Penyesalan Bos Wanita Remehkan Ibu Bekerja

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 12 Maret 2015 07:00
Penyesalan Bos Wanita Remehkan Ibu Bekerja
Secara teratur dia menolak pegawai wanita berkeluarga dan 'diam-diam merendahkan' etos kerja mereka.

Dream - Hikmah memang datang belakangan. Hal inilah yang dialami Katharine Zaleski. Berposisi sebagai bos dari organisasi yang menghubungkan para perempuan dengan pekerjaan impian, PowerToFly, Zaleski kerap kali tidak selalu ramah terhadap keluarga.

Sebagai manajer berusia 20 tahunan yang bekerja untuk The Huffington Post dan The Washington Post, Zaleski tak menaruh simpati para pegawai yang sudah jadi ibu. Secara teratur dia menolak ibu pegawai dan 'diam-diam merendahkan' etos kerja mereka.

" Saya diam-diam tak habis pikir tentang seorang ibu yang tidak bisa bersama saya dan tim di menit-menit terakhir kantor. Saya mempertanyakan 'komitmen' mereka," Zaleski mulai bercerita dalam sebuah esai di majalah bisnis Fortune seperti dikutip Dream, Kamis, 12 Maret 2015.

Selama ini, Zaleski senantiasa terobsesi untuk menunjukkan komitmen kerja dengan pulang larut malam. Meski diakui, dia baru mulai beraktivitas pada 10:30, atau dua jam lebih telat daripada ibu-ibu yang tiba pukul 8:30.

Suatu ketika, Zaleksi harus bertemu direktur Time.com untuk membahas masalah kerjasama. Tampak tertegun, Zaleski melihat ruangan direktur itu dipenuhi foto anak-anak. Pikiran Zaleski sungguh negatif. Baginya, editor Time.com ini terlalu keibu-ibuan untuk membahas ide kerjasama itu.

Seiring waktu, pandangan Zaleski berubah secara dramatis. Kehidupan membawanya untuk membentuk sebuah keluarga. Di sinilah Zaleski mengakui betapa buruknya dia sampai lima tahun kemudian, saat melahirkan seorang putri'.

Dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, Zaleski seperti merasa karirnya sudah berakhir. Ketika memiliki anak, Zaleski dipaksa menjadwal ulang kehidupan dan kerjanya.

Dia merasa tidak berharga karena tidak bisa duduk di kantor selama sepuluh jam sehari dan memenuhi komitmen untuk tetap bekerja.

" Saya seperti seorang perempuan dengan dua pilihan: kembali bekerja seperti sebelumnya dan tidak pernah melihat putri saya, atau berhenti dan menyerahkan karir yang dibangun selama sepuluh tahun terakhir," tulisnya.

Kehamilan Membuka Matanya....

 

1 dari 1 halaman

Kehamilan Menyadarkannya

Kehamilan Menyadarkannya © Dream

Secercah pelajaran berharga muncul saat Zaleski hamil. Rekan kerja Zaleski, Milena Berry, datang membawa ide mendirikan perusahaan bagi perempuan yang punya keahlian bekerja dari rumah. Ide inilah yang kelak berubah menjadi PowerToFly.

Berubah 180 derajat, Zaleski kini justru mempekerjakan setengah dari stafnya yang merupakan para ibu yang bekerja dari rumah.

" Dengan mengaktifkan perempuan untuk bekerja dari rumah, mereka mendapatkan penghargaan atas produktivitas mereka dan tidak perlu ada waktu yang dihabiskan untuk duduk di kantor atau bar setelah pulang kerja," jelas Zaleski.

Baginya, para ibu kini bisa memiliki pilihan ketiga yang memungkinkan mereka untuk tetap aktif di dunia kerja atau menjadi bagian dari itu. Semua alat-alat untuk melakukan kerja jarak jauh telah tersedia. Ada Slack, Jira, Skype, Trello, Google Docs. Bahkan menurut penelitian pekerja jarak jauh ternyata lebih produktif

" Saya berharap bisa tahu ini lima tahun yang lalu, sebagai manajer muda tanpa anak. Ibu adalah orang-orang yang Anda butuhkan dalam tim Anda."

Salah satu alasan Zaleski mendirikan PowerToFly adalah ingin mengakhiri pendapat yang mengatakan pekerjaan dinilai dari kehadiran fisik seseorang.

Zaleski menerangkan, satu miliar perempuan akan menjadi tenaga kerja dalam sepuluh tahun ke depan. 80 persen dari mereka akan menjadi ibu. Saat ini lebih banyak perempuan putus kerja dibanding di tahun 70-an. Para ibu butuh pekerjaan yang bisa dilakukan dari jarak jauh karena mereka juga harus selalu dekat dengan anak-anak mereka.

Jadi ada masalah yang sangat jelas. Bekerja jarak jauh adalah salah satu solusi untuk mengatasi masalah pemberdayaan kaum ibu terampil.

Kini Zaleski telah memahami siapa dirinya. Dia adalah seorang ibu yang bisa mengawasi sebuah tim dari rumahnya atau saat melakukan perjalanan bisnis, mendapat penghasilan dan membangun budaya bagi kaum perempuan agar bisa sukses dalam hidup.

" Saya belum pernah merasa lebih produktif, puas dan gembira sebelumnya tentang masa depan saya dan putri saya. Saya berharap saya telah diakui tahun ini lalu."

" Untuk itu, saya minta maaf kepada semua ibu yang pernah bekerja dengan saya."

Baca Juga: Brimob Salat di Tengah Suasana Siaga, Banjir Komentar Raih Cum Laude, Anak Pedagang Ikan Ini Pilih Bangun Desa Jenderal Hoegeng Dinobatkan Jadi Polisi Jujur Sedunia Saat Para Mualaf Berantas Buta Aksara Alquran Adu Kecerdasan `Di Bawah Naungan Alquran` Prajurit TNI Kalahkan Pasukan AS, Inggris, dan Australia Adan, Bocah Penyandang Autisme Penghafal Alquran

Beri Komentar