Geger Akun Komunitas Gay Anak, Ini yang Harus Dilakukan Ortu

Reporter : Kusmiyati
Senin, 25 Januari 2016 14:01
Geger Akun Komunitas Gay Anak, Ini yang Harus Dilakukan Ortu
Perilaku gangguan seksual ini menurut Psikolog, Bunda Romi tidak akan terjadi jika banyak pihak peduli dengan perkembangan anak-anak.

Dream - Para orangtua dibuat khawatir dengan salah satu akun yang berisi foto-foto tidak senonoh yang melibatkan anak-anak di bawah umur. Dalam akun yang pengikutnya sudah tembus 3.000 akun ini menggambarkan fenomena penyimpangan seks di kalangan anak-anak.

Akun tersebut kini sudah tidak bisa diakses. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam Sholeh menegaskan kasus ini kini sedang dalam penyelidikan.

" Kami sudah minta Kominfo untuk menyelidiki dan memblokirnya," tutur Asrorun saat dihubungi tim Dream.co.id lewat pesan singkat, Senin 25 Januari 2016.

Tak hanya KPAI yang geram dengan akun ini, Rose Mini, M.Psi, psikolog dan pengajar di Universitas Indonesia (UI) pun sangat menyayangkan beredarnya akun tersebut.

" Seharusnya bukan dijadikan sebagai euforia tersendiri, jangan sampai begitu mengkhawatirkan banyak orang. Akun tersebut tidak lazim," tutur wanita yang akrab disapa Bunda Romi ini lewat sambungan telepon.

Gangguan seksual seperti homo atau lesbi, menurut Bunda Romi bukan saja akibat pergaulan. Kurangnya kesadaran orangtua mengajarkan pendidikan seksual juga mempengaruhi perilaku tersebut.

" Kalau seperti itu, anak berarti mengalami gangguan karena faktor hormonal kecenderungan seksual. Pergaulan memang bisa mempengaruhi, tapi saya sebal dengan para orangtua yang kesadarannya masih kurang. Kalau ada kasus, baru peduli," ujarnya.

Perilaku gangguan seksual ini menurut Bunda Romi tidak akan terjadi jika banyak pihak peduli dengan perkembangan anak-anak. Orangtua diimbau tak lagi sungkan mengenalkan kesehatan reproduksi pada anak sejak dini. " Bukan hanya mengandalkan lembaga atau sekolah saja, tetapi keluarga juga punya peranan penting untuk ini," tuturnya.

Bunda Romi berharap para orangtua kini lebih meningkatkan kepedulian terutama soal pendidikan seksual anak. " Jangan dulu menilai seks hanya sekadar hubungan badan tetapi anak-anak sudah mulai mengerti apa yang tidak boleh dilakukan untuk kesehatan reproduksinya," katanya.

Beri Komentar