Sukamdani Sahid, Mantan Pamong Praja yang Jadi Juragan Hotel

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 21 Desember 2017 12:42
Sukamdani Sahid, Mantan Pamong Praja yang Jadi Juragan Hotel
Sebelum menjadi pengusaha, dulunya dia adalah pegawai pemerintah.

Dream – Kabar duka berhembus dari dunia bisnis Indonesia. Sukamdani Sahid, pemilik dan pendiri jaringan bisnis Sahid Group tutup usia di usia 89 tahun.

Selama ini masyarakat mengenal sosok Sukamdani Sahid sebagai pemilik hotel Sahid. Tapi tak banyak yang tahu bagaimana jalan hidup membawanya menjadi pebisnis sukses?

Dikutip dari Wikipedia, Kamis 21 Desember 2017, pria yang lahir pada 1928 silam ini bernama Sukamdani Sahid Gitosadjono. Dia adalah seorang pengusaha Indonesia sekaligus pendiri Sahid Group.

Sukamdani memiliki darah biru dalam tubuhnya. Dia adalah putra dari pasangan R. Sahid Djogosentono dan R. Ngt. Hj. Sadinah. Semasa menjadi pebisnis, Sukamdani juga pernah menjabat sebagai ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) selama dua periode, 1982-1985 dan 1985-1988.

Sebelum menjadi pebisnis sukses, Sukamdani mengawali karier sebagai pegawai pemerintahan, dengan menjadi pamong praja yang berdinas di Kecamatan Grogol, Sukoharjo—tak jauh dari Solo.

Gajinya tidak cukup menopang biaya hidup. Dia memutuskan pindah ke Kementerian Dalam Negeri, Jakarta.

Merasa tak puas, Sukamdani memutskan pindah ke NV Harapan Masa milik Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Di perusahaan itu, dia bekerja keras sambil belajar mengenal dunia percetakan. Ketekunannya membuat Sukamdani dipercaya sebagai kepala bagian administrasi. Tak hanya bekerja, menggunakan waktu sore untuk kuliah di Akademi Perniagaan Indonesia (API) dan lulus pada 1955.

Pada tahun 1952, Sukamdani mendirikan perusahaan percetakan berskala kecil di rumah kecil sewaan. Modalnya hanya lembaran kertas dan dua mesin handpress yang dibeli di Solo. Enam tahun kemudian, dia berhasil mengembangkan usahanya dan menjadi direktur utama CV Masyarakat Baru yang bergerak di percetakan dan penerbitan.

Perusahaan ini juga mendapatkan pesanan dari Departemen Dalam Negeri dan Departemen Keuangan. Perusahaannya berkembang pesat dan dia memiliki tigapercetakan di Jakarta dan satu di Solo.

Berkat perkembangan usahanya, Sukamdani bisa membeli tanah dan rumah tempat dia menyewa rumah. Di atas Jalan Jenderal Sudirman, berdirilah Hotel Sahid.

Pada 1960, Sukamdani mendirikan PT Sahid Trading & Industrial Co dan lantas mengoperasikan Hotel Sahid Solo. Tahun-tahun berikutnya tumbuh hotel baru dan usahanya berkembang pesat di antaranya industri, perdagangan kertas, biro perjalanan, pariwisata, pertanian, konstruksi, perkebunan. Sukamdani juga tercatat sebagai salah satu pendiri Harian Bisnis Indonesia.

Kini Sukamdani mempunyai 14 hotel mencakup 2750 kamar dan sudah menerima 15 tanda jasa dan bintang kehormatan atas karyanya.

Dari sisi organisasi, Sukamdani mampu membawa Kadin menjadi organisasi bisnis yang disegani dan menjadi mitra pemerintah. Selain terpilih dua kali sebagai ketua umum Kadin, dia juga dipercaya menjadi ketua umum Kadin ASEAN pada 1978-1988.

Sukamdani juga memprakarsai, merintis, dan membuka kembali hubungan dagang Indonesia dengan Tiongkok yang terputus sejak 1967. Kini, jaringan hotel milik Sukamdani termasuk yang terbesar di Indonesia.

Beri Komentar