Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Mengumpulkan dan mendengarkan keluhan dari pasien, melakukan pemeriksaan, mulai dari fisik, darah hingga pemeriksaan lanjutan, akan dilakukan dokter untuk menegakkan diagnosis penyakit. Sederet pemeriksaan kadang harus dilakukan berkali-kali dan bagi pasien tentunya sangat melelahkan.
Hal tersebut pada beberapa kasus tak lantas langsung mendapat jawaban jenis penyakit dan pengobatan yang tepat. Bahkan ada yang justru mendapat diagnosis yang salah. Menurut penelitian dari tim dari John Hopkins University, sekitar 55 ribu kasus malpraktik terjadi karena kesalahan diagnosis.
Temuan tersebut dipublikasi dalam Journal Diagnosis. Diketahui hampir ada hampir tiga perempat (74,1%) kesalahan diagnosa yang paling berbahaya. Kasus kesalahan tersebut banyak terjadi pada tiga kondisi yaitu kanker (37,8%), masalah pembuluh darah (22,8%), dan infeksi (13,5%).
" Bukan hanya membuat tidak nyaman, pasien akan sangat rugi, mulai dari kerugian materi hingga yang paling buruk adalah kematian," ujar professor of neurologi di Unversitas Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore, David Newman-Toker, seperti dikutip dari Health.
David juga mengatakan, studi ini menunjukkan apa yang seharusnya difokuskan agar membuat perubahan. Menangani diagnosis pada penyakit ini secara detail dapat berdampak besar pada pengurangan dampak buruk misdiagnosa.
Fakta lain yang juga terungkap adalah, lebih dari setengah kasus misdiagnosa, dialami oleh perempuan. Studi di Inggris menemuka 50% perempuan terkena misdiagnosa setelah serangan jantung, sementara 33% perempuan juga menerima kesalahan diagnosa setelah stroke.
Studi yang dilakukan dari Yale University, menemukan, rasa sakit laki-laki dianggap lebih serius daripada rasa sakit yang dialami anak perempuan. Hal ini memberikan koneksi antara rasa sakit yang tidak dianggap serius dengan misdiagnosa.
Menurut organisasi nonprofit yang dibentuk oleh John Hopkins Study, Society to Improve Diagnosis in Medicine, analisis ini memberikan analisis tambahan pada 2015 National Academy of Medicine Report, yang menemukan kesalahan diagnosis mencapai 80 ribu kematian per tahun di rumah sakit Amerika.
Laporan: Keisha Ritzska Salsabila
Dream – Penyakit merupakan hal yang tidak diduga-duga kapan datang dan perginya. Banyak orang yang tidak menyiapkan biaya cukup ketika harus berobat ke rumah sakit, apalagi jika penyakitnya cukup kronis.
Menurut sebuah penelitian yang diungkap oleh Head of Product Development Prudential Indonesia, Himawan Purnama, satu dari lima orang kalangan menengah, kehabisan uang untuk pengobatan.
Untuk penyakit kanker, ada 1 dari 2 orang kehabisan uang untuk pengobatan. Data tersebut meningkat setiap tahunnya.
“ Yang menjadi solusi bagi banyak orang untuk mencari dana pengobatan adalah memecahkan tabungan, mencari pinjaman dari teman dan keluarga, menjual aset atau mengandalkan sumbangan," kata Himawan di Jakarta, Senin 20 Mei 2019.
Dia mengatakan solusi lainnya yang bisa diandalkan adalah mengandalkan asuransi kesehatan. Apalagi, kini premi asuransi bisa didaftarkan sedini mungkin.
" Asuransi bisa didaftarkan untuk usia 30 hari sampai 70 tahun. Bahkan bisa dipakai untuk waktu yang cukup lama," kata dia,
Tidak hanya menangani perawatan tertentu, asuransi bisa digunakan untuk biaya check up, konsultasi, cuci darah dan lain-lain.
Himawan mengatakan Prudential merilis PRUPrime Healthcare Plus dan Plus Syariah. " PRUPrime Healthcare Plus dan Plus Syariah bisa digunakan juga untuk terapi okupasi, terapi wicara serta fisioterapi sampai seharga Rp65 miliar," kata dia.
