3 Langkah Membentuk Kecerdasan Emosi Si Buah Hati

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 5 Desember 2016 10:44
3 Langkah Membentuk Kecerdasan Emosi Si Buah Hati
Mengajarkan mengendalikan emosi penting dilakukan orangtua, agar anak tumbuh jadi pribadi yang matang.

Dream - Sisi emosi anak sama pentingnya dengan sisi intelektual. Jangan sampai anak memiliki intelektual yang baik tapi tidak disertai sisi emosional yang mumpuni. Kedua hal ini sebaiknya berjalan berdampingan, yaitu menyimbangkan emotional quotient (EQ) dan intelectual quotient (IQ).

Mengajarkan mengendalikan emosi penting dilakukan orangtua, agar anak tumbuh jadi pribadi yang matang. Kecerdasan emosi ini merupakan kemampuan anak untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosinya dan orang lain di sekitarnya. Coba terapkan tiga langkah ini agar anak bisa memiliki kecerdasan emosi yang baik.

1. Akui perspektif anak dan berempati
Saat muncul masalah dan anak mulai beragumen, coba dengarkan. Dengan cara ini anak akan belajar kalau dalam berargumen, setiap orang harus didengarkan untuk tahu sudut pandang yang dimiliki orang lain. Belajar mendengar ini juga akan sangat baik utuk membuatnya berusaha berempati.

2. Biarkan anak berekspresi
Ada kalanya anak menangis, menendang atau bahkan memukul saat sedang emosi. Jika sudah begini, tempatkan mereka di ruang yang aman dan sepi.

Setelah mereda, pancing mereka untuk mengungkapkan emosinya melalui kata-kata, seperti " aku kesal, aku marah, aku sedih banget" . Biasanya luapan emosi yang tak terkendali, karena anak tak bisa mengungkapkan perasaannya. Untuk itu biarkan mereka mengekspresikan perasaannya.

3. Ajarkan untuk mencari solusi
Ada kalanya anak merasa bingung saat menghadapi masalah di sekolah atau pertemanannya. Jika anak merasa murung, diam, mungkin saatnya Anda untuk mengajarkannya untuk menghadapi masalah, mencari jalan keluar dan bukan lari dari masalah.

Tak perlu terlibat banyak, cukup dengarkan cerita anak. Minta anak mencari alternatif solusi untuk kemudian bisa dibahas bersama. Dengan begini biasanya anak akan belajar membuat banyak pertimbangan saat memecahkan masalah.

(Sumber: AHA Parenting)

Beri Komentar