Sumber: Dream.co.id
Dream - Geliat investasi kini mulai semakin berkembang terutama di kalangan generasi milenial ke atas. Kalangan muda ini tak lagi menyimpan uang dalam bentuk tabungan namun sudah mulai menjajal masuk ke dunia investasi baik melalui pasar modal, keuangan, dan yang terbaru mata uang digital.
Meski semakin beragam, tantangan investasi di masa kekinian juga semakin kompleks. Bukan hal langka ketika kita mendengar seseorang merugi karena salah berinvestasi atau menjadi korban dari investasi bodong.
Upaya memberikan literasi keuangan dan investasi ke masyarakat juga semakin genar dilakukan industri keuangan guna mencegah terus bertambahkan korban investasi bodong.
Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret menyadari upaya untuk menghindari investasi bodong hanya bisa dilakukan jika masyarakat mau mempelajari investasi dengan literasi.
“ Jadi kalau misalnya mau investasi emas contohnya, pelajari emas, pergerakannya seperti apa, belinya dimana, jualnya seperti apa, institusi mana yang terpercaya, historicalnya seperti apa,” ujar Vera dalam literasi bertemakan ‘Preserve & Grow Your Wealth Through Risk First Approach’, di Jakarta, Kamis 30 Maret 2023.
Menurut Vera, literasi terkait investasi perlu dilakukan seorang calon investor sebelum memutuskan jenis investasi yang akan mereka masuki. Sebagai contoh, seorang investor reksa dana perlu memahami rekam jejak dari produk investasi dan penerbitnya, serta mengikuti laporan keuangan perusahaan.
“ Laporan tahunannya selama ini seperti apa, pergerakannya dari bulan ke bulan, apakah hasil investasinya stabil atau engga,” tambahnya.
Literasi keuangan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan investasi, saat ini diakui harus didorong kepada seluruh laporan. Alasannya, jumlah jumlah investor dalam negeri dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan.
Merujuk Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengungkapkan, tingkat inklusi di pasar modal meningkat pesat dari 1,55 persen pada tahun 2019 menjadi 5,19 persen pada 2022.
Sayangnya, peningkatan inklusi tersebut tak sejalan dengan tingkat literasi keuangan masyarakat. Pada tahun 2022 tingkat literasi di sektor pasar modal turun menjadi 4,11 persen, dari yang sebelumnya mencapai 4,97 persen di tahun 2019.
Sementara data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan investor di pasar modal Indonesia telah menembus 10.000.628 investor mengacu pada Single Investor Identification (SID). Komposisi terbesar dari pemilik SID tersebut adalah investor lokal dengan porsi mencapai 99,78 persen.
Vera menambahkan salah satu kiat sederhana untuk menghindari investasi bodong adalah dengan memastikan perusahaan yang menawarkan investasi sudah terdaftar dan memiliki historis dari produk yang ditawarkannya.
“ Kita pastiin dulu tempatnya beneran ada, terdaftar, terus punya historical,” ungkap Vera.
Sementara Wealth Advisory Head UOB Indonesia, Diendy Liu mengatakan keputusan berinvestasi tidak bisa dilakukan hanya berbekal keyakinan. Seorang investor harus memiliki kemampuan dalam menganalisa fundamental dari perusahaan atau produk investasi pilihannya.
“ Saya gak pernah investasi berdasarkan keyakinan, karena seyakin-yakinnya saya, saya bisa salah. Seragu-ragunya saya, bisa jadi itu benar,” ungkapnya.
Advertisement
Warga Keluhkan Panas Ekstrem di Indonesia, Ini Penyebabnya!
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Sudah Tahu Belum? Ini 5 Cara Mudah Mengenali Uang Palsu
Begini Beratnya Latihan untuk Jadi Pemadam Kebakaran
Wanita Ini Dipenjara Gegara Pakai Sidik Jari Orang Meninggal Buat Perjanjian Utang
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi