Marak Kasus Pinjol Ilegal, Tanda Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah

Reporter : Editor Dream.co.id
Kamis, 25 April 2024 14:46
Marak Kasus Pinjol Ilegal, Tanda Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah
Pada 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sudah berada di angka 49,68%.

1 dari 13 halaman

Marak Kasus Pinjol Ilegal, Salah Satu Tanda Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah

Marak Kasus Pinjol Ilegal, Salah Satu Tanda Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah © Marak Kasus Pinjol Ilegal, Tanda Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah Shutterstock

2 dari 13 halaman

© Pada 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sudah berada di angka 49,68%. Shutterstock

Dream - Berdasarkan survei tiga tahunan yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terungkap bahwa tren indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan. 

3 dari 13 halaman

© Marak Kasus Pinjol Ilegal, Tanda Literasi Keuangan Indonesia Masih Rendah Shutterstock

Pada 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sudah berada di angka 49,68%. Angka tersebut meningkat dari tahun 2019 yang hanya mencapai 38,03%.

4 dari 13 halaman

Sementara indeks inklusi keuangan mencapai 85,1% dibandingkan tahun 2019 yang hanya 76,2%. Meski setiap tahunnya mengalami peningkatan, persentase indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia masih terbilang rendah karena angkanya yang masih di bawah 50%. Bukan hanya soal literasi keuangan, tapi permasalahan literasi keluarga, ekosistem pendidikan, dan literasi dalam segala hal masih sangat rendah.

5 dari 13 halaman

“Rendahnya literasi keuangan bukan sesuatu yang mengagetkan. Kita lihat bahkan kemampuan literasi dan numerasi anak Indonesia di semua jenjang masih rendah. Juga kesenjangan berdasarkan latar belakang keluarga masih tinggi. Ini yang selalu terpinggirkan, terutama di kelas sosial-ekonomi bawah masalah literasi selalu tertinggal,” ujar Najelaa Shihab, Psikolog, Pendidik, dan Pendiri Sekolah Cikal.

6 dari 13 halaman

Literasi Keuangan

Literasi Keuangan © Pada 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sudah berada di angka 49,68%. 2024 dream.co.id

Literasi Keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan.

7 dari 13 halaman

Menurut World Bank (2016) inklusi keuangan didefinisikan sebagai akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat maupun usahanya dalam hal ini transaksi, pembayaran, tabungan, kredit dan asuransi yang digunakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

8 dari 13 halaman

Meskipun saat ini indeks literasi keuangan masyarakat cukup rendah, tapi akses terhadap layanan keuangan justru semakin tinggi. Hal ini menyebabkan gap antara literasi dan inklusi tidak terbatas.


Masyarakat pun memiliki akses yang tidak terbatas pada jasa keuangan, tetapi kesiapan setiap individu untuk mendapatkan manfaat yang optimal tidak ada. Bukan hanya soal literasi keuangan saja, tetapi juga literasi digital. Kemampuan untuk mengoptimalkan teknologi belum setinggi dari yang diharapkan.

9 dari 13 halaman

Padahal, peningkatan literasi baik dari keuangan atau digital untuk generasi muda menjadi suatu hal yang sangat penting, terutama untuk menjaga ketahanan finansial mereka. Apalagi, saat ini gen z dan milenial atau masyarakat dengan rentang usia 19 hingga 34 tahun berkontribusi besar terhadap tingginya kredit macet di pinjaman online hingga lebih dari Rp700 miliar.


Banyaknya generasi muda yang terjerat pinjol dipicu oleh beberapa faktor, yaitu jasa pinjol yang menawarkan melalui komunikasi pribadi, pinjaman yang ditawarkan terkesan cepat dan tanpa syarat, dan banyak jasa pinjol yang menggunakan nama yang menyerupai jasa pinjaman legal.

10 dari 13 halaman

Untuk menghindari hal tersebut, penting untuk belajar perencanaan keuangan. Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret menuturkan,
dalam perencanaan keuangan, masyarakat harus memperhatikan porsi konsumsinya dengan mengatur pendapatan dan pengeluaran. Dalam hal ini, Vera memformulasikan proporsi pengeluaran yang ideal yaitu sekitar 70-85% pendapatan digunakan untuk kebutuhan seperti tempat tinggal, makanan hingga untuk hutang yang merupakan tanggung jawab untuk dibayarkan.


11 dari 13 halaman

" Cukup 10-20% disisihkan untuk tabungan yang terpenting kita punya dana darurat sehingga jika ada kebutuhan mendesak tidak perlu pinjam, karena ada simpanan. Lalu juga kita tidak perlu mengganti keinginan karena itu penting untuk memotivasi kita growing to the next level, tetapi alokasinya cukup 5-10%. Jadi
tidak ada keinginan kita untuk gunakan pinjaman apalagi ke pinjol ilegal,” kata Vera.

12 dari 13 halaman

© Dream

13 dari 13 halaman

Edukasi soal keuangan ini penting dilakukan secara rutin dan bagi para Gen Z harus terus belajar agar tak 'kebobolan' pinjaman online. Salah satunya seperti yang digelar OJK bekerjasama PT Bank UOB Indonesia yang membuat talkshow “Membangun Budaya Keuangan yang Sehat bagi Generasi Muda” di Teras Ramayana, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta pada 24 April 2024 kemarin.


Laporan Aykaputri Amalia Rahmani

Beri Komentar