pembiayaan dilakukan melalui transaksi syariah di tahun 2013. Secara keseluruhan, besarnya aset perbankan syariah di Saudi telah hampir dua kali lipat dari 2009 ke 2013.

" Industri perbankan syariah sedang mempersiapkan diri menjadi mainstream secara global. Arab Saudi adalah pasar perbankan syariah yang terbesar di dunia, mewakili 31,7 persen dari pangsa pasar global,” kata Ashar Nazim, Pemimpin Keuangan Syariah Global dari EY mengutip Zawya, Selasa, 28 April 2015.

Saudi diakui sebagai pelopor dalam industri perbankan syariah. Bahkan EY berharap Saudi terus menjadi pemimpin pasar, di tengah usaha Malaysia, Turki dan Indonesia yang juga membangun diri mereka menjadi pusat perbankan syariah.

Selain itu, EY menilai bank-bank syariah di Saudi juga berhasil mendapat nilai tertinggi dalam hal kepuasan nasabah di kantor-kantor cabang.

Dalam studi tersebut, EY melakukan penelitian terhadap 567.071 nasabah perbankan syariah di Saudi di media sosial. Hasilnya, 2,2 juta nasabah tersebar di berbagai sumber online di sembilan pasar utama (Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, Malaysia, Indonesia, Turki, Qatar dan Oman).

Dari hasil analisisnya, EY menemukan nasabah umumnya puas terhadap layanan di kantor-kantor cabang.

" Kepuasan bervariasi antara bank dan jenis nasabah. Nasabah berusia muda secara terbuka mengkritik layanan tradisional dan meminta solusi yang lebih digital," kata Muzammil Kasbati, Direktur Global Banking Center of Excellence EY.

Menurut Muzammil, beberapa bank masih mengalami dilema antara melayani dan mengadopsi nasabah baru yang tradisional dengan yang sudah mengerti teknologi. “ Bank-bank syariah masih banyak yang mengandalkan kantor-kantor cabang fisik yang sayangnya menghambat nasabah mereka mencapai kepuasan," kata Muzammil.

Beri Komentar