Tips Tetap Aktif Bekerja Saat Hamil

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 18 Desember 2019 09:12
Tips Tetap Aktif Bekerja Saat Hamil
Kehamilanmu tak selalu mengganggu produktivitas kerjamu.

Dream - Menjalani kehamilan sambil bekerja bukanlah hal mudah. Tapi, Sahabat Dream tak perlu khawatir. Kamu bisa terus aktif bekerja meski tengah berbadan dua.

Dikutip dari Alodokter, Rabu 18 Desember 2019, sebagian besar wanita bisa menjalani kehamilan tanpa berhenti bekerja. Namun, tentu saja ada penyesuaian yang harus dilakukan agar tak mempengaruhi kesehatan dan produktivitas wanita hamil.

Saat hamil, biasanya seorang wanita akan mengalami mual dan muntah-muntah. Badan juga akan cepat capek karena kekurangan zat beso di dalam tubuh.

Menjaga kebugaran tubuh pun diperlukan untuk meningkatkan energi saat bekerja dalam keadaaan hamil. Luangkan waktu untuk berdiri dan berjalan-jalan selama beberapa saat makan siang. Yang terpenting, jangan berlebihan dalam melakukannya dengan segera mengambil waktu istirahat ketika lelah.

Kurangi kegiatan di luar agar kamu punya cukup waktu untuk beristirahat setelah waktu kerja Anda selesai. Jika tidak memiliki asisten rumah tangga, kamu bisa meminta bantuan suami untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.

1 dari 6 halaman

Hindari Lingkungan Kerja yang Berisiko

Lingkungan kerja berisiko bagi ibu hamil tidak selalu identik dengan beban pekerjaan yang berat. Misalnya, sebaiknya hindari pekerjaan yang menuntut Anda untuk berdiri sepanjang waktu dapat berdampak kepada ukuran janin Anda.

Penelitian menunjukkan, wanita yang bekerja lebih dari 40 jam dalam lima hari dengan kondisi berdiri, kemungkinan besar melahirkan janin dengan berat badan lebih rendah dibandingkan janin pada umumnya.

Pekerjaan yang menuntut ibu hamil berdiri dalam waktu lama atau melibatkan aktivitas fisik terlalu berat juga dapat menyebabkan terkena hipertensi semasa hamil dan kelahiran prematur.

Lebih baik gunakan alas kaki yang nyaman untuk menunjang struktur kaki dan bisa membantumu lebih nyaman dalam melakukan aktivitas. Menggunakan sepatu dengan hak pendek sekitar 3cm, diketahui dapat membantu menopang tulang belakang saat hamil dibandingkan dengan sepatu flat. Jika perlu, minta waktu beristirahat sejenak, ketika tubuh merasa lelah.

Perhatikan pula kursi yang digunakan untuk bekerja saat hamil, rasa tidak nyaman bisa dicegah dengan menggunakan kursi ergonomis. Jika perlu, gunakan bantal atau penyangga tambahan untuk menambah rasa nyaman.

Selain itu, gunakan alat pelindung diri yang dapat digunakan sesuai dengan standar operasional di wilayah kerja untuk mencegah cedera dan hal-hal yang tidak diinginkan.


2 dari 6 halaman

Tips Nyaman Bekerja Saat Hamil

  1. Agar merasa nyaman bekerja saat hamil, kamu bisa melakukan tips-tips di bawah ini.
    Tetap bergerak dan segera beristirahat saat lelah.
  2. Makan tepat waktu dan menyiapkan camilan di sela waktu makan.
  3. Memakai pakaian khusus bagi ibu hamil yang membuat nyaman.
  4. Jika barang-barang di tempat kerja kamumenyebabkan rasa sakit atau nyeri, konsultasi hal ini kepada divisi terkait.
  5. Jika perlu, gunakan alat pelindung untuk mencegah cedera saat bekerja.
  6. Sebaiknya hindari bekerja melebihi dari waktu yang seharusnya.
  7. Apabila menemui kondisi yang tidak sesuai untuk bekerja saat hamil, konsultasi dengan dokter. Jika perlu, ibu hamil dapat membicarakan dengan pemimpin di kantor untuk penyesuaian yang disarankan dokter selama masa kehamilan.
3 dari 6 halaman

Studi: Wanita Hamil Sering Merasa Dipaksa Berhenti Bekerja

Dream – Di tempat kerja, tak sedikit perempuan yang mengalami waktu-waktu yang sulit daripada pria. Kesulitan ini juga sering muncul dari sikap dan budaya tak adil yang telah berlangsung sejak lama.

