Gesek Kartu atau Bayar Tunai, Ini Pilihan Orang Indonesia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 29 Agustus 2017 17:15
Gesek Kartu atau Bayar Tunai, Ini Pilihan Orang Indonesia
Semakin banyak orang Indonesia merasa tak aman saat membawa uang tunai

Dream – Perusahaan teknologi pembayaran global, Visa, saja merilis kajian Consumer Payment Attitudes Study 2016. Dalam kajian itu, Visa menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan kartu pembayaran elektronik daripada uang tunai pada 2016.

Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Selasa 29 Agustus 2017, ada 80 persen masyarakat Indonesia yang membayar dengan kartu. Jumlahnya meningkat dari 69 persen pada tahun 2016.

Kajian ini juga menunjukkan 34 persen responden di Indonesia hanya membawa sedikit uang tunai. Sebanyak 59 persen responden menganggap uang tunai tak lagi aman. Jumlah masyarakat yang mengandalkan uang tunai semakin berkurang dari 31 persen pada 2015 menjadi 20 persen pada 2016.

Sekitar 53 persen responden mengakui bahwa saat ini mereka memiliki lebih banyak kartu pembayaran dibandingkan dengan lima tahun yang Ialu.

Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Harianto Gunawan, mengatakan  tren non tunai didorong oleh konsumen yang semakin menginginkan alat bayar yang aman, cepat, dan tanpa kendala.

”Penelitian kami menunjukkan bahwa masalah keamanan merupakan salah satu penyebab masyarakat berpindah ke kartu pembayaran eletronik seperti kartu debit, kredit, ATM, dan uang elektronik. Responden lainnya lebih suka menggunakan metode nontunai sebab lebih mudah dan tidak merepotkan dibandingkan dengan menggunakan uang tunai," kata Harianto di Jakarta.

Harianto mengatakan metode pembayaran di negara-negara Asia Tenggara termasuk di Indonesia telah mengalami perkembangan yang luar biasa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Inovasi teknologi baru, akses internet yang semakin luas, serta semakin banyaknya masyarakat yang memiliki perangkat mobile merupakan hal-hal yang mendorong perkembangan pesat dalam melakukan transaksi pembayaran.

Pertumbuhan smartphone di Indonesia juga menjadi pendorong pertumbuhan perdagangan online. Dalam penelitian tersebut, 82 persen responden mengakui bahwa mereka menggunakan smartphone untuk berbelanja dan sekitar 47 persen responden menggunakan smartphone-nya setiap minggu.

Pengguna smartphone tersebut terdiri dari 88 persen konsumen Generasi Y dan 73 persen konsumen Generasi X. Pada dasarnya, konsumen saat ini mulai berpaling ke pembayaran mobile sebab lebih mudah, nyaman. dan dapat melakukan pembelian di mana saja dan kapan saja.

Selanjutnya, penelitian tersebut menyatakan bahwa ada on-demand services, --sebuah layanan yang diciptakan oleh perusahaan teknologi dalam rangka memenuhi permintaan konsumen dengan menyediakan barang dan jasa dengan cepat-- saat ini mengalami peningkatan yang pesat.

Sedikitnya 65 persen masyakarakat Indonesia mengaku pernah menggunakan on-demand services yang disediakan oleh Gojek, Uber, dan Grab untuk memesan taksi, memesan tiket perjalanan, mengantarkan makanan, dan berbelanja.

" Konsumen saat ini tidak suka berlama-lama mengantre di kasir. Mereka lebih suka berbelanja dari rumah menggunakan aplikasi mobile dan barangnya diantarkan langsung ke rumah. Para konsumen lebih suka dengan taksi yang datang menjemput mereka, dan lebih memilih untuk memesan hotel secara online melalui smartphone," kata dia.(Sah)

Beri Komentar