Regenerasi Petani Muda Di Indonesia Susah. (Foto: Dream.co.id/Keisha Ritzska Salsabila)
Dream – Berkurangnya petani muda di Indonesia menjadi keprihatinan di sektor pertanian. Generasi milenial melihat sebelah mata profesi petani dan lebih memilih bekerja di perkotaan.
Padahal dalam kenyataannya, menjadi petani sangat menjanjikan di masa depan.
" Anak-anak muda sekarang itu belum terinspirasi untuk menjadi petani. Mungkin petani dianggap sebagai profesi yang tidak inspiratif," ujar Senior Brand Manager Bango, Nando Kusmanto saat konferensi pers Program Petani Muda Bersama Bango, di Cerita Rasa, Jakarta, Rabu, 25 September 2019.
Mengutip data Badan Pusat Statistik, semenjak 2016-2018, jumlah petani di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 4 juta. Penyebab utama adalah kurangnya regenerasi petani.
Saat ini sebanyak 65 persen petani Indonesia berusia di atas 45 tahun. Sementaa petani muda yang berusia di bawah 23 tahun hanya 4 persen.
Menurut Nando petani sebetulnya berperan penting menjaga cita rasa kuliner nusantara. Tanpa petani, tidak ada bahan baku berkualitas yang dapat diolah menjadi kuliner yang kaya rasa.
" Oleh karena itu, pentingnya petani beregenerasi supaya petani tidak habis dan terus bisa menghasilkan bahan-bahan yang terbaik dari Indonesia, supaya kita bisa olah menjadi makanan yang terbaik," kata dia.
Salah satu cara untuk mendorong regenerasi petani adalah menggelar program Petani Muda. Acara ini diadakan oleh Bango dengan The Learning Farm Indonesia.
Program ini bertujuan untuk memberikan pandangan kepada generasi muda bahwa bertani juga profesi yang menjanjikan.
" Pertanian adalah sesuatu yang menjanjikan secara ekonomi. Susahnya anak muda tidak melihat petani sebagai profesi," ujar Executive Director The Learning Farm Indonesia, Nona Pooroe Utomo.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk membuat komunitas sustainable agriculture, yaitu pertanian berkelanjutan.
Menurut Nando, pertanian berkelanjutan adalah sebuah prinsip pertanian yang ramah linkungan. Pertanian ini akan memberikan dampak seminimal mungkin bagi lingkungan, serta menghasilkan produksi yang efisien, menguntungkan, dan kompetitif.
(Laporan: Keisha Ritzska Salsabila)
Dream - Setelah kesulitan, ada kemudahan. Begitulah pepatah sebagai penyemangat menghadapi masa-masa sulit.
Pepatah ini rupanya menjadi inspirasi bagi para petani di Desa Ujung Jaya, Ujung Kulon, Banten untuk tidak menyerah menghadapi musim kemarau. Saat sawah mengering dan tidak bisa diandalkan, mereka beralih profesi sebagai pengumpul madu hutan.
Ketua Koperasi Hanjuang, Eman Sulaeman, mengatakan mencari madu hutan sudah menjadi kegiatan rutin warga. Hasil berburu madu digunakan uuntuk menambah penghasilan ketika tidak sedang bertani di sawah.

Para petani kerap memanen madu dengan mengambil seluruh sarang lebah hutan. Termasuk pula sarang yang masih ada larvanya.
Biasanya, warga menjual madu ukuran satu botol kecap seharga Rp30 ribu. Meski sudah murah, rupanya tak semua madu hutan bisa terjual dengan mudah.
Namun sejak 2014, warga tidak lagi menggunakan teknik tersebut. Bersama Dompet Dhuafa, para petani belajar teknik pengambilan madu secara lebih produktif yang dinamai teknik Panen Lestari.
Dengan teknik tersebut, petani cukup mengambil madu tanpa harus merusak sarang yang masih ada larvanya. " Kalau masih ada larvanya biasanya itu madunya terisi lagi," ucap Eman.
Seiring berjalannya waktu, pada 2016, brand kosmetik terkemuka asal Swedia, Oriflame, mulai melirik madu hutan asal Ujung Kulon. Alhasil, madu hutan petani Ujung Kulon kini dihargai cukup tinggi.
Para petani menjual madu hutan mereka dengan merek Odeng ke Oriflame. Harga madu itu meningkat dari Rp30 ribu per botol menjadi Rp70 ribu per botol.
Produksinya pun meningkat. Rata-rata warga bisa menghasilkan 5.000 botol di masa panen Juli hingga Oktober dengan omset lebih dari Rp700 juta.
" Ini kita enggak bisa produksi setiap tahun, kan madu hutan ini musiman. Hanya musim kemarau saja. Kalau hujan kegiatannya balik lagi jadi petani padi," ucap Eman.
Lebih lanjut, Eman menerangkan warga menjual madunya lewat Koperasi Hanjuang, untuk selanjutnya disalurkan ke Oriflame. Keuntungan yang didapat dibagi ke warga.
Saat ini, sudah ada enam desa dengan 116 anggota aktif yang tergabung dalam koperasi tersebut. Kini, warga yang awalnya kesulitan ekonomi mulai bisa menata kehidupannya.
(Sah)
Dream - Perry Warjiyo resmi dilantik sebagai gubernur Bank Indonesia (BI). Pengangkatan Perry sebaga pimpinan BI berdasarkan Keputusan Presiden No. 70/P/2018 yang ditetapkan di Jakarta pada 16 April 2018.
Pelantikan Perry ditandai dengan pengucapan sumpah di hadapan Ketua Mahkamah Agung (MA), Hatta Ali.
“ Sebelum memangku jabatan, Saudara wajib mengucapkan sumpah. Bersediakah Saudara mengucapkan sumpah menurut agama Saudara?” kata Hatta di Gedung MA, Jakarta, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 24 Mei 2018.

Perry menjawab bersedia. Dia juga berjanji akan mengemban tugas sebagai gubernur BI dengan sebaik-baiknya.
“ Bahwa saya akan melaksanakan tugas sebagai Gubernur BI dengan sebaik-baiknya. Saya akan setia terhadap konstitusi dan haluan negara,” kata dia.
Dengan pelantikan ini, Perry sah menjadi gubernur BI untuk periode 2018-2023.
Pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 25 Februari 1959 ini diangkat menjadi deputi gubernur BI pada 15 April 2013 melalui Keputusan Presiden No. 28/P Tahun 2013. Jebolan sarjana ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) ini meraih gelar master dan Phd di bidang moneter dan keuangan internasional dari Iowa State University, Amerika Serikat pada tahun 1989 dan 1991.
Sejak 1984, perjalanan karier Perry di BI cukup panjang. Sebelum ditetapkan sebagai deputi gubernur, dia menjabat sebagai asisten gubernur untuk merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial, dan internasional di BI. Jabatan ini diemban setelah menjadi direktur eksekutif di Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter di BI.
Sebelum kembali ke BI pada 2009, dia pernah berkarier dan menduduki posis penting selama dua tahun menjabat sebagai direktur eksekutif di International Monetary Fund (IMF), mewakili tiga belas negara anggota yang tergabung dalam South East Asia Voting Group.
Perry juga berpengalaman di bagian riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi, dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri, serta kepala biro gubernur di BI.
Pria yang jago di bidang moneter ekonomi ini ternyata anak seorang petani. Etos kerja yang dia miliki ini berkat didikan mendiang ayahnya, seorang petani di desa.
“ Saya Perry Warjiyo, anak petani yang memang berasal dari desa. Hanya satu tujuan mengabdi untuk bangsa negara sesuai didikan almarhum ayah saya,” kata dia, dikutip dari Merdeka.com.
Sebagai anak petani, Perry berkata perjuangannya tak mudah untuk menjadi seperti sekarang. “ Saya berasal dari desa yang hidupnya adalah berjuang terus untuk bisa sekolah dan kemudian bekerja,” kata dia.
Perry juga akan menjalankan tugas yang diamanahkan dengan baik. Dia juga akan memperkuat kerja sama dan kemitraan dengan pemerintah, lembaga keuangan lain, dan DPR.
“ Apabila Bapak-Ibu (Komisi XI) bersepakat, menyetujui saya menjadi gubernur BI 2018-2023, Insya Allah itu amanah, dedikasi menjadi landasan kami dengan dasar kerja sama, koordinasi, kemitraan yang baik dengan pemerintah, OJK, juga Komisi XI DPR RI,” kata dia.
(Sumber: Liputan6.com/Septian Deny, Merdeka.com)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia

10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu

KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang

4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal

Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah


Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan

Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!

Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025

Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025

AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media


10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu