Shutterstock
Dream - Sakit perut, perut kembung, diare dan masalah pencernaan lainnya menjadi hal yang merepotkan bagi sebagian orang yang sering mengalaminya. Meski dalam kadar tertenti bisa ditahan, kondisi ini tentu akan membuat penderita kesakitan jika dibiarkan berlarut-larut.
Beberapa masalah pencernaan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, gejala lain mungkin menandakan gangguan pencernaan yang lebih serius yang memerlukan perhatian medis.
Masalah pencernaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, adapun beberapa penyebab gangguan sistem pencernaan melansir dari marthastewart.com, adalah sebagai berikut.
Pola makan adalah salah satu penyebab dari masalah pencernaan, terutama pada orang yang jarang mengonsumsi cairan dan serat. Ketika tidak mendapatkan cukup serat selama bertahun-tahun, hal ini akan menimbulkan mikrobioma tidak sehat di perut.
Selain itu, makanan berbumbu berat, kafein dan alkohol menjadi makanan yang mempengaruhi kesehatan usus, terutama jika penderita memiliki kondisi medis tertentu.
Untuk mengatasi masalah pencernaan, disarankan konsumsi buah, sayuran, ayam, dan ikan untuk memelihara bakteri usus yang sehat.
Kondisi stres juga dapat mempengaruhi kondisi pencernaan seseorang. Berdasarkan beberapa studi, jika seseorang tidak tidur dengan nyenyak atau ketika merasa stres, terdapat hasil negatif dalam hal kualitas bakteri dalam sistem tubuh.
Hormon stres dan peradangan juga dapat mempengaruhi bakteri tersebut. Selain itu, stres juga dapat memicu seseorang untuk makan lebih banyak sehingga mempengaruhi kesehatan usus.
Terdapat korelasi antara gerakan fisik minimal dan kesehatan usus. Aliran darah yang banyak mengalir ke seluruh tubuh bisa mengubah bakteri yang hidup di usus. Maka dari itu, melakukan olahraga disarankan untuk menjaga kesehatan usus.
Pola makan, konsumsi alkohol stres, dan faktor gaya hidup lainnya dapat mempengaruhi kesehatan usus seseorang.
Orang yang menderita kondisi medis tertentu dapat sangat sensitif terhadap faktor ini. Terutama jika menderitaesofagitis, gastritis, IBS, penyakit celiac, refluks asam, infeksi H.pylori, atau divertikulitis.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat mengganggu jumlah bakteri sehat di usus dan menyebabkan kondisi serius yang disebut Clostridium difficile, atau C. diff. Kondisi ini memerlukan intervensi medis untuk mengobati diare berat dan radang usus besar.
(Sah, Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita/ Sumber: marthastewart.com)
Advertisement
Mantan Ketum PSSI Usulkan STY Kembali Latih Timnas, Ini Alasannya
Wanita Ini 400 Kali Operasi Plastik Selama 15 Tahun
Potret Keren Yuki Kato Taklukan Chicago Marathon 42,2 Kilometer
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
Aksi Kakek 74 Tahun Prank Meninggal Dunia Biar Tahu Siapa yang Layat
Kronologi Pencurian Perhiasan 4 Menit di Museum Louvre yang Bikin Geger Prancis
Waspada! 5 Sayuran yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Penderita Penyakit Ginjal