Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Dream - Mengalami kesulitan saat tidur di malam hari karena gerah? Ada banyak orang yang senasib dengan kamu. Setidaknya hal itu diketahui dari hasil penelitian di Amerika Serikat (AS).
Menurut laporan laman New Scientist, seiring pemanasan global banyak orang akan merasa lebih sulit untuk mendapatkan tidur yang nyenyak. Dalam survei kepada 750 ribu orang yang tinggal di AS, orang-orang yang tidur dalam kondisi suhu panas mengaku kekurangan jam tidur.
Menurut peneliti dari Universitas Harvard, Nick Obradovich orang lanjut usia dan orang-orang yang tak mampu membeli pendingin ruangan akan merasakan itu.
Obradovich dan rekan-rekannya memperkirakan akan ada peningkatan secara besar orang yang kehilangan waktu tidur karena pemanasan global. Jika kondisi pemanasan global berlanjut, diperkirakan pada 2050 akan ada 100 orang di AS yang tidak memiliki tidur tambahan.
Tekanan panas diketahui memiliki dampak pada kesehatan dan mempengaruhi kemampuan masyarakat saat bekerja. " Cara orang pulih dari panas adalah memiliki istirahat malam yang baik. Kehilangan tidur mungkin berperan dalam hilangnya nyawa," kata Obradovich.
Kondisi yang parah sebetulnya bukan di AS. Di kawasan Asia Tenggara, kata peneliti dari Universitas John Moores Liverpool, Tom Matthews, terjadi problem yang dilematis.
Di negara-negara Asia Tenggara, hawa panas harus dihadapi masyarakat. Pembelian pendingin ruangan secara besar-besaran dapat menyebabkan kenaikan emisi karbon.
Tekanan panas akibat perubahan iklim sudah menurunkan produktivitas masyarakat. Jika planet ini menghangat lebih dari 7 derajat Celcius, sebagian besar masyarakat akan kesulitan bertahan hidup.(Sah)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
