Suhernik (jatim.kemenag.go.id)
Dream - Siapapun bakal sedih saat ditinggal belahan jiwa. Itu pula yang dirasakan oleh Suhernik. Jemaah haji asal Malang ini pulang dari Tanah Suci tanpa didampingi sang suami, Rusman. Sebab, sang suami telah wafat saat berada di Madinah, Arab Saudi.
Pada Selasa 4 September 2018 sore itu, Suhernik tiba di Surabaya dengan hati murung. Ibu dua anak yang menjadi anggota kelompok terbang 23 ini masuk ke hall Mina, Asrama Haji Surabaya, dengan bercucuran air mata.
Suhernik teringat suami tercinta yang wafat lima hari setelah menginjakkan kaki di Madinah. Tepatnya Minggu 29 Juli 2018. Dia masih ingat betul kenangan bersama Rusman di hall asrama haji itu. Pada 23 Juli, mereka masih berdua di tempat itu.
“ Ya sedih Bu, berangkat bersama apalagi Bapak sudah menunggu delapan tahun untuk berangkat haji. Tadi masuk asrama, sambil nangis terus. Kata teman-teman, ‘sudah Bu, diikhlaskan saja, Bapak sudah tenang di sana’,” tutur Suhernik.
Istri pensiunan pajak ini mengaku sangat kaget suaminya wafat. Sebab, Rusman tidak menunjukkan tanda-tanda sakit. Saat berangkat ke Tanah Suci, sang suami sehat wal afiat. “ Bapak sehat-sehat saja,” ujar dia.
Malah, tambah Suhernik, saat di Madinah Rusman selalu lewat tangga yang butuh tenaga ekstra untuk naik dan turun penginapan. Tak pernah lewat lift. “ Katanya lama antre dengan banyak orang.”
Meski demikian, Suhernik mengakui bahwa suaminya memiliki riwayat sakit jantung dan diabet. “ Tapi 3 bulan lalu, dokter menyatakan Bapak normal semua,” tutur warga Istana Borobudur Agung Mojolangu, Lowokwaru, Kota Malang, ini.
Pada hari Minggu itu, Suhernik membeli oleh-oleh untuk anak-anaknya. Sementara, sang suami mengunjungi pemakaman Baki dan Museum Alquran dengan berjalan kaki bersama teman satu rombongan. Suhernik tidak ikut karena pemakaman Baki hanya untuk kaum Adam.
Sepulang dari makam Baki, Rasman menuju kamar Suhernik dan menceritakan pengalamannya ke makam Baki. Rusman menyelonjurkan kaki. “ Kata Bapak, pemakaman Baki itu bagus sekali, bersih,” kata Suhernik.
“ Coba kalau di Indonesia ada pemakaman seperti makam Baki. Alhamdulillah Ma, saya dapat mukjizat dari Allah kaki kuat keliling makam Baki,” Suhernik menirukan Rusman.
Usai bercerita, Rusman pamit untuk sholat Zuhur di kamar saja. “ Setelah mandi akan sholat Zuhur, Bapak pamit untuk sholat di hotel saja. Saya disuruh tetap berangkat jamaah di masjid Nabawi untuk menggenapkan arbain saya,” jelas dia.
Setelah wudu, Rusman beristirahat terlentang di atas ranjang hotel tempat Suhernik menginap. Suhernik pun pergi ke masjid Nabawi meninggalkan Rusman sholat di kamar sendiri.
“ Sepulang dari masjid, saya kaget lihat suami tidur bersedekap dan tidak bergerak lagi. Tensi saya lansung naik menjadi 150 ketika itu,” ujar Suhernik.
Jasad Rasnam kemudian dibawa ke KKHI Madinah. Setelah itu disholatkan di Masjid Nabawi dan dimakamkan di Baki. Kompleks permakaman yang baru dia kunjungi.
Sebelum meninggal dunia, kata Suhernik, suaminya telah memberi beberapa firasat. Antara lain meminta Suhernik mandiri. Tak seperti biasa, Rusman meminta Suhernik ke masjid sendirian.
“ Padahal kalau di rumah, kemanapun saya pergi, suami selalu siap mengantar,” kenang Suhernik.
Firasat itu juga dirasakan Suhernik saat Idul Fitri. Saat berkumpul dengan anak-anaknya, Rusman mengatakan apabila diambil Alloh, maka dirinyalah yang lebih dahulu menghadap Yang maha Kuasa. Rusman merasa tidak bisa hidup sendiri. Beda dengan Suhernik yang bisa hidup sendiri.
“ Ya, soalnya saya selalu melayani Bapak. Mau minum kalau tidak saya tuang ya ga mau minum. Kalau makan, saya siapkan, ikan itu saya ambil durinya baru Bapak makan. Kata Bapak, surga dunia jadi raja kecil kecilan di rumah,” terang perempuan yang telah 44 tahun mendampingi Rusman itu.
Kini, Suhernik tak lagi hidup bersama Rusman. Dia hanya berteman kenangan manis bersama almarhum suaminya. Namun dengan dukungan teman-temannya, dia belajar mengikhlaskan suaminya. Ia bersyukur telah bsia merawat dan mendampingi Rusman selama ini.
Sumber: Kemenag Jatim
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR