© MEN
Dream - Penambahan kuota jemaah haji Indonesia dari 221.000 menjadi 231.000 menjadi tantangan bagi petugas haji, terutama saat puncak haji di Arafah, Mudzalifah, dan Mina (Armuzna).
Kepala Satuan Operasional Armuzna, Jaetul Muchlis, mengatakan, penambahan kuota haji berpengaruh pada kondisi lapangan.
Dia mengatakan, telah menyosialisasikan strategi untuk para petugas Panita Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Non Kloter.
Jaetul beserta tim juga akan menempatkan petugas di pos-pos stasioner dan pos ad hoc di satuan tugas Armuzna. Dia juga telah menyiapkan tim mobile crisis rescue (MCR).
" Tim mobile crisis ini sekitar 220 orang dengan berbagai unsur, yaitu unsur perlindungan jemaah, unsur tim gerak cepat Kemenkes, ada P3JH nya Kementerian Agama dan juga teman-teman dari Media Center Haji juga akan terlibat di situ," ujar Jaetul.
Dia mengatakan, MCR merupakan gerak sinergi petugas dari berbagai instansi. Jaetul menjelaskan, untuk penanganan di Mina, tim MCR akan bertugas selama 24 jam.
" Mina memang menjadi primadona sebagai harus kita siasat dengan baik, ke mana kita escape-nya, ke mana kita memetakan pergerakan jemaah," kata dia.
Sebagai salah satu bentuk antisipasi, Jaetul juga mengimbau kepada jemaah lansia, berkemampuan fisik terbatas, untuk mewakilkan prosesi lempar jumrah.
" Kalau pun ingin melontar, kita arahkan agar melontar jumrah di hari kedua atau hari ketiga, tidak di hari kritis dan jam kritis," kata dia.
Sumber: Kemenag.go.id
Advertisement
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota

Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre

Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti

Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget

Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000
