`Rokok Itu Murah, Obatnya yang Mahal!`

Reporter : Amrikh Palupi
Rabu, 30 September 2015 11:27
`Rokok Itu Murah, Obatnya yang Mahal!`
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan luncurkan iklan layanan masyarakat pengendalian tembakau. Melalui iklan tersebut pemerintah berharap mereka yang merokok sadar akan bahaya dari rokok.

Dream - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan luncurkan iklan layanan masyarakat pengendalian tembakau. Melalui iklan tersebut pemerintah berharap mereka yang merokok sadar akan bahaya dari rokok.

Kampanye yang berjudul " Rokok itu Murah, Obatnya yang Mahal" yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan menceritakan kisah Robby Indra Wahyuda (27) yang meninggal dunia karena kanker laring akibat rokok.

" Ini bagaimana agar anak kita tidak tersentuh rokok dan tidak menyentuh iklan rokok," ujar Kepala Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Eni Gustina, MPH ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa 29 September 2015.

Menurut Eni dengan adanya iklan layanan masyarakat pengendalian tembakau, pemerintah berharap nantinya ke depan bisa membatasi iklan rokok untuk tidak sampai ke anak-anak.

Dari data dan riset Kementerian Kesehatan, Eni mengatakan berdasarkan 67 persen laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok. 20 Persen anak usia 13 sampai 15 tahun sudah menjadi perokok aktif.
 
Inilah yang menjadi target utama pemerintah. Karena itu, pemerintah berharap dengan iklan ini, generasi muda tidak merokok.

" Kita berharap agar generasi muda tidak menjadi perokok. Demikian juga untuk generasi dewasa untuk berhenti merokok. keduanya sangat penting," kata Eni.

Mengingat pentingnya kesehatan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus melakukan upaya untuk melindungi generasi muda akan bahaya akibat rokok. Maka dari itu selain iklan kesehatan, dibuat pula beberapa peraturan dan gencar mempromosikan bahaya dari rokok.

" Tidak hanya melalui iklan ini tapi juga peraturan bersama beberapa kementerian upaya untuk terkait bahaya dari rokok. Upaya dilakukan gencar dilakukan agar masyarakat mengetahui bahaya akan rokok," tuturnya.

" Salah satu program bina keluarga bersih berkerja sama dengan PAUD. Perilaku hidup bersih dan sehat salah satunya memperkenalkan di keluarga untuk tidak merokok yang disampaikan sedini mungkin akan bahaya rokok," tambahnya.

Lebih dari itu Eni menambahkan, pemerintah sangat berharap kegiatan lain seperti edukasi bahaya akan rokok yang gencar dilakukan tidak hanya di Jakarta tapi dilakukan ke kota-kota besar lainnya.

" Kami berharap dengan ini tidak hanya di Jakarta, mudah-mudahan bisa melakukan kegiatan anti rokok ke beberapa daerah khususnya provinsi besar dan edukasi ke masyarakat," kata dia.

Menurut Eni ini ketiga kalinya Kementerian Kesehatan melncurkan layanan masyarakat terkait bahaya merokok. kita sengaja meminta Robby karena beliau demikian aktif melakukan anti rokok. karena itu kita dukung. Dan berharap secara nyata kisah ini dapat membuat generasi muda untuk menghindari rokok. (Ism)
 

Beri Komentar