Ternyata, Karyawan Tak Sengaja Mengakses Informasi Data Karyawan. (Foto: Shutterstock)
Dream – Survei yang dilakukan oleh Kaspersky mendapatkan temuan bahwa empat dari sepuluh karyawan tak sengaja mengakses informasi rahasia tentang kolega mereka, termasuk informasi upah dan bonus.
Rincian informasi mengenai upah karyawan hanyalah salah satu contoh data pribadi sensitif yang berada di server perusahaan saat ini. Jika bocor di depan umum karena kurangnya keamanan dan akses, tidak hanya dapat merusak semangat kerja tim tetapi juga menyebabkan konsekuensi lebih berbahaya seperti kemungkinan serangan siber, denda regulasi untuk pelanggaran perlindungan data, dan tuntutan hukum dari karyawan yang terkena dampak.
Salah satu faktor yang menyebabkan data pekerjaan dapat diakses oleh orang yang tidak berwenang adalah 43 persen karyawan secara berkala memeriksa dan mengubah hak akses dokumen bersama. Setiap kali seseorang meninggalkan perusahaan atau pindah ke departemen lain di kantor yang sama, sangat penting untuk mengubah akses ke pihak baru. Jika tidak, bisa menciptakan risiko bagi perusahaan dan orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Vice President Product Domestic Kaspersky, Dmitry Aleshin, mengatakan, masalah gaji yang ketahuan itu hanyalah sebagian dari kekacauan digital (digital clutter). Artinya, proliferasi yang tidak terkendali dan berbagi file maupun dokumen yang disimpan tanpa ada tindakan pencegahan lebih lanjut.
Kurangnya prosedur dan kebijakan yang berlaku untuk mengatur tatanan digital dapat menyebabkan ketidakjelasan tanggung jawab dan ketidakpedulian umum di antara karyawan mengenai aliran dokumen baik di dalam maupun di luar perusahaan.
Menurut laporan tersebut, hanya 29 persen karyawan yang mengetahui persis apa yang disimpan di setiap dokumen bersama atau akses kepada layanan kerja korporasi.
Aleshin mengatakan tantangan digital clutter ini mengkhawatirkan untuk usaha kecil dan menengah yang memprioritaskan pertumbuhan bisnis. Usaha sektor ini justru menyerahkan masalah keamanan dan manajemen IT kepada karyawan non spesialis atau outsourcing.
“ Dalam kebanyakan kasus, bekerja di kantor saat ini berarti bekerja dengan data pribadi dan sensitif,” kata dia.
Untuk melindungi diri dari risiko terkait, Aleshin mengatakan bisnis harus mulai memperhatikan kesadaran, keamanan, perlindungan, dan kebijakan regulasi. Karyawan biasa sampai spesialis IT perlu mengetahu cara berbagi file, kerja kooperatif, serta mengenkripsi dokumen penting dan mengenali e-mail phishing.
“ Solusi dan layanan keamananinibanyaktersedia di pasarandan dapat membantu mengurangi risiko keamanan tersebut,” kata dia.
Aleshin mengatakan pelatihan karyawan dan mengingatkan mereka tentang aturan keamanan siber dasar sangat penting. Dia mengatakan Kaspersky Automated Security Awaress Platform menyediakan edukasi dalam bentuk pelajaran singkat.
“ (Materi) ini menarik berdasarkan peristiwa nyata untuk melatih keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan dalam pekerjaan sehari-hari karyawan,” kata dia.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini


Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu