Nicole Tocci. Foto: Cnbc.com
Dream - Banyak orang punya pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Beberapa di antara kita bahkan menjadikan kerja sampingan sebagai 'jalan ninja' untuk mewujudkan financial freedom, karena hasilnya lumayan besar.
Itu pula yang dilakukan oleh Nicole Tocci, pemilik salon ini berhasil menambah penghasilan lewat kerja sampingan. Wanita 45 tahun itu mampu meraup hingga US$41 ribu atau sekitar Rp641 juta perbulan lewat kerja sampingannya membuat perhiasan dari barang jadul.
Dikutip dari laman CNBC, Selasa 8 November 2022, Tocci mulai mengubah kancing baju jadul merek Chanel menjadi perhiasan, seperti kalung, pada tahun 2016. Dia melihat peluang bisnis yang cerah.
Memang tak mudah, membangun bisnis dari awal butuh waktu. Apalagi Tocci juga menjalankan usaha salon, Nikki Tans, yang berbasis di Berkeley Heights, New Jersey, Amerika Serikat.
Tocci mulai menjual perhiasan-perhiasan yang dibuatnya di pop-ip market dan di salonnya. Selama empat tahun berikutnya, kalung itu secara bertahap menarik minat publik.
View this post on Instagram
Di penghujung tahun 2020, Tocci meluncurkan situs web untuk usaha sampingannya itu, yang diberi nama One Vintage Button.
Tahun lalu, dia menghasilkan US$90 ribu atau sekitar Rp1,4 miliar dari bisnis sampingannya. Per minggu lalu, dia menghasilkan hampir US$413 ribu (Rp6,4 miliar) dari bisnis itu untuk tahun ini, atau kurang lebih sebesar US$41 ribu (Rp641 juta) bila dihitung secara perbulan.
Bagian terbaiknya, Tocci bilang hanya mendedikasikan tiga jam per hari kerja untuk pekerjaan sampingan yang menguntungkan tersebut.
“ Saya tidak benar-benar berpikir (memiliki dua bisnis) adalah perjuangan bagi saya. Saya merasa ini tentang menjadi sangat terorganisir dan memiliki keterampilan manajemen waktu yang sangat baik,” kata Tocci kepada CNBC Make It.
Tocci bekerja di Nikki Tans dari Selasa hingga Jumat, ditambah satu Sabtu perbulan. Salon tersebut juga mempekerjakan tiga karyawan kontrak. Tocci mengatakan bahwa salon tersebut menghasilkan pendapatan hingga US$350 ribu (Rp5,4 miliar) setiap tahunnya.
Hari-harinya dijalankan untuk dua usahanya itu. Namun, ia mengatakan pekerjaan Nikki Tans akan diselesaikan terlebih dahulu baru lah dia mengurus bisnis perhiasannya. Setidaknya, di jam kantor 9 pagi hingga 5 sore dia akan fokus ke Nikki Tans.
Setelah menyelesaikan pekerjaan antara jam 5 dan 6 sore, Tocci pulang ke rumah untuk fokus pada One Vintage Button selama dua hingga tiga jam ke depan. Waktu yang minim tersebut sangat dimaksimalkannya untuk mendesain dan membuat perhiasan yang akan dijual dan juga melakukan pemasaran.
Menurutnya, emasaran adalah bagian yang paling memakan waktu. Dia juga menghabiskan uang hingga US$1.100 hanya untuk memasang iklan media sosial, kebanyakan Instagram, untuk menjangkau pelanggan baru.
Tocci juga menghabiskan lima hingga enam jam akhir pekan setiap bulan untuk mencari pakaian vintage, biasanya dari merek Chanel. Menjelajahi toko barang bekas dan butik lokal untuk pakaian desainer bisa jadi sulit, mengingat stoknya sering tidak dapat diprediksi, katanya.
Senin adalah untuk pekerjaan pemasaran, untuk kedua bisnis. Tocci mengungkapkan lebih sering mengambil cuti pada hari Minggu untuk mengisi ulang tenaga, dan menyisihkan satu jam untuk mengatur untuk jadwal minggu depan.
“ Saya menyadari sejak awal bahwa jika saya memiliki seminggu jadwal kerja yang sibuk, saya biasanya perlu tinggal di rumah dan bersantai,” katanya.
Tocci mengatakan bahwa dia selalu memiliki kemampuan untuk mengatur waktu dan uang. Beberapa tahun pertamanya menjalankan Nikki Tans mengajarinya bahwa rutinitas juga dapat membantu produktivitas.
Tapi kesibukan sampingan, yang membutuhkan sekitar 20 jam kerja tambahan per minggu, menghadirkan tantangan baru. Itu memaksanya untuk menjadi lebih pengertian dengan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana.
“ Saya perlu membangun waktu yang dijadwalkan untuk beristirahat dan berolahraga, atau kedua bisnis akan menderita. Saya juga menemukan bahwa downtime itu penting, karena saat itulah saya bisa melakukan brainstorming,” kata Tocci.
Mengambil cuti tanpa rasa bersalah telah membantu Tocci tetap fleksibel dan fokus secara mental.
“ Saat ini dengan media sosial, orang terbiasa melihat hasil dan angka tinggi ketika Anda mencapai kesuksesan, tetapi mereka tidak benar-benar melihat apa yang terjadi di sepanjang jalan,” katanya.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib