Ganti Kerupuk dengan Camilan Kaya Protein Biar Asupan Anak Lebih Bergizi

Reporter : Cynthia Amanda Male
Selasa, 7 Februari 2023 10:00
Ganti Kerupuk dengan Camilan Kaya Protein Biar Asupan Anak Lebih Bergizi
Bagi anak yang suka makanan garing, biasanya tak bisa lepas dari kerupuk.

Dream - Kerupuk memang bisa membuat hidangan lebih lezat. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun suka makan kerupuk.

Kandungan lemak pada kerupuk mungkin bermanfaat untuk perkembangan otak anak. Terutama pada usia 2 tahun ke atas.

Tapi, kandungan garam pada kerupuk sangat tinggi. Sehingga, bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak jika dikonsumsi berlebihan.

Kamu bisa menaruh wadah kerupuk di luar jangkauan anak, menyediakan hanya di salah satu jam makan, atau dibatasi konsumsinya setiap hari.

1 dari 8 halaman

Alternatif Kerupuk

Kulit Ayam Crispy© Shutterstock

Foto: Shutterstock

Selain itu, Dokter Anak, Mesty Ariotedjo juga menyarankan 5 bahan makanan lainnya yang bisa dikonsumsi sebagai pengganti kerupuk dan tinggi protein.

Di antaranya adalah kulit ikan atau ayam crispy, tempe goreng kriuk, rempeyek teri, dan paru sapi goreng. Walau bisa dijadikan sebagai pengganti kerupuk tinggi protein, tapi bukan berarti kelima makanan tersebut merupakan lauk utama.

Makanan tersebut bisa dijadikan camilan sehat yang tetap harus diatur jumlah konsumsinya. Lengkapi juga gizi anak dengan bahan makanan sehat lainnya.

3 dari 8 halaman

Hindari 5 Jenis Makanan Ini untuk Diberikan pada Anak di Bawah 5 Tahun

Dream - Saat anak berusia 0-5 tahun, asupannya masih harus diperhatikan agar pertumbuhannya optimal dan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya.

Memilih bahan makanan yang sehat saja belum tentu baik untuk anak. Jika cara mengolah bahan makanannya kurang tepat, kamu bisa membahayakan kesehatan anak di masa depan.

Berikut 5 jenis makanan atau minuman yang berbahaya bagi anak usia 0-5 tahun menurut Spesialis Anak, Mesty Ariotedjo.

4 dari 8 halaman

1. Telur Mentah atau Setengah Matang

Telur Setengah Matang© Shutterstock

Foto: Shutterstock

Mengonsumsi telur mentah atau setengah matang di usia dini bisa meningkatkan risiko salmonellosis. Penyakit tersebut memiliki gejala dehidrasi berat dan muntah hebat.

Jadi jika ingin mengolah telur untuk anak, pastikan direbus atau dimasak hingga benar-benar matang dan kuning telurnya bertekstur padat.

5 dari 8 halaman

2. Susu Mentah

Susu mentah dan belum dipasteurisasi sangat berisiko terkontaminasi bakteri. Berikan susu sapi tanpa rasa dan tidak mengandung tambahan gula yang sudah dipasteurisasi pada anak berusia 2 tahun.

Sementara di bawah usia 2 tahun, anak sebaiknya mengonsumsi ASI. Namun jika produksi ASI tidak mencukupi, konsultasikan pada dokter anak.

6 dari 8 halaman

3. Minuman Bersoda

Minuman Bersoda© Shutterstock

Foto: Shutterstock

Minuman bersoda mengandung gula yang sangat tinggi. Sehingga mengonsumsi minuman bersoda bisa melebihi kebutuhan asupan gula harian anak. Kamu bisa mengganti minuman bersoda dengan jus buah agar lebih sehat.

7 dari 8 halaman

4. Makanan yang Berbentuk Bulat

Hindari makanan yang berbentuk bulat dan berukuran kecil, seperti anggur utuh, tomat ceri, buah ceri, kacang-kacangan utuh, popcorn, dan marshmallow karena berisiko membuat anak tersedak.

Akhirnya, saluran napas anak pun tersumbat. Jika ingin memberikan makanan yang berbentuk bulat, potonglah memanjang dan hindari potongan melebar agar risiko tersedak lebih kecil.

5. Kopi

Kopi© Shutterstock

Foto: Shutterstock

Jangan berikan kopi tanpa atau dengan susu pada anak. Biasanya, kandungan susu pada kopi hanya sebagai perasa. Sementara konsumsi kafein tidak dianjurkan pada anak di bawah 12 tahun.

Konsumsi kafein bisa menyebabkan gangguan perilaku, kesulitan tidur, serta iritasi saluran cerna pada anak.

8 dari 8 halaman

Beri Komentar