Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Sejumlah aliran sungai yang mengarah ke Teluk Jakarta diketahui membawa sampah dari hulu. Tetapi selama pandemi Covid-19, ada sampah jenis baru yang berpotensi mencemari Teluk Jakarta.
Guru Besar Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB), Etty Riani, mendapat temuan berupa sampah medis. Jumlahnya cukup banyak.
Temuan tersebut didapat dari penelitian yang dijalankan Etty bersama tim gabungan dari LIPI dan Universitas Terbuka di sejumlah titik aliran sungai.
Anggota tim tersebut yaitu Muhammad Reza Cordova, Intan Suci Nurhati dari LIPI dan Marindah Yulia Iswari beserta Nurhasanah dari Universitas Terbuka.
" Kondisi sebelum pandemi, terlihat jumlah sampah cukup tinggi dan dominan dari plastik. Hal yang sama secara komposisi ditemukan juga pada saat pandemi namun terdapat sampah jenis baru di sungai yang akan terbawa ke Teluk Jakarta, yakni sampah medis," ujar Etty melalui keterangan tertulis diterima Dream.
Etty mengemukakan hipotesis, menyatakan terjadi penurunan jumlah pada sampah domestik. Di sisi lain, terjadi peningkatan sampah medis akibat meningginya penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan face shield.
" Estimasi kami, terjadi peningkatan atau " kebocoran" sampah medis dari yang sebelumnya tidak ditemukan, menjadi 15-16 persen," ucap Etty.
Etty menduga kebocoran ini terjadi akibat tingginya konsumsi alat pelindung diri sekali pakai di masyarakat. Sementara meski sudah ada aturan dalam penanganan sampah medis tetap saja ada oknum yang melakukan pelanggaran dengan membuang sampah APD sembarangan.
Penelitian tersebut dilakukan dalam kurun waktu Maret hingga April 2020 di muara Sungai Clincing dan Sungai Marunda. Tim mengoleksi sampah menggunakan jaring sepanjang 75 meter lalu dilakukan pengelompokan jenis sampah