Asing Kembali Belanja, Indeks Syariah Masih Tiarap

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 7 April 2017 16:50
Asing Kembali Belanja, Indeks Syariah Masih Tiarap
Indeks ISSI dan JII sama-sama `tiarap`.

Dream - Dua hari perdagangan berturut-turut, indeks acuan saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendekam lemah di zona merah. Setelah kemarin diseret saham-saham tambang, kini investor ramai-ramai melepas emiten sektor industri aneka. 

Pelemahan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII) justru terjadi di saat pemodal asing kembali melantai di bursa saham nasional.

Pada penutupan perdagangan harian BEI, Jakarta, Jumat 7 April 2017. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), terkoreksi 1,208 poin (0,66%) ke level 181,699. ISSI memulai sesi perdagangan dengan melemah di level 182,528.

Begitu pula dengan indeks bluechip syariah, Jakarta Islamic Index (JII). Indeks JII melemah pada pembukaan perdagangan di level 727,128. Pelemahan ini terus berjalan hingga JII menutup perdagangan dengan turun 5,579 poin (0,76%) ke level 723,816.

Transaksi perdagangan saham syariah kali ini memang mengalami kenaikan baik dari segi volume maupun nilai. Dengan 63,26 juta saham yang berpindahtangan, nilai transaksi perdagangan saham penghuni ISSI mencapai Rp 3,93 triliun. 

Langkah mengejutkan dilakukan pemodal asing yang justru berbalik melakukan aksi beli jelang libur akhir pekan. Asing mencetak nett buy sebesar Rp 635 miliar dari posisi nett sell dua hari berturut-turut. 

Secara keseluruhan, sebagian besar kinerja indeks sektoral memang bergerak melemah. Koreksi terbesar dialami indeks sektor industri aneka yang rontok 1,69 persen, disusul industri infrastruktur 0,98 persen, dan industri manufaktur 0,75 persen.

Hanya ada tiga indeks sektoral yang menguat, yaitu industri pertambangan naik 1,3 persen, perdagangan 0,81 persen, dan pertanian 0,55 persen. Namun, tiga indeks ini tidak bisa mendongkrak kinerja perdagangan.

Emiten-emiten keping biru syariah top gainer yang menjadi favorit investor adalah PTBA yang harga sahamnya naik Rp250, AKRA Rp200, UNVR Rp100, SMGR Rp25, dan MIKA Rp20.

Sebaliknya, emiten-emiten bluechip syariah top loser adalah UNTR Rp300, ASII Rp175, AALI Rp150, LPPF Rp150, dan INTP Rp125.

Dari pasar uang, rupiah melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah melemah 2 poin (0,02%) ke level Rp13.330 per dolar AS.(Sah)

Beri Komentar