Sumber: Merdeka.com
Dream - Banyak orang mengeluarkan biaya puluhan juta untuk naik haji ke Tanah Suci. Sehingga banyak calon jemaah haji yang harus menabung bertahun-tahun maupun menjual harta bendanya agar bisa ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun ke lima Islam tersebut.
Namun demikian, ada pula orang-orang yang berangkat ke Tanah Suci dengan biaya yang lebih ringan, bahkan jauh di bawah harga yang dipatok pemerintah. Mereka juga tak perlu mengantre bertahun-tahun karena terbatasnya kuota haji tiap negara.
Yang diperlukan adalah cara kreatif, fisik yang prima, serta tekad yang membaja untuk berhaji, seperti dilakukan pria bernama Ahmad Muhbitin, yang memutuskan untuk berangkat haji menggunakan sepeda motornya.
Muhbitin mengaku tak mendaftar ke KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) sebagai jemaah haji, sebagaimana masyarakat Indonesia pada umumnya. Alasannya pun cukup sederhana, yakni tak mau antre lama.
Warga Desa Tanggulrejo, Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, ini memulai perjalanan darat seorang diri dengan motor kesayangannya pada Mei 2023.
Negara pertama yang dilewatinya adalah Malaysia. Untuk sampai ke negara tetangga itu, rupanya memakan waktu cukup lama. Sehingga, ia pun memperkirakan tak akan sampai tepat waktu saat puncak haji nantinya.
Akhirnya, pria yang berprofesi sebagai penjual madu itu mengaku terpaksa meninggalkan motor kesayangannya di Malaysia dan melanjutkan perjalanan dengan transportasi darat dan laut lainnya.
" Motor saya tinggal di Malaysia karena Myanmar tutup, dan enggak cukup waktu kalau muter lewat China, jadi langsung perjalanan ke Mekkah dulu, ngejar Wukuf di Arafah," katanya saat dikonfirmasi merdeka.com, melalui ponselnya.
Selama perjalanan, Pria 28 tahun ini mengaku menyempatkan singgah dan beristirahat di beberapa negara. Baik hanya untuk mengabadikan momen perjalanan hingga mengurus beberapa dokumen seperti STNK Internasional dan paspor.
" Menempuh jalur darat dan kapal melewati Malaysia, Thailand, Qatar dan Arab Saudi, lewat gunung-gunung jam 12 malam,” katanya.
Untuk bisa sampai ke kota Mekah, ia membutuhkan perjuangan yang besar. Sebab, dia hanya mengantongi dokumen paspor turis, bukan paspor untuk keperluan haji atau umroh.
" Masuk Mekah penuh perjuangan, karena visaku turis, jadi tidak boleh masuk Mekah waktu musim haji, dan dijaga ketat," terangnya.
Berangkat haji secara mandiri, pria yang juga berprofesi sebagai pemandi jenazah di kampungnya tersebut tak mau menyebut jumlah pastinya. Namun, ia mengaku jika uang sakunya hanya cukup untuk perjalanan berangkat saja.
" Durung tuku tiket balik (belum beli tiket kembali), embuh wes pokok'e Hajian sik, pikir keri (tidak tahu lah, pokonya (menunaikan) haji dulu. Dipikir belakangan)," ujarnya sembari memberikan emoji tertawa.
sumber: Merdeka.com.
Dream - Mungkin banyak orang menganggap mahal biaya haji tahun ini. Namun bagi jemaah haji asal Aceh, Rusanah binti Tengku Badai, ongkos haji tahun ini cukup murah.
Bagi nenek asal Kampung Tungkop, Indra Jaya – Caleu, Aceh, ini ongkos haji Rp50 juta tergolong murah. Tahun sebelumnya, ongkos haji atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji dipatok Rp39,8 juta.
Tahun ini adalah kali keduanya berangkat ke Tanah Suci. Sebelumnya, nenek 80 tahun ini menunaikan haji pada tahun 2002, atau dua tahun sebelum sebelum tsunami Aceh.
Wanita yang akrab disapa Hajjah Rusanah ini bercerita, ongkos naik hajinya yang pertama setara 330 gram emas. Saat itu, dia menjual beberapa petak sawah.
Pada 21 tahun lalu, ia mengaku tidur di atas lantai saat menunaikan ibadah haji. Sementara tahun ini disediakan kasur untuk tiap jemaah.
“ Saat itu, langsung di atas lantai tidurnya. Sekarang di hotel kasih kasur satu orang satu. Kamarnya dibersihkan oleh petugas kebersihan dari banglades,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga harus membawa beras yang dimasukkan ke dalam tas besar. Dia membeli kompor di Tanah Suci untuk memasak.
“ Tahun ini murah sekali ongkosnya. Karena saya dilayani sejak dari Sigli sampai Banda Aceh, sampai Madinah, sampai ke pulang lagi ke sini (Makkah),” ceritanya.
“ (Bayar) Rp50 juta masih murah karena semua kebutuhan kami dapat, dikasih makanan, nasi dan buah-buahan juga. Tidur pun kami nyaman di sini, tidak seperi di kampung. Seprei pun diganti hampir setiap hari,” sambungnya.
Menurutnya, dengan ongkos tersebut jemaah mendapatkan fasilitas yang sesuai. Misalnya selalu diberikan makanan.
“ Ongkos Rp50 juta belum apa-apa, masih lumayan lah. Selalu dikasih makanan. Kalau (ongkos) sekarang setara 66 gram emas semuanya, sudahlah memadai,” katanya lagi.
Meski begitu, ia mengaku bahwa mendaftar hajinya yang pertama di tahun 2002 masih lebih mudah dan tidak harus mengantri lama seperti saat ini. Namun, Rusanah tetap merasa puas dengan pelayanan haji yang dahulu maupun sekarang.
“ Masa haji dulu juga puas saya. Untuk haji sekarang ini, lebih puas lagi saya. Sangat menyenangkan ibadah haji saat ini, begitu juga pada masa dulu,” tandasnya.
sumber: Kemenag.go.id.