Habib Arif Fadhila. Foto: YouTube CapCapung
Dream - Tak ada yang tahu bagaimana nasib ke depannya ketika seorang pemain sepak bola memutuskan berhenti merumput.
Biasanya, banyak pemain yang memutuskan kembali ke lapangan hijau dan beralih menjadi pelatih ataupun bekerja di manajemen klub.
Namun hal itu justru tak dilakukan oleh seorang mantan skuat Timnas U16 tahun 2013 ini. Ialah Habib Arif Fadhila.
Meskipun namanya belum terlalu populer di dunia sepakbola Tanah Air, pria asal Sleman, Yogyakarta, ini sudah berhenti menjadi pemain sepakbola.
Habib pun kini memutuskan beralih profesi menjadi pengusaha budidaya ikan. Tak disangka, melalui usahanya ini ia bisa menghasilkan manfaat bukan hanya bagi dirinya, namun juga bagi masyarakat sekitarnya.
Rupanya keputusannya untuk banting setir menjadi pembudidaya ikan sempat dipertanyakan oleh orang-orang di sekitarnya. Tapi menurutnya semua pekerjaan sama saja, yang terpenting adalah mencari berkahnya.
" Dulu banyak sih yang bilang kok enggak diterusin main bolanya kenapa kok sekarang jadi jualan ikan basah-basahan di kolam, kotor kayak gitu. Cuma bagi saya sudahlah semua itu sama aja. Sama-sama cari sumber rezeki, cuma berbeda profesinya aja. Dan juga orang tua saya mendukung yaudah saya jalanin aja sampai sekarang," ujar Habib dikutip dari YouTube CapCapung, Senin 31 Oktober 2022.
Awal mula Habib terjun di bidang perikanan karena berbagi kompetisi sepakbola harus berhenti di masa pandemi Covid-19. Dia pun berinisiatif untuk memulai suatu usaha dan tertarik pada perikanan.
Habib mengungkapkan awalnya ia tidak paham apapun seputar perikanan. Namun seiring berjalannya waktu, dia belajar dan mulai mengembangkan usahanya lebih jauh.
Jatuh bangun usaha budidaya ikan juga telah dialami oleh Habib. Ia menjelaskan pada awal merintis usahanya sempat merugi lantaran hasil penjualannya tidaklah banyak.
Dia sempat mengalami saat ikan-ikan hasil budidayanya hanya mampu dijual sebanyak 10kg dalam waktu satu minggu.
" Awal mula saya jualan itu rugi. Rugi pun ya gak sedikit. Cuma lambat laun sekarang kan eranya digital sosial media, saya mengandalkan itu. Makin ke sini orang banyak yang tau kalo di dusun Kaditiro ada pasar ikan. Alhamdulilah untuk mencapai target sekarang itu, sehari minimal bisa keluar 5 kwintal," tutur Habib.
Beberapa komoditas ikan yang dipasarkan Habib ada beberapa jenis, di antaranya yakni ikan lele, gurame, nila, serta bawal.
Habib menjual ikan hasil budidayanya tersebut ke berbagai konsumen seperti ke pasar, rumah makan, restoran, dan pabrik.
Lokasi usaha budidaya ikan tersebut berada di Kalen Perpil, Dusun Kadipiro, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman.
Karena kondisi dusunnya yang dekat dengan perairan terutama sungai, Habib memiliki inisiatif untuk memanfaatkan sungai tersebut.
Menurutnya, ikan yang dipelihara di sungai akan berpengaruh ke kualitas rasa daging ikan. Daging ikan sungai dinilai lebih gurih ketimbang ikan yang dipelihara di kolam. Selain itu ikan juga tidak mudah terserang penyakit.
" Pertumbuhan juga lebih cepat di sungai, terutama rasa, kalau di sungai bisa lebih gurih. Kalau di kolam ya gurih cuma lebih gurih di sungai. Untuk nominal jualnya juga sangat bagus kalau di sungai, karena kualitas sangat terjamin," jelas Habib.
Namun baginya, memelihara ikan di sungai memiliki tantangan tersendiri terutama saat musim hujan tiba. Dia harus lebih tanggap karena resiko sungai meluap akan lebih besar sehingga ikan akan lepas.
Ia dan beberapa pembudidaya lain harus siap sedia untuk menjaga lokasi ikan selama 24 jam penuh.
Usahanya tersebut juga memiliki manfaat bagi warga sekitar. Ia mengajak warga untuk mengembangkan budidaya ikan dengan memanfaatkan lokasi sungai di dusun.
" Beberapa waktu lalu itu saya ngumpulin warga, saya ajak warga untuk menjadikan sungai ini budidaya ikan. Kita buat karamba. Kita juga minta izin ke pemerintah di perairan. Alhamdulillah sangat diizinkan untuk dikelola," jelas habib.
Usahanya mengajak masyarakat untuk ikut serta rupanya tak sepenuhnya berhasil, karena beberapa masyarakat masih takut untuk mencoba, terutama tidak tahu cara menjual ikan hasil budidaya.
" Awal mula itu masyarakat pada takut, itu nanti takut kalau budidaya ikan itu untuk penjualanya itu bagaimana belum tahu, makanya banyak warga sini yang mau budidaya ikan nggak berani," tambahnya.
Saat ini Dusun Kadipiro memiliki Karamba seluas 300 meter, dan saat ini per KK sudah memilikinya sendiri-sendiri.
Karena potensi besar di dusunnya dalam hal perikanan, Habib memiliki impian untuk menjadikannya kawasan wisata bersama masyarakat sekitar.
" Kalau dari saya, saya ingin mengajak warga masyarakat di Dusun Kadipiro ini. Saya pengen menjadikan dusun ini, sungai ini, menjadi wisata biar lebih bermanfaat lagi buat banyak orang," ujar Habib.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN