Dream - Singapura mempunyai banyak tempat makan legendaris dengan pelanggan setianya. Seperti di kawasan Amoy Street Food Centre yang terdapat kedai sup ikan atau Bubur Ikan Pao Jiyang telah berdiri selama 54 tahun.
Namun sayangnya, pemilik kedai bernama Yar Choon Phiow yang berusia 79 tahun kini memilih untuk menjual bisnisnya.
Menurut AsiaOne, kakek itu sedang mencari orang yang mau membeli kedainya dengan harga SGD700.000 - SGD800.000 (Rp8 M - Rp9,1 M).
Informasi ini diketahui dari unggahan Facebook pada Jumat 13 Oktober 2023. Keputusan yang diambil Choon Piow karena menimbang kesehatannya yang kurang baik.
Penjual makanan lansia ini mengatakan kepada Shin Min Daily News bahwa meskipun bisnisnya sedang berkembang pesat, ia tidak memiliki pilihan untuk menjual bisnisnya karena telah kehabisan tenaga.
Pada awal bulan Mei 2020, Choon Piow menderita sengatan panas yang mengakibatkan infeksi paru-paru. Hal ini menyebabkan dia menjadi mudah terengah-engah terutama ketika dia bekerja cepat selama jam sibuk di kios.
Untuk mengatasinya, pedagang kaki lima ini mempersingkat jam buka dan kiosnya hanya buka pada hari Jumat hingga Minggu dari jam 11 pagi hingga jam 3 sore.
Meskipun Choon Piow memiliki seorang adik laki-laki, Yar Choon Niong, yang dulu bekerja bersamanya, Choon Niong juga merasa kesulitan secara fisik untuk meneruskan bisnisnya.
Penjual jajanan ini juga memiliki seorang anak perempuan, sayangnya, anaknya tidak akan mengambil alih bisnis itu karena memiliki kariernya sendiri.
Namun jika pedagang lansia ini tidak dapat menjualnya, dia berencana untuk menutup kiosnya untuk selamanya.
Choon Piow adalah pemilik generasi pertama dari bisnis ini dan telah menjalankannya selama 54 tahun sejak ia berusia 25 tahun.
Bubur Ikan Pao Ji pertama kali dimulai pada tahun 1969 sebagai gerobak dorong sederhana di sepanjang Hong Kong Street dan pada tahun 1983, gerobak ini merupakan salah satu gerobak pertama yang pindah ke Amoy Street Food Centre.
Dalam sebuah wawancara dengan Timeout Singapore pada April 2017, Choon Phiow mengungkapkan bahwa kehidupan pedagang kaki lima bukanlah kehidupan yang glamor, terutama dengan jam kerja yang panjang dan pelanggan yang sulit.
" Katakan pada semua orang: jangan bekerja di industri ini," katanya.
Penjaja makanan lansia lainnya juga mencoba untuk menjual bisnis mereka. Minggu lalu, dilaporkan bahwa Phua Gek Sia, pemilik merek Michelin Bib Gourmand yang terkenal, To-Ricos Kway Chap, mencoba menjual resepnya karena akan pensiun.
Berbicara kepada AsiaOne, penjual makanan berusia 70 tahun ini mengatakan bahwa ia mengambil keputusan tersebut karena usianya yang semakin menua.
" Sebenarnya pensiun bukanlah motif utama saya. Tapi saya tidak bertambah muda, saya ingin [duduk] di kursi belakang dan memiliki investor strategis untuk membantu mengembangkan bisnis," ungkap Phua Gek Sia.
" Seperti yang kita ketahui, kekurangan tenaga kerja selalu menjadi masalah. Khusus untuk pedagang kaki lima, kami hanya bisa mempekerjakan orang lokal dan PR. Dan untuk kway chap, pekerjaan ini melibatkan banyak pembersihan organ [daging], bukan sesuatu yang disukai banyak orang," ujarnya.
Jika tidak ada pembeli, Gek Sia akan tetap bekerja namun dengan jam kerja yang dikurangi.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`