Kaca Helm Sering Berembun Saat Musim Hujan. (Foto: Shutterstock)
Dream - Beberapa daerah di Indonesia sudah mulai diguyur hujan. Musim hujan acapkali membawa masalah bagi pengendara motor.
Salah satu masalah sering muncul adalah kaca helm berembun. Dampaknya tentu berbahaya, dapat mengurangi jarak pandang yang bisa memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Jika kaca helm berembun, ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mengatasinya.
Dikutip dari Otosia, Rabu 27 November 2019, cara pertama yaitu dengan menggunakan cairan anti-fog. Cairan ini tersedia dalam dua bentuk, oles dan spray.
Cara pakai cairan bentuk oles sama seperti sabun. Sedangkan untuk model spray, kamu hanya perlu menyemprotkan cairan ini ke bagian luar dan dalam kaca hel, lalu bersihkan dengan lap bersih atau tisu. Cairan ini dijual dengan harga mulai dari Rp15 ribu sampai Rp100 ribu.
Cara kedua, kamu bisa memanfaatkan sirkulasi udara. Helm biasanya memiliki ventilasi sebagai sarana sirkulasi udara.
Pastikan semua lubangnya terbuka agar perbedaan suhu udara di dalam dan luar helm tak terlalu jauh. Udara yang mengalir di dalam helm bisa mengurangi pengembunan.
Kamu juga bisa membuat celah dengan sedikit membuka visor helm. Risikonya, air akan masuk ke dalam saat hujan deras.
Cara ketiga bisa dibilang paling efektif karena juga diterapkan di Moto GP. Cara kerjanya menjaga suhu udara pada ruang antara kaca dengan pinlock tetap stabil. Hal itu mengakibatkan embun hanya terjadi di luar area yang tidak tertutup kaca anti-fog.
Cara keempat, menggunakan perlengkapan sehari-hari seperti sabun pencuci piring, sampo bayi, krim pencukur, atau pasta gigi. Pilih salah satu dari keempat bahan tersebut.
Gunakan untuk membersihkan kaca helm bagian luar dan dalam. Oleskan bahan ke kain halus dan gosok secara merata. Biarkan sampai kering, lalu gosok kembali dengan lap yang bersih.
Dream – Kaca helm atau visor berfungsi untuk melindungi wajah dan mata pengendara motor. Visor membantu kamu dari tgerpaan debu, kotoran, air hujan, dan sinar mentari.
Sayangnya, kaca helm sangat mudah tergores. Apalagi jika kamu termasuk orang yang sembarangan menyimpan alat pengaman kepala ini.
Dikutip dari Suzuki, Selasa 30 Juli 2019, Penyebab kaca helm tergores bisa bermacam-macam. Mulai dari cara mengelap yang kasar, helm terjatuh, atau menempatkan helm terlalu keras.
Biasanya kita akan langsung membeli kaca helm baru untuk menggantinya. Sayang, harganya tak selalu murah. Belum lagi baut yang sudah aus sehingga kamu sulit mengganti sendiri.
Sebelum mencari penggantinya, mengapa tak mencoba membuat tampilan kaca helm seperti baru kembali.
© Dream
Hal Pertama yang kamu lakukan adalah melepaskan kaca dari helm. Lalu, cucilah dengan air sabun dan upayakan membilasnya di bawah air yang mengalir. Tujuannya agar kotoran yang masih menempel bisa cepat hilang.
Selanjutnya, permukaan visor yang masih basah, diamplas perlahan dengan jenis amplas paling halus (1.50 –2.200 SW) sembari disiram dengan air yang mengalir. Lakukan beberapa kali tahap ini, khususnya pada bagian kaca yang memiliki banyak goresam.
Selesai diamplas, kaca memang akan terlihat kusam. Tunggulah beberapa saat sebelum membersihkannya. Keringkan kaca helm, kemudian poles bagian kusam tadi dengan white compound.
Pakailah kain katun yang halus untuk melakukan hal tersebut.
Sebeum melakukan 4 langkah di atas, ada satu hal yang wajib diperhatikan. Untuk mengetahui helm kamu tahan amplas atau tidak, coba dulu untuk mengamplas sedikit saja pada bagian pojok visor (dekat engsel).
Kalau memang tahan amplas, lanjutkan proses di atas ke bagian tengah visor. Tetapi ingat, kalau goresan pada kaca helm terlalu banyak dan dalam, ada baiknya untuk menggantinya dengan kaca helm yang baru.
Dream – Banyak pengendara motor hanya mau pakai helm karena tidak mau ditilang polisi. Karena pemikiran ini, tak sedikit pengendara asal pilih helm.
Parahnya lagi, mereka sering melepas helm ketika melewati jalan yang tak dijaga polisi. Padahal, helm merupakan pelindung kepala untuk keselamatan pengendara.
Dikutip dari Suzuki, Selasa 9 April 2019, helm bukan hanya sekadar aksesoris atau pelengkap formalitas berkendara. Lebih dari itu, helm merupakan perangkat keselamatan yang berfungsi untuk melindungi dari benturan, baik saat terjatuh atau terjadi tabrakan.
© Dream
Lalu, helm seperti apa yang harus digunakan?
Di Indonesia, ada regulasi khusus yang mengatur helm. Helm harus berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI). Label ini merupakan bukti bahwa produk tersebut sudah melewati tahap uji coba dan memastikan barangnya aman ketika digunakan untuk berkendara.
Memilih helm dengan label SNI merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan.
Selain harus memiliki label SNI, helm yang digunakan pun harus sesuai dengan ukuran kepala yang menggunakannya, tidak terlalu besar, tidak pula terlalu kecil.
Menurut Transport Research Laboratory, sebagaimana dikutip dari Visordown, setidaknya 20 persen responden mengklaim bahwa helm mereka hampir terlepas ketika tabrakan. Hal ini disebabkan karena sebanyak 25 persen pengendara sepeda motor memiliki helm yang salah ukurannya alias terlalu besar.
Dalam penelitian tersebut, terungkap jika 25 persen responden mengaku membeli helm secara online, dan hanya 3 persen yang membeli helm di toko resmi dan dicoba dulu kelayakannya, termasuk menentukan apakah ukurannya pas dengan ukuran kepala pengguna atau tidak.
Tim peneliti menyebut bahwa menggunakan helm yang tidak sesuai dengan ukuran kepala sangat berbahaya. Helm bisa saja terlepas saat terjadi kecelakaan, dan menyebabkan cedera yang sangat serius, hingga menyebabkan meninggal dunia.
Selain itu, sebelum berkendara kamu pun harus memastikan jika tali helm sudah terpasang dengan baik. Sudah banyak contoh kecelakaan yang terjadi akibat dari tali pelindung helm yang tidak dipasang dengan baik, salah satunya contohnya tragedi yang menimpa pembalap Moto GP Marco Simoncheli.
Kesimpulannya, punya label helm SNI saja belum cukup untuk menjaga kamu dari risiko kecelakaan, helm harus memiliki ukuran yang pas dengan pengendara, dan tali pengikatnya dipasang dengan baik.