1 Baju Butuh 8 Ribu Liter Air, Ini Solusi 3 Desainer

Reporter : Gladys Velonia
Senin, 23 Oktober 2017 10:41
1 Baju Butuh 8 Ribu Liter Air, Ini Solusi 3 Desainer
Tak hanya fokus pada keindahan desain, namun para desainer ini juga peduli akan adanya pemakaian bahan yang ramah lingkungan.

Dream - Gencarnya perkembangan industri fashion di Indonesia, rupanya membawa ketakutan tersendiri bagi Avani. Sebuah kelompok yang bertekad menjadi pionir dalam penggunaan teknologi, sebagai solusi memerangi bahaya global.

Bukan tanpa alasan, karena produksi pakaian dapat mempengaruhi lingkungan sekitar. Diungkapkan Chief Green Officer Avani, Kevin Kumala, untuk membuat 1 baju dibutuhkan sedikitnya, sekitar 8 ribu liter air.

" Bayangkan berapa banyak air bersih yang terbuang dalam industri fashion. Selain itu digunakannya pewarna juga memberi dampak buruk pada lingkungan. Selain itu penggunaan plastik pada industri fashion juga tidak dapat terelakkan," tuturnya di Senayan City, Jakarta Selatan, Minggu, 22 Oktober 2017.

Untuk itulah, Avani bekerja sama dengan Majalah Grazia Indonesia menggandeng 3 desainer ternama untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengatasi polusi plastik di industri fashion. Rancangan ketiganya, ditampilkan dalam perhelatan Jakarta Fashion Week (JFW) 2018 hari kedua.

" Kita menunjuk desainer ini selektif juga ada Purana, Kle, dan Cotton Ink, masing-masing memiliki pasar sendiri-sendiri. Kita percaya ketiganya mampu menyampaikan pesan kita, we are in state of emergency saat bicara tentang fashion," imbuh Kevin.

Salah satu langkah yang berhasil mereka wujudkan adalah dengan pemakaian material berbahan bio-plastic. Dijelaskan Kevin jika pembuatannya berasal dari pati singkong dan raw materials yang renewable.

" Produksi bahan-bahan ini biayanya cukup mahal. Teknologinya mungkin tidak baru, tapi Bio-Plastik ini sudah lulus oral toxicity test sehingga aman dikonsumsi mamalia laut. Di ajang inilah, kita bisa gerakan green fashion. Hopefully, material ini bisa dipakai di industri fashion ke depannya," tambah Kevin.

Ketiga desainer mengaku cukup tertantangan menghasilkan rancangan berkelas dari bahan bio-plastic. Meskipun menemui kendala seperti kain yang mudah kusut dan susah disetrika, namun mereka berhasil menyulapnya menjadi busana yang chic dan wearable.

Diungkapkan ketiganya, salah satu cara menyimpannya adalah dengan cara digantung karena kain tersebut tidak bisa dilipat. (ism) 

Beri Komentar