Ilustrasi Perempuan Berhijab Sedang Tidur. (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Bermimpi ketika tidur pasti pernah dialami oleh semua orang, hanya intensitasnya saja yang membedakan. Mulai dari mimpi yang menyenangkan sampai mimpi yang mengerikan hingga membuat Sahabat Dream terbangun di tengah malam. Penelitian tentang mimpi hingga kini masih terus digali dari banyak penelitian.
Seorang ilmuwan komputer dari Roma Tre University, Alessandro Fogli dalam penelitiannya menyebutkan bahwa mimpi kebanyakan adalah kelanjutan dari apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
“ Beberapa ilmuwan telah mengungkapkan tentang “ hipotesis kesinambungan mimpi”, yakni bahwa mimpi kebanyakan merupakan kelanjutan dari apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,” kata Alessandro Fogli dikutip dari Science Alert.
Lantas apa sebenarnya mimpi itu? Bagaimana mimpi bisa terjadi, dan bagaimana tafsir mimpi dalam pandangan Islam? Jawaban dari semua pertanyaan itu akan Dream ulas berikut ini.
Salah satu definisi mimpi adalah gambaran, pikiran, dan emosi yang dialami seseorang selama tidur. Biasanya mimpi terjadi pada tahap tidur REM (rapid eye movement), yaitu sebuah tahapan tidur yang membuat napas jadi lebih cepat atau tidak teratur, sementara mata bergerak ke segala arah dengan cepat.
Tahapan tidur ini pertama-tama terjadi sekitar satu setengah jam setelah Anda tertidur dan kemudian setiap 90 menit atau lebih sepanjang malam. Terkadang mimpi yang kamu rasakan bisa saja terasa sangat emosional, samar, singkat, membingungkan, menyenangkan, hingga menakutkan.
Tak hanya itu, mimpi biasanya juga ada yang memiliki alur cerita yang bisa dipahami atau malah alur yang absurd dan tidak masuk akal sama sekali. Fenomena mimpi yang terjadi seperti ini karena pikiran kita diatur oleh pusat emosional otak, bukan pada wilayah otak yang berhubungan dengan sesuatu yang logis.
Ada model aktivasi-sintesis mimpi yang merupakan teori dari J. Allan Hobson dan Robert McCarley. Menurutnya, sirkuit otak aktif selama tidur REM. Sehingga memicu amigdala dan hipokampus untuk membuat serangkaian impuls listrik. Kombinasi tersebut akan menghasilkan pikiran, gambar, dan ingatan acak yang muncul saat seseorang sedang tidur.
Setelah mengetahui apa itu mimpi, lantas timbul pertanyaan mengapa saya bermimpi? Seperti yang ditulis oleh Sigmund Freud dalam bukunya The Interpretation of Dreams, ia menulis bahwa mimpi merupakan pemenuhan terselubung dari keinginan yang tertekan. Freud menggambarkan dua komponen berbeda dari mimpi, yakni konten nyata (gambar aktual) dan konten laten (makna tersembunyi).
Freud berteori bahwa mimpi dapat menunjukkan berbagai keinginan yang ditekan oleh alam sadar kita, bahkan mimpi buruk sekalipun. Menurutnya, pikiran manusia selalu dalam keadaan berlawanan, baik antara alam sadar dan alam bawah sadar; masa lalu dan masa sekarang; ataupun dorongan hati dan pengekangan.
Menurut The Greater Good Science Center dari University of California, mimpi ternyata memiliki beberapa tujuan, yaitu: sebagai jalan terapi diri dan sarana untuk menemukan solusi.
Bertujuan sebagai terapi diri, karena mimpi tampaknya bisa menghilangkan rasa sakit dari episode emosional yang sulit, bahkan traumatis, yang terjadi sepanjang hari. Kemudian, menawarkan ketenangan emosional saat Anda bangun keesokan paginya.
Sementara tujuan sebagai sarana untuk menemukan solusi, sebab saat kamu bermimpi, otak akan mengambil berbagai pengetahuan, mengatur, dan menyusunnya menjadi sebuah informasi. Hal ini bisa menciptakan pola pikir yang dapat membantu kamu menemukan solusi dari masalah yang sebelumnya tak terpecahkan.
Karena dianggap mampu memberikan solusi dari sebuah permasalah, tak heran banyak orang mencoba menafsirkan mimpinya. Sehingga bermunculan tafsir-tafsir mimpi salah satunya menurut pandangan Islam.
Pengetahuan tentang tafsir mimpi rupanya sulit dipelajari lantaran ia adalah salah satu bagian dari wahyu kenabian, sehingga tak semua mimpi bisa ditafsirkan. Bahkan tiak semua orang tidak boleh sembarangan menafsirkan sebuah mimpi.
Rasulullah Saw mengelompokkan mimpi menjadi tiga bagian. Seperti yang tertuang dalam hadis berikut ini.
“ Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah!” (HR Muslim).
Dari hadis tersebut, rupanya tidak semua mimpi yang dialami seseorang bisa dijadikan petunjuk atau solusi. Karena ada kemungkinan mimpi yang dialami bukan berasal dari petunjuk Allah, tapi karena bisikan setan atau gara-gara kesibukan seseorang dalam memikirkan suatu objek tertentu hingga objek itu masuk dalam mimpinya.
Melansir dari penjelasan di laman Universitas Islam Nusantara, mimpi yang dapat dijadikan pijakan adalah mimpi yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah Swt.
“ Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan di akhirat.” (QS Yunus: 64)
Maksud dari kata 'berita gembira' dalam ayat itu adalah mimpi baik yang dialami oleh seorang Muslim. Dalam salah satu Hadits, makna ayat di atas dijelaskan:
“ Yang dimaksud kegembiraan dalam ayat di atas adalah mimpi yang baik yang terlihat oleh orang Muslim atau yang diperlihatkan padanya.” (HR Ibnu Majah).
Untuk membedakan antara mimpi yang merupakan petunjuk dari Allah dan mimpi yang berasal dari bisikan setan salah satunya dengan menandai waktu terjadinya mimpi tersebut. Apabila terjadi pada dini hari atau saat waktu sahur maka kemungkinan besar mimpi itu adalah mimpi yang benar dan dapat ditafsirkan.
Akan tetapi mimpi yang terjadi pada awal-awal malam atau saat petang, maka mimpi itu dipandang sebagai bisikan dari setan. Ketentuan ini seperti yang dijelaskan oleh Ibnu al-Jauzi:
“ Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam).” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76)
Advertisement
Wanita Ini Dinikahi Orang Terkaya Dunia, Beda Usia 47 Tahun
6 Tips Bijak Mengawasi Penggunaan HP pada Anak
10 Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia Tahun 2025
Menjelajah Waktu Sejarah Lokal Bareng Komunitas Ciledug Archives
Kenalan dengan Si Ganteng El Putra Sarira, Sosok `Rangga` yang Dipilih Nicholas Saputra