Dream - Kampanye komunitas gay di dunia maya yang diusung salah satu akun meresahkan banyak pihak terutama orangtua. Lantaran akun komunitas itu melibatkan anak-anak di bawah umur.
Ketua Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia, Irwan Hidayana mengatakan, untuk menghindari anak-anak dari perilaku berisiko itu, yakni dengan mengajarkan lebih dini pendidikan kesehatan reproduksi.
" Seksualitas dan kesehatan reproduksi sepertinya masih menjadi tabu. Padahal ini penting sekali untuk mencegah perilaku berisiko. Tidak hanya anak, orangtua juga butuh pendidikan kespro," ujar Irwan, Senin 25 Januari 2016.
Menurut Irwan, kebanyakan anak lebih terbuka dengan teman sebaya dibandingkan dengan keuarga untuk masalah reproduksi.
" Biasanya komunikasi anak dengan orangtua masalah reproduksi itu tidak intens karena berpikir ini tabu. Anak mencari informasi akhirnya mencari tempat lain untuk bertanya misalnya teman atau internet dan ini bisa memicu perilaku berisiko," tuturnya.
Irwan berharap para orangtua lebih peduli dan meningkatkan pengetahuannya tentang seksualitas dan reproduksi untuk anak.
" Bisa jadi anak jadi tidak terbuka saat ada ganggun kesehatan reproduksinya. Atau mungkin orangtua yang sebenarnya bingung menjawab pertanyaan anak tentang seksualitas atau reproduksi. Sebaiknya mulailah memberikan pendidikan kespro sejak dini agar anak tahu tentang perubahan dirinya," jelasnya. (Ism)
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'