Pemerintah Gelontor Rp4,3 Triliun untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Reporter : Alfi Salima Puteri
Selasa, 9 November 2021 16:12
Pemerintah Gelontor Rp4,3 Triliun untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Dari skema B-to-B, pembangunan kereta cepat akhirnya tetap pakai APBN.

Dream - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan, pemerintah memberikan suntikan dana APBN sebesar Rp6,9 triliun kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero). Dari dana yang diambil dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) 2021 tersebut, sebanyak Rp4,3 triliun digunakan untuk penyelesaian pembangunan fasilitas Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

" Untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung kebutuhan untuk memenuhi base equity sebesar Rp4,3 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Raker bersama Komisi XI DPR, dikutip dari Merdeka.com.

Tetapi sebelum dana diberikan, Sri Mulyani meminta agar konsorsium BUMN dalam proyek tersebut melakukan negosiasi dengan konsorsium China. Konsorsium diminta mengupayakan dilusi saham alias penurunan persentase saham pemerintah agar penyuntikan modal menjadi lebih kecil.

" Kami meminta kepada BUMN silakan negosiasi semaksimal mungkin dengan konsorsium (China) termasuk apakah kepemilikan pemerintah dilusi, berarti kita enggak perlu mengeluarkan PMN sebesar itu," kata dia.

Jika perlu, kata Sri Mulyani, konsorsium BUMN bisa mengajukan restrukturisasi utang melalui kebijakan debt to equity swap alias menukar utang dengan saham atau mengubah utang menjadi penyertaan modal.

1 dari 5 halaman

Alasan Pemerintah Akhirnya Alokasikan APBN

Sri Mulyani menjelaskan, proyek Kereta Cepat awalnya memang menggunakan skema business to business. Dengan skema ini, kewajiban sepenuhnya berada di konsorsium BUMN.

Tetapi, pandemi Covid-19 membuat KAI mengalami pukulan hebat lantaran jumlah penumpang menurun drastis. Dampaknya, konsorsium BUMN tidak dapat memenuhi ekuitas asal atau ekuitas awal proyek Kereta Cepat.

" Sehingga pemerintah memasukkan Rp4,3 triliun di dalam PT Kereta Api Indonesia dalam rangka memenuhi base equity dari penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung," ujarnya.

Selain itu, Pemerintah juga melakukan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada KAI untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur seperti LRT Jabodetabek. Proyek ini mengalami cost overrun sebesar Rp2,6 triliun.

2 dari 5 halaman

Penampakan Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sepanjang 1,8 KM

Dream – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meninjau terowongan yang akan dilalui kereta cepat Jakarta-Bandung. Panjang terowongan dari proyek raksasa itu mencapai 1.885 meter.

Jokowi menyebut pembangunan kereta cepat akan rampung pada akhir tahun depan. Dia juga ingin kereta ini terintegrasi dengan moda transportasi lainnya, seperti mass rapid transit (MRT).

“ Jika tidak ada aral melintang, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung selesai pada akhir 2022 dan bisa diujicobakan,” kata dia dikutip dari akun Instagram @jokowi, Rabu 19 Mei 2021.

Mantan gubernur DKI Jakarta mengatakan terowongan yang dikunjungi di bawah tol Jakarta-Cikampek itu sepanjang 1.885 meter.

3 dari 5 halaman

Diharapkan Ada Transfer Teknologi

Jokowi mengatakan rangkaian kereta cepat itu bertolak dari Stasiun Halim, Jakarta dan berakhir di Stasiun Tegalluar Bandung. Panjang rutenya mencapai 142,3 kilometer dan waktu tempuh 46 menit.

Dia berharap kereta cepat bisa terhubung dengan moda transportasi lain seperti light rapid transit (LRT) dan MRT di Jakarta.

“ Akhirnya, saya berharap dari pembangunan kereta cepat ini ada transfer teknologi di mana SDM kita mampu menangkap dan mengambil ilmu dari pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung,” kata mantan wali kota Solo itu.

4 dari 5 halaman

Ada 13 Terowongan

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan ada 13 tunnel (terowongan) yang akan dibangun sepanjang 16.672 meter. Tunnel boring machine (TBM) adalah teknologi yang digunakan untuk membuat terowongan jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Tunnel 1 di Stasiun Halim punya diameter 13,19 meter, panjang 103,5 meter, dan berat mesin 2.600 ton.

“ Proyek ini diharapkan selesai akhir tahun 2022,” kata dia dikutip dari akun Facebook Sri Mulyani, @smindrawati.

5 dari 5 halaman

Proyek Senilai Rp85,6 Triliun

Sri Mulyani mengatakan proyek kereta cepat ini senilai US$6 miliar, setara Rp85,6 triliun. Proyek tersebut dibangun oleh konsorsium BUMN, yaitu PT KAI, PT Wijaya Karya, PT Jasa Marga, dan PTPN VIII bersama konsorsium Tiongkok. Nilai ekuitasnya mencapai US$1,5 miliar (Rp21,4 triliun).

Tim manajemen Indonesia akan melakukan alih teknologi dan manajemen proyek dan manajemen operasi Kereta Cepat tersebut.

“ Bekerja dan sambil menguasai ilmu dan teknologi,” kata dia.

Sri Mulyani mengharapkan tim manajemen KCIC memiliki profesionalisme, integritas, dan kompetensi untuk membuat proyek ini efisien, aman, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat biaya.

Beri Komentar