Tol Cikampek-Palimanan, Solusi Kemacetan Mudik via Pantura

Reporter : Ramdania
Rabu, 3 Juni 2015 17:00
Tol Cikampek-Palimanan, Solusi Kemacetan Mudik via Pantura
Dari Cikampek ke Palimanan hanya 1,5 jam.

Dream - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan meresmikan Tol Cikampek-Palimanan (Cikapali) sebelum bulan puasa Ramadhan. Dibanding jalan Pantura, jalan tol Cikapali ini memperpendek jarak tempuh hingga 40 km dan memangkas waktu tempuh hingga 3,5 jam.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan jalan tol sepanjang 116 km ini, akan diuji kelaikan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) pada 3-5 Juni ini.

“ Sebelum Ramadhan, Pak Presiden inginnya meresmikan tol ini. Draft surat meminta untuk diresmikan sudah dibuat, pembangunannya sudah tidak ada masalah, yang jelas sebelum operasi harus clear, rambu dan penerangan jalan sudah lengkap,” ujar Basuki seperti dikutip dari laman situs Sekretariat Kabinet, Rabu 3 Juni 2015.

Berdasarkan kontrak, tol Cikapali semula direncanakan berfungsi pada Agustus 2015, namun percepatan dilakukan untuk penyelesaian tol tersebut sehingga dapat berfungsi sebelum Ramadhan tahun ini.

“ Saya ingin investor maupun kontraktornya diberi penghargaan. Ini kualitasnya sangat memuaskan, pengerjaannya cepat, lingkungannya bagus, pemandangannya juga, cut and fille nya juga sesuai dengan kaidah, mudah-mudahan ini bisa kita berikan penghargaan,” kata Basuki.

Menurut Basuki, dengan beroperasi jalan tol tersebut nantinya akan dapat mengurangi kemacetan di jalur pantura hingga 40 persen. Namun, ia mengingatkan ada hal lain yang harus diperhatikan mengenai kemacetan tersebut, yaitu pengaturan lalu lintas antara arus yang menuju pantura dengan menuju Jalan Tol Cikapali.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto Husaini yang mendampingi Basuki menyebutkan, dengan dioperasikannya Tol Cikapali ini, maka perjalanan dari Cikampek ke Palimanan kini bisa ditempuh hanya dalam waktu 1,5 jam.

Tol Cikampek-Palimanan dilengkapi 99 jembatan, tujuh pintu masuk dan keluar (simpang susun), empat area peristirahatan tipe A yang memiliki SPBU, dan juga empat area peristirahatan (rest area) tipe B tanpa SPBU.

Rest area tipe A ada SPBU-nya. Hanya itu yang membedakan. Dari total panjang 116 Km, diperkirakan jarak setiap lokasi rest area sekitar 25 Km,” kata Basuki.

Belajar dari Cipularang, untuk mengurangi dampak sosial, Basuki mengatakan rest area tersebut akan mengakomodasi UMKM lokal dari Subang, Indramayu dan Majalengka untuk mengisi kios-kios di rest area. Pemilihan UMKM dilakukan bupati setempat dan tiap SPBU rata-rata memiliki 20 kios.

Beri Komentar