Saham Properti Bangkit, Indeks Syariah Melejit

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 12 April 2017 16:52
Saham Properti Bangkit, Indeks Syariah Melejit
Sektor pertanian pun turut katrol kinerja dua indeks syariah.

Dream – Indeks syariah`kinclong` pada penutupan perdagangan. Dua acuan indeks saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak bergerak menguat pada penutupan perdagangan, Rabu 12 April 2017.

Kembalinya aksi koleksi investor setelah tertekan selama beberapa hari membuat Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII) menguat sepanjang perdagangan. 

Indeks ISSI tercatat menanjak 0,991 poin (0,55%) ke level 182,823 pada sesi penutupan perdagangan. Laju positif ini sudah dimulai ISSI sejak pembukaan perdagangan ketika menguat ke level 182,274.

Indeks bluechip syariah, JII yang kemarin melaju lemah juga sudah kembali ke jalur positif. Usai dibuka menghijau pada level 722,963, JII terus bergerak positif hingga akhir perdagangan. Di penutupan, JII menanjak 6,139 poin (0,85%) ke level 726,566.

Penguatan laju indeks acuan saham syariah diikuti dengan nilai transaksi yang meningkat. Meski volume transaksi turun menjadi 84,36 juta saham, nilai perdagangan saham syariah kali ini bertambah menjadi Rp 5,19 triliun. Hal ini dipicu aksi jual beli pada saham-saham bluechips syariah. 

Investor asing juga mulai kembali melakukan aksi beli saham. Nett buy asing pada saham-saham penghuni indeks ISSI mencapai Rp 772 miliar.

Sepanjang perdagangan, sektor properti yang menjadi motor utama perdagangan. Indeks ini naik paling tinggi, yaitu 2,46 persen dan diikuti oleh indeks pertanian sebesar 1,14 persen.

Memang ada empat indeks sektoral yang melemah, yaitu pertambangan sebesar 1,33 persen, industri dasar 0,11, industri aneka 0,17 persen, dan perdagangan 0,03 persen. Akan tetapi, pelemahan indeks ini tidak berpengaruh terhadap perdagangan hari ini.

Emiten-emiten keping biru syariah top gainer yang menjadi incaran investor adalah LPPF yang harganya naik Rp575, UNVR Rp575, PTPP Rp220, ADHI Rp200, SMGR Rp175, dan WIKA Rp170.

Sebaliknya, emiten-emiten bluechip syariah top loser yang dibidik investor adalah PTBA yang harga sahamnya terkoreksi paling dalam, yaitu sebesar Rp1000, SILO Rp100, ICBP Rp25, INCO Rp20, dam MYRX Rp1.

Dari pasar uang, rupiah justru melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 10 poin (0,08%) ke level Rp13.283 per dolar AS.(Sah)

Beri Komentar