Sumber: Merdeka.com
Dream - Bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci merupakan impian setiap Muslim. Namun, banyak sekali umat Islam yang baru memiliki kesempatan berangkat ke Baitullah di usia senjanya.
Maklum, butuh biaya besar untuk menunaikan rukun ke lima Islam itu, sehingga banyak umat Islam di Indonesia harus menabung bertahun-tahun. Sudah begitu, daftar antrean untuk berangkat ke Tanah Suci bisa mendapai belasan, bahkan puluhan, tahun.
Meski begitu, usia tak menjadi penghalang bagi lansia yang menjadi jemaah haji tahun ini. Sebab, mereka telah menanti-nantikan beribadah menunaikan rukun islam ke lima ini sejak lama.
Seperti yang dirasakan oleh seorang nenek bernama Suminah binti Sadami yang tahun ini tergabung di Embarkasi Solo menjadi calon jemaah haji tertua di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Nenek asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu masuk ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Pada Selasa 20 Juni 2023. Kemudian tergabung dalam kloter 90 yang merupakan gabungan dari Kabupaten Kudus dan Rembang
Ia tiba sekitar pukul 8.00 kemudian masuk gedung Jeddah untuk prosesi serah terima jemaah dan pemeriksaan administrasi dan kesehatan.
Meski telah berusia 103 tahun, Suminah berangkat ke tanah suci tanpa ditemani oleh pendamping. Ia mengaku senang bisa berangkat haji dengan kondisi fisik yang sehat.
Bahkan nenek usia lebih seabad ini tak segan-segan membagikan rahasia tubuh sehatnya dan tampak semringah melemparkan senyum ke awak media.
" Alhamdulillah remen (seneng bisa berangkat haji)," ucap Suminah di sela pemeriksaan kesehatan dan administrasi di Gedung Jeddah Asrama Haji Donohudan Boyolali.
“ Dahar (makan) hanya nasi dan sayuran, makanan sehat. Obat dan jamu ndak ada, dari dokter saja," ujarnya membocorkan rahasia badan sehatnya di usia tua.
Suminah mengaku mendaftar haji sejak tahun 2015. Untuk bisa berangkat ke Arab Saudi, ia menjual sapi piaraannya.
" Sapinya 6, dijual 2 laku Rp17 dan Rp15 juta untuk daftar. Jual lagi untuk sangu (uang saku)," kisahnya.
Sebenarnya, ia telah dijadwalkan berangkat haji pada 2020, namun karena pandemi akhirnya ia berangkat di tahun ini. Saat turun di bus, Suminah digandeng Ketua Rombongan Hendro Tanoko, ia berjalan kaki tanpa bantuan kursi roda.
" Rombongan kami memang ada 6 yang menggunakan kursi roda, tapi kondisi bu Suminah ini sehat bugar. Meskipun usianya sudah 103 tahun, tapi kondisinya masih sigrak (semangat), luar biasa," ujar Hendro, Karom 4 dari kloter 90.
Nenek yang telah dikaruniai 3 putra, 7 cucu dan 6 cicit ini tercatat tidak memiliki riwayat penyakit. Kesehariannya dulu bekerja sebagai petani.
" Bu Suminah ini tidak punya riwayat sakit, pendengaran masih bagus, Dulu pekerjaannya petani," kisah Hendro.
" Beliau sendiri (tidak didampingi keluarga), pendamping dari Karom dan nanti petugas saja. Keluarga sudah menitipkan kepada kami, 5insya Allah kami siap mengawal," ujarnya.
sumber: Merdeka.com.