Kamu pun bisa memilih jangkauan harga maupun tipe kamar untuk rawat inap di lebih dari 600 rumah sakit nasional dan beberapa di internasional.
" Mulai preminya bisa dari Rp400 ribu sampai tak terhingga. Jadi, pengguna bisa bertransaksi cashless, selama kasusnya bukan karena melukai diri sendiri atau kosmetik," kata dia.(Sah)
Dream - Kanker payudara merupakan jenis kanker penyebab kematian perempuan tertinggi di Indonesia. Sebanyak 58.256 perempuan didiagnosa kanker payudara dan 22.692 meninggal karenanya di 2018.
Kanker payudara membebani perempuan dari segi ekonomis, psikologis maupun psikososial. Terutama bagi pasien kanker payudara jenis HER2-positif.
Sel kanker HER2-positif memiliki sekitar 2 juta protein di permukaannya atau 100 kali lipat dibandingkan sel normal. Ekspresi yang berlebihan ini menyebabkan sel tumbuh sangat cepat dan tidak terkontrol.
" HER2-positif ini jenis kanker payudara paling agresif dan banyak ditemukan pada wanita usia produktif. Sebanyak 22 persen pasien kanker payudara di Indonesia merupakan jenis HER2-positif," kata Andhika Rachman, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik di Jakarta, Rabu 28 Agustus 2019.
Apabila pasien HER2-positif terdiagnosa pada stadium awal, metode pengobatan lini pertama dilakukan secara kuratif untuk menurunkan risiko kekambuhan dan kematian. Pengobatan dilakukan dengan berbagai metode terapi dan obat-obatan seperti trastuzumab.
Namun jika terjadi perburukan dan terpaksa dilanjutkan dengan pengobatan lini kedua. Tujuannya untuk memperpanjang harapan hidup sebisa mungkin.
Belakangan ini obat trastuzumab banyak digunakan pada terapi kanker payudara. Inovasi terbaru mulai dimunculkan guna memberi khasiat lebih besar dengan efek samping yang diminimalisir.
Roche mengeluarkan trastuzumab emtansine, pengobatan inovatif terbaru untuk HER2-positif stadium lanjut atau metastatik yang telah menjalani pengobatan sebelumnya dengan trastuzumab dan kemoterapi menggunakan taxan.
" Obat ini dirancang untuk menargetkan protein HER2 secara spesifik dan menghancurkan sel kanker dari dalam sel kanker itu sendiri. Hal ini akan mengurangi kerusakan pada jaringan sel normal lainnya sehingga mengurangi efek samping akibat komponen kemoterapi," paparnya.
Trastuzumab emtansine memberikan rata-rata survival hingga 30,9 bulan dan menunda pemburukan penyakit hingga 9,6 bulan. Kejadian efek samping juga lebih sedikit dibandingkan pengobatan standar memakai lapatinib dan capecitabine.
" Trastuzumab emtansine telah masuk dalam skema pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional di 41 negara sejak 6 tahun yang Ialu, dimana hal ini memberikan kesempatan yang berharga," ujar Cosphiadi Irawan, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik.
Obat tersebut kini terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia dan telah disetujui penggunaannya. Meski begitu, tidak semua biaya ditanggung oleh jaminan kesehatan Nasional seperti BPJS.
Pengobatan dibatasi hingga 8 kali atau maksimal Rp80 juta total keseluruhan perawatan. Jika lebih, maka pasien harus menanggung secara perorangan. (mut)
Advertisement
5 Tips Memilih Sabun Wajah untuk Pria, Jangan Sampai Salah
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi
Anak SMA Perlihatkan Bekal Steak Wagyu yang Disiapkan Ibu, Netizen: MBG Auto Minder
Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas 2025: Panggung Inspiratif Penuh Haru dan Inovasi Pelaku Usaha Lokal
Hypophrenia, Kondisi saat Seseorang Mendadak Sedih Tanpa Alasan
Belajar Ilmu Perencanaan Keuangan dengan Komunitas Cerita Uang
Anak Muda Perlu Waspada, Varises Bukan Sekadar Masalah Penampilan Menurut Indonesian Vein Center
Futuristik Abis! Penampakan Riyadh Metro di Arab Saudi yang Telan Biaya Rp364 Triliun
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi