Sepi di Barat, Utang Syariah Berkembang di Mana Lagi?

Reporter : Syahid Latif
Senin, 8 Desember 2014 11:06
Sepi di Barat, Utang Syariah Berkembang di Mana Lagi?
Membanjirnya penerbitan surat utang syariah (sukuk) oleh negara-negara non-muslim tahun ini mungkin tak terulang lagi di tahun depan.

Dream - Membanjirnya penerbitan surat utang syariah (sukuk) oleh negara-negara non-muslim tahun ini mungkin tak terulang lagi di tahun depan. Sebagai gantinya, akan muncul negara-negara berkembang yang akan berlomba-lomba menerbitkan instrumen keuangan syariah tersebut.

Inggris, Hong Kong dan Luksemburg  dengan rating AA lembaga pemeringkat, telah menerbitkan sukuk untuk pertama kalinya pada tahun 2014 ini.

Mereka memberi dorongan besar ke pasar yang dulunya hanya dipandang sebagai alat mengeruk dana bagi peminjam, dari negara-negara Teluk dan Muslim di Asia Tenggara.

Senegal dan Afrika Selatan juga melakukan debutnya di pasar sukuk. Dengan emiten sebanyak 19 sejauh ini, dibandingkan dengan 16 pada tahun 2013, menurut data Thomson Reuters (TR).

" Jika dihitung, 2014 merupakan tahun yang luar biasa dan unik dari segi kualitas dan jumlah emiten," kata Mohammed Dawood, Kepala Pembiayaan Sukuk HSBC seperi dikutip Zawya, Senin, 8 Desember 2014.

Sukuk telah menjadi mainstream beberapa tahun belakangan ini. Hal itu ditandai dengan langkah beberapa bank besar seperti Goldman Sachs, HSBC dan Mitsubishi-UFG untuk memanfaatkan dana nganggur yang besar di Timur Tengah.

Penerbitan sukuk di tiga kuartal pertama 2014 menghasilkan dana US$ 99,3 miliar, seperempat lebih tinggi dari tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh TR.

Negara dan badan pemerintah terkait menyumbang US$ 76,7 miliar dibandingkan dengan US$ 84.7 miliar untuk seluruh tahun 2013. Angka tersebut belum termasuk dana yang dihimpun Turki, Pakistan, Bahrain melalui Mumtalakat dan sayap Bank Pembangunan Islam, International Finance Facility for Immunisation (IFFIM).

Permintaan sukuk kemungkinan tetap kuat karena bank syariah, tidak seperti bank konvensional, dilarang menyelenggarakan sekuritas berbunga. Dan persyaratan peraturan modal yang lebih tinggi telah menempatkan bank syariah untuk menyertakan aset yang bermutu tinggi pula.

Hal itu tercermin dari permintaan yang tinggi atas sukuk. Dengan sukuk senilai US$ 1 miliar yang diterbitkan Hong Kong dan Turki kelebihan permintaan hingga 4 dan 3,5 kali. Bahkan pasar Pakistan yang memiliki peringkat junk melebihi target dari jumlah yang diterbitkan.

Tapi negara-negara seperti Luksemburg dan Inggris tampaknya tidak akan menjadi penerbit tetap sukuk. Keduanya meluncurkan sukuk bernilai kecil untuk menyampaikan sinyal aspirasi bahwa mereka siap menjadi pusat keuangan Islam.

Momentum tahun depan bisa datang dari negara-negara berkembang. Pemerintah di negara-negara tersebut tertarik untuk memperluas basis investor dan sumber pendanaan untuk diri mereka sendiri dan perusahaan mereka. Peminjaman biasanya menguntungkan karena kuatnya permintaan dari bank-bank syariah yang kaya.

Banyak negara telah melihat sukuk sebagai sarana untuk mengembangkan perdagangan dan investasi dengan pasar Timur Tengah. (Ism)

Beri Komentar