Dikutip dari studyfinds, Selasa 10 September 2019, riset yang dilakukan oleh Florida State University di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa wanita karier merasa dipaksa keluar dari pekerjaannya ketika dia sedang hamil. Sebaliknya, calon ayah justru melihat dorongan dalam karier mereka.

Peneliti FSU, Samantha Paustian-Underdahl, menganalisis dua teori tentang ibu lebih cenderung meninggalkan pekerjaan daripada ayah. Satu teori menyebut wanita merasa didorong keluar dari tempat kerja saat hamil. Yang kedua, wanita bebas untuk keluar karena nilai-nilai pribadi dan karier berkembang setelah melahirkan.

 

“ Kami menemukan wanita hamil, mengalami penurunan dorongan karier di tempat kerjanya setelah mengungkapkan sedang mengandung. Sebaliknya, calon ayah justru didorong dalam karier,” kata Samantha.

Dalam riset yang terbit dalam Journal of Applied Technology, tim peneliti menggambarkan bias yang melekat terhadap ibu hamil di tempat kerja, membuat mereka merasa diinginkan dan tidak diinginkan. Secara keseluruhan, penulis penelitian menemukan bahwa ibu baru atau hamil memilih keluar jika didorong untuk meninggalkan pekerjaannya.a.

4 dari 6 halaman

Gaji Perempuan yang Punya Anak Turun

Samantha mengatakan gaji wanita yang telah memiliki anak akan cenderung turun, sementara gaji karyawan pria meningkat.

Dikatakan juga sebagian besar wanita hamil tak kehilangan semangat bekerja. Tapi, semangat mereka bisa turun jika dilarang bekerja. Ini membuat para wanita kurang terhubung dan puas terhadap karier.

Sebaliknya, laki-laki mendapatkan lebih banyak dukungan dari majikan mereka dan acapkali menjadi lebih berkomitmen untuk karier.

Tim peneliti menawarkan pedoman baru tentang cara memperlakukan ibu hamil dan ibu baru di tempat kerja. Mereka merekomendasikan agar semua pengusaha dan manajer berhenti membuat asumsi tentang ambisi karyawan mereka semata-mata berdasarkan gender.

" Jika pengusaha ingin mempertahankan talenta terbaik, mereka harus melakukan percakapan jujur dengan karyawan tentang tujuan dan rencana karier mereka, dan kemudian manajer perlu memberikan dukungan untuk membantu karyawan mencapai tujuan itu," kata dia.

5 dari 6 halaman

Sri Mulyani: Pegawai Hamil dan Melahirkan Layak Dapat Bonus

Dream – Di dunia karier, wanita punya hak yang sama dengan pria untuk meniti karier. Wanita karier berhak mendapatkan apresiasi, kenaikan gaji, dan promosi kedudukan yang lebih tinggi.

Namun, ada satu hal yang menjadi tantangan utama wanita karier, keluarga.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, pada dasarnya, wanita lebih pintar secara akademis daripada pria. Jumlah lulusan pria dan wanita juga hampir sama.

Namun, ketika masuk dunia kerja, usia karier wanita bisa jadi lebih pendek daripada lelaki.

“ Lima tahun pertama, para wanita dapat bertahan, tapi ketika memasuki lima tahun berikutnya, perempuan harus menghadapi pilihan sulit antara keluarga atau melanjutkan karier,” kata Sri Mulyani ketika menjadi pembicara dalam acara “ GE Women’s Network Luncheon” di Jakarta, dikutip dari akun Instagramnya, @smindrawati, Jumat, 21 April 2017.

Dengan begitu, kata dia, semakin tinggi pilihan karier bagi seorang wanita akan semakin banyak pula yang memutuskan untuk berhenti bekerja.

6 dari 6 halaman

Wanita Karier Diminta Bangun Komunitas

Selain itu, Sri Mulyani juga juga meminta wanita karier untuk membangun komunitas dan jaringan sejak awal berkarier. Dengan jaringan yang kuat, peluang mereka dipromosikan pun semakin kuat.

“ Anda tidak bisa meminta kesetaraan untuk tingkat menengah dan tinggi, kecuali jika Anda benar-benar memiliki jaringan yang kuat sejak dari awal karier,” kata dia.

Mantan pejabat Bank Dunia ini pun juga menyinggung masalah kesetaraan gender. Menurt dia, kesetaraan ini sudah lebih baik sejak 10 tahun yang lalu. Contohnya, sudah ada tempat menyusui dan tempat penitipan anak di area perkantoran, seperti di Kementerian  Keuangan.

“ Hal ini sepertinya merupakan hal yang kecil, tapi sangat berarti. Perempuan yang bekerja tidak boleh disalahkan ketika mereka hamil dan melahirkan bayi, bahkan mereka layak mendapatkan bonus,” kata dia.(Sah)

Beri Komentar