Ada Tiga Kemungkinan Yang Menyebabkan Kita Memiliki Toleransi Terhadap Kafein. (Foto: Shutterstock)
Dream - Mengonsumi kafein dikenal sebagai salah satu cara mengatasi kantuk dan meningkatkan stamina. Namun dalam beberapa kasus, hal tersebut tidak memberikan pengaruh signifikan.
Kenapa demikian? Karena keadaan ini dapat terjadi adanya toleransi kafein dalam diri kita.
Hal ini tentu terjadi bukan tanpa alasan. Dilansir Insider.com, Senin, 1 Maret 2021, ada tiga kemungkinan yang menyebabkan kita memiliki toleransi terhadap kafein.
Apa saja?
Genetika dapat memainkan faktor sensitivitas ketika tubuh bereaksi dengan kafein. Ketika mengonsumsi kafein, membutuhkan waktu sekitar 45 menit bagi tubuh untuk menyerapnya. Molekul-molekul kafein kemudian dengan cepat berpindah ke otak.
Di dalam otak, molekul-molekul kafein mengikat reseptor neurotransmitter yang biasanya dipasangkan dengan adenosin. Proses ini kemudian menghalangi adenosin untuk mencapai reseptor tersebut, sehingga menghambat rasa kantuk.
Namun dalam beberapa kasus, faktor genetik dapat menentukan seberapa efektif reseptor adenosin dalam mengikat molekul-molekul kafein, sehingga dapat menghambat rasa kantuk.
Minum kopi di pagi hari mungkin tidak lagi dapat mencegah kita untuk merasakan kantuk, karena tubuh kita sudah membentuk toleransi terhadap kafein. Toleransi ini justru dapat terjadi karena kebiasaan rutin kita dalam mengonsumsi kafein.
Ketika rutin mengonsumi kafein dalam jumlah yang banyak serta dengan frekuensi terlalu sering, sensitivitas tubuh kita terhadap kafein justru makin menurun.
Dosis maksimum kafein yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah 400 mg per hari, yaitu sekitar empat cangkir kopi.
Ketika tubuh kita tidak merasakan efek stimulasi kafein pada batas yang disarankan, maka dapat dipastikan tubuh kita mungkin telah membangun toleransi yang terlalu tinggi terhadap kafein.
Kafein sejatinya bukanlah obat yang dapat mengatasi rasa kantuk. Jika kita mengalami kelelahan hebat, tubuh justru sangat memerlukan waktu tidur yang cukup, sehingga kafein mungkin tidak akan bekerja untuk mencegah rasa kantuk.
Dalam kasus ini, sangat disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup, tanpa adanya gangguan. Meditasi sebelum tidur lebih awal mungkin dapat menjadi opsi untuk meningkatkan kualitas istirahat yang cukup.
Advertisement
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Momen Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara Rp13,25 Triliun dari Korupsi CPO
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan