Rumah Basuki Yang Digusur (Foto: Google Maps)
Dream - Jalan Tol Bekasi-Cawang Kampung Melayu (Becakayu) sudah resmi beroperasi di seluruh ruasanya. Proyek besar yang dikerjakan BUMN konstruksi bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) punya cerita tersendiri bagi sang Menteri, Basuki Hadimuljono.
Pria yang kerap disapa Pak Bas itu harus merelakan rumah lamanya digusur untuk kelancaran pembangunan jalan tol Becakayu. Proyek yang notabene dijalankan kementeriannya sendiri.
Tol sepanjang 16,78 kilometer itu sudah dibuka sejak April 2023 dengan empat zonasi tarif yang dimulai dengan sekitar Rp10.500 hingga Rp57.000, berdasarkan data tarif awal.
Pembangunan ruas Tol Becakayu tidak lain untuk menghindari kemacetan di jalan arteri wilayah Jakarta Timur dan Bekasi. Di mana waktu tempuh perjalanannya kini hanya memakan waktu 30 menit.
Menilik kembali cerita digusurnya rumah Pak Bas, penampakan hunian yang terletak di Kalimalang, Bekasi, itu bisa terlihat ketika menelusuri laman Google Maps. Fitur dari mesin pencarian Google itu menangkap rumah diduga milik Menteri PU pada Agustus 2022 lalu. Seperti apa potretnya?
Seperti citra sederhana yang melekat pada sosoknya, rumah Pak Bas yang digusur pada 2019 juga menggambarkan diri Sang Menteri.
Rumah ini menyatu dengan semilir pepohonan dan menjadi kenangan yang melekat untuk keluarganya.
Pak Bas sendiri mengakui anak-anaknya kala itu sangat berat menerima kenyataan bahwa rumahnya juga terdampak digusur. Rumah ini telah ditinggali sejak tahun 1990, tahun di mana Pak Bas pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan S3 di Amerika Serikat.
“ Jangan dikira mudah. Anak saya tiga itu, kan, dari kecil di situ. Waktu saya kasih tahu, ya, nangis. Musholanya di situ. Teman-teman kampungnya di situ,” kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada 2019 lalu, dikutip dari Liputan6.com, Rabu, 5 Juli 2023.
Rumah yang terletak di Komplek Perumahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi ini jauh dari hiruk pikuk kendaraan. Antara jalan setapak dan pelataran rumahnya hanya dibatasi oleh gerbang hitam. Tidak ada warna mencolok, hanya dominasi warna hitam.
Di depan rumah itu, pepohonan menjalar sebagai pembatas antara jalan raya besar dengan rumahnya.
Untuk menuju jalan besar itu, ada tangga yang cukup dilewati satu orang. Yang jelas, jalan ini sekarang sudah berubah menjadi tol.
Kesan asri dan sejuk memang sangat terasa dari rumah tersebut. Pemilik rumah menyediakan sebuah teras dengan dua bangku dan sebuah meja yang semuanya terbuat dari rotan.
Tempat menjamu tamu tersebut berada di sisi kiri dari akses utama pintu masuk ke dalam rumah. Pengunjung akan menikmati pemandangan luas di depannya berupa pepohonan rindang.
Sedikit jauh melihat ke depan akan tampak jalan gedung bertingkat di kejauhan dan tangga menuju ke sungai Kalimalang.
Sementara di sisi kanan dari pintu utama, terlihat sebuah hiasan berupa kandang yang biasanya digunakan untuk menyimpan hewan peliharaan.
Posisi kandang tersebut cukup teduh karena berada menjorok ke bagian teras dan dilindungi pepohonan yang rindang.
Mesin pencarian Google juga ternyata menyimpan foto rumah Menteri Basuki yang pernah diunggah pada Desember 2015 dan Agustus 2013 lalu.
Tak ada perubahan signifikan dari bentuk rumah yang dihuni Pak Bas bersama keluarganya tersebut. Perbedaan hanya terasa dari pepohonan yang lebih rindang dibandingkan foto yang diunggah Googlempa tertanggal Agustus 2022.
Pada foto yang diunggah Desember 2015 di atas terlihat ketinggian tanaman mencapai separuh dari pagar rumah tersebut.
Sementara pada foto yang lebih lama, terlihat suasana teras rumah tersebut yang lebih asri.
Ditinjau dari Googlemaps dengan keterangan kondisi Agustus 2013, rumah menteri Basuki lebih asri dibandingkan tahun-tahun setelahnya.
Pepohonan di halaman depan sangat rindang. Bahkan beberapa tanaman hias masih terlihat tumbuh segar untuk memanjakan penghuni maupun tamu yang berkunjung.
Ketika rumah itu digusur, Pak Bas tak lagi mempunyai kampung halaman. Sebab, kediaman orang tua Basuki yang lama juga sudah dijual.
“ Saya pengalaman tak punya kampung halaman. Karena rumah orang tua saya sudah dijual karena butuh. Karena saya anak delapan orang, lain-lain kebutuhannya. Jadi saya enggak punya lagi kampung halaman. Sedih juga,” kata dia.
Meskipun begitu, pria yang mempunyai hobi fotografi ini tetap berbesar hati dan ikhlas merelakan penggusuran demi melanjutkan proyek jalan Tol Becakayu. Rumah itu diapit antara tol Becakayu dan tol Cikampek. Dia tetap tunduk pada Undang-Undang No 2 Tahun 2014 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Publik.
" Nih lihat. Rumahnya Menteri PU ini. Ini jalur becakayu. Ini saluran ke sini, ke pagar 15 meter. Butuh tol 24,7 (meter). Jadi kena (gusur)," kata dia.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah