Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Memiliki buah hati masih banyak diyakini pasangan suami istri sebagai pelengkap hidup dan pembawa kebahagian. Namun bagi beberapa pasangan, keinginan tersebut harus mereka nantikan cukup lama.
Baik pria maupu perempuan bisa mengalami masalah reproduksi. Banyak kasus pasangan suami istri yang sulit memiliki momongan meski sudah menikah cukup lama. Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan adalah PCOS.
Mengutip Jurnal Human Reproducton Oxford University Press, PCOS merupakan masalah hormon yang memengarui wanita selama mas subur (usia 15 hingga 44). Banyak wanita yang menderita PCOS tetapi tidak menyadarinya.
" PCOS menyebabkan terganggunya proses ovulasi pada wanita. Hal ini bisa ditindaklanjuti dengan pengobatan induksi ovulasi," tutur dr. Shanty Olivia Febrianti Jasirwan, SpOG, melalui diskusi virtual, Rabu 10 Maret 2021.
Gejala PCOS biasnaya muncul sekitar waktu menstuari pertama selama masa pubertas. Diagnosis PCOS dibuat ketika mulai mengalami setidaknya dua dari tanda-tanda dibawah ini:
1. Menstruasi tidak teratur
Siklus menstruasi yang jarang, tidak teratur, atau berkepanjangan adalah tanda PCOS yang paling umum. Misalnya, Anda mungkin mengalami menstruasi kurang dari sembilan kali dalam setahun, lebih dari 35 hari di antara periode menstruasi dan menstruasi yang sangat berat.
2. Kelebihan androgen
Peningkatan kadar hormon pria dapat menyebabkan tanda-tanda fisik, seperti rambut wajah dan tubuh yang berlebihan (hirsutisme), dan terkadang jerawat parah dan kebotakan pola pria.
3. Ovarium polikistik
Ovarium mungkin membesar dan mengandung folikel yang mengelilingi sel telur. Akibatnya, ovarium bisa gagal berfungsi secara teratur.
Gejala PCOS biasanya bisa lebih parah apabila seorang wanita mengalami obesitas atas kekurusan.
Induksi ovulasi merupakan modalitas terapi infertilitas (gangguan kesuburan) menggunakan metode medikamentosa atau pengobatan untuk menstimulasi ovarium (indung telur) agar melepaskan sel telur (ovulasi).
Pada siklus yang tidak berovulasi, metode ini bertujuan untuk menyebabkan terjadinya ovulasi. Sedangkan pada siklus yang berovulasi, bertujuan menstimulasi ovarium agar melepaskan sel telur lebih dari 1 pada 1 siklus haid sehingga bisa meningkatkan peluang kehamilan.
" Jika murni didapatkan gangguan ovulasi pada perempuan tanpa adanya gangguan lain seperti saluran telur dan sperma, pengobatan dapat dikombinasikan dengan senggama terjadwal," jelasnya.
Selain penanganan dengan induksi ovulasi, perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan, diet, dan olahrga bisa memperbaiki gejala PCOS.
Penurunan berat badan juga dapat meningkatkan kadar kolesterol, menurunkan insulin, dan mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes. Diet apa pun yang membantu menurunkan berat badan dapat membantu kondisi.
Diet indeks glikemik rendah (GI rendah) yang mendapat sebagian besar karbohidrat dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian membantu mengatur siklus menstruasi lebih baik daripada diet penurunan berat badan biasa.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN