Kisah Sukamti, Rela Kerja Jadi TKW Puluhan Tahun demi Wujudkan Mimpi Ayah Berhaji

Reporter : Editor Dream.co.id
Minggu, 26 Mei 2024 10:40
Kisah Sukamti, Rela Kerja Jadi TKW Puluhan Tahun demi Wujudkan Mimpi Ayah Berhaji
Kisah wanita, 25 tahun bekerja di luar negeri demi wujudkan mimpi ayahnya pergi haji.

1 dari 10 halaman

Kisah Sukamti, Rela Kerja Jadi TKW Puluhan Tahun demi Wujudkan Mimpi Ayah Berhaji

Kisah Sukamti, Rela Kerja Jadi TKW Puluhan Tahun demi Wujudkan Mimpi Ayah Berhaji © Kisah Sukamti, Rela Kerja Puluhan Tahun di Luar Negeri Demi Wujudkan Mimpi Sang Ayah ke Tanah Suci (kemenag.go.id)

2 dari 10 halaman

© Kisah Sukamti, Rela Kerja Puluhan Tahun di Luar Negeri Demi Wujudkan Mimpi Sang Ayah ke Tanah Suci (kemenag.go.id)

Dream - Setiap anak pasti ingin mewujudkan mimpi orangtuanya, apalagi jika telah berusia renta.

Itu pula yang dilakukan oleh Sukamti (44), yang rela bekerja puluhan tahun di luar negeri demi mewujudkan keinginan ayahnya pergi haji.

3 dari 10 halaman

Pergi Haji dengan Ayah

Sang ayah, Suroso (84), selalu bilang bahwa keinginannya cuma satu, yaitu naik haji. Sebab, selain pergi ke Tanah Suci, tak ada lagi yang ia harapkan dengan kondisinya yang tunanetra sejak berusia delapan tahun.

4 dari 10 halaman

"Bagi saya, keinginan orangtua dan juga keinginan anak saya adalah suatu keharusan yang mesti diwujudkan,"

5 dari 10 halaman

25 Tahun Bekerja di Malaysia

Demi mewujudkan impian sang ayah, Sukamti bekerja di Malaysia selama 25 tahun. Sebagian penghasilannya ditabung untuk membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) bapaknya.

Tak hanya itu, ia juga bekerja untuk membiayai keluarga berikut empat adiknya. Sebagai single parent sejak anaknya lahir, Sukamti juga harus bekerja keras untuk membiayai kuliah anak semata wayangnya.

6 dari 10 halaman

© Kisah Sukamti, Rela Kerja Puluhan Tahun di Luar Negeri Demi Wujudkan Mimpi Sang Ayah ke Tanah Suci (kemenag.go.id)

" Sukamti ini memang anak yang selalu berbakti dan memikirkan keluarga termasuk semua adiknya dibiayai sekolah," cerita Suroso lirih.

7 dari 10 halaman

Menurut Suroso, sejak kecil Sukamti selalu punya tekad yang kuat. Ia rela dititipkan di panti asuhan hanya demi berjuang mendapatkan pendidikan gratis sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Teknik Mesin (STM) jurusan kelistrikan.

Sebab, dengan kondisi serba terbatas, Suroso tidak mampu maksimal mencari nafkah. Ia waktu itu hanya mengandalkan istrinya Mardiyah (75) yang sejak dulu bekerja menggarap di sawah.

8 dari 10 halaman

"Alhamdulillah tahun ini niat saya berhaji dikabulkan Allah. Saya bahagia sekali meskipun tidak bisa melihat indahnya Tanah Suci,"

9 dari 10 halaman

Saat ini, Sukamti berhasil mewujudkan impian ayahnya yang tunanetra untuk menunaikan rukun Islam ke lima. Ia dan sang ayah tergabung dalam jemaah haji kelompok terbang (kloter) sembilan Embarkasi Solo (SOC 09).


" Tabarakaallah, saya bisa mendampingi bapak berhaji, meskipun agak sedih karena belum bisa sekalian bersama ibu," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

10 dari 10 halaman

Ia bersyukur mendapatkan kuota prioritas lansia dan pendamping lansia, sehingga tidak menunggu antrian terlalu lama.

Sementara itu, menurut Ketua Kloter, Faozan, kondis Suroso yang harus didorong kursi roda oleh pendampingnya saat ke Masjid Nabawi, sering menginspirasi jemaah lainnya. Sehingga, anggota kloter yang lainnya juga ikut saling membantu, termasuk saat ke Raudhah, untuk mendorong kursi roda Bapak Suroso secara bergantian.

Beri Komentar