Shutterstock
Dream - Gaya hidup sustainable atau ramah lingkungan mulai dilakoni oleh banyak perusahaan. Mulai dari hal kecil seperti tidak menyediakan sedotan, hingga pembeli harus membawa tas sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik.
Begitu pula dengan dunia industri retail makanan. Banyak industri makanan mulai menaruh perhatian besar pada pengelolaan limbah kemasan produk. Hal ini agar limbah produk kecantikan tidak terus mencemari lingkungan.
Salah satu yang menerapkan konsep ramah lingkungan ini adalah Pabrik Ajinomoto di Mojokerto. Pabrik ini melakukan berbagai upaya untuk mencapai Zero Waste untuk meminimalkan dan mengurangi pencemaran lingkungan hingga ke titik nol.
Berbagai upaya yang dilakukan meliputi pengurangan emisi karbon, pengurangan konsumsi air, penerapan Bio-Cycle & Eco-Activity yang menghasilkan co-product seperti Pupuk AJIFOL, AMINA. Selain itu juga ada peningkatan pengelolaan air limbah agar dapat disalurkan ke Sungai Brantas sehingga kualitas airnya menjadi lebih baik dan bersih.
Konsep circular economy (ekonomi sirkular) berkaitan dengan salah satu kebijakan yang digulirkan Kementerian Perindustrian, yakni industri hijau.
Implementasi industri hijau mengupayakan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyeleraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat bermanfaat bagi masyarakat. Industri ini sehingga bisa menyeleraskan pembangunan industri dengan kelestarian lingkungan.
“ Ajinomoto melakukan praktik ekonomi sirkular. Kami selalu mempertahankan dan meningkatkan efisiensi produksi dari hulu hingga hilir pada proses produksi yang ada,” jelas Yudho Koesbandryo, Direktur PT AJINOMOTO INDONESIA pada keterangan tertulis yang diterima Dream.
Industri ini menekan penggunaan raw materials untuk meningkatkan produktivitas. Pada proses tersebut industri ini dapat menghasilkan co-product atau produk samping yang memiliki nilai jual dan bisa diaplikasikan di bidang pertanian.
“ Selain proses pembuatan co-product yang menerapkan Bio-Cycle & Eco-Activity, Ajinomoto juga banyak menerapkan aktivitas produksi yang ramah lingkungan seperti pengurangan 34.900 ton emisi karbon (CO2). Kami mempunyai target mengurangi 180.000 ton CO2 pada tahun 2023, dari based line tahun 2018,” lanjut Yudho.
Industri ini juga berkomitmen mendukung pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, dari based line tahun 2016, dengan melakukan penghematan melalui peningkatan kualitas air (water treatment) pada aktivitas produksi.
Langkah ini juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan air dalam skala regional, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya air akibat peningkatan konsumsi air terutama pada saat masa pandemi.
“ Kami aktif mengerjakan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada. Hal ini cukup menggembirakan, karena meski dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, kemampuan produksi MSG dan seasoning lain masih bisa meningkat,” ungkap Yudho.
" Kemudian, masalah lingkungan lain di Indonesia adalah jumlah sampah plastik yang dari tahun ke tahun kian menumpuk. Ajinomoto ikut berkontribusi mengatasi permasalahan penumpukan sampah plastik dengan mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik di kemasannya,” tambah Yudho.
Industri ini mengurangi penggunaan plastik pada produk masako sejumlah 8,4% dalam setiap kemasan 9gr dan sajiku sejumlah 9,5% di setiap kemasannya, dan ke depannya akan dilakukan penelitian lebih lanjut supaya bisa terus menekan penggunaan material plastik di setiap produk.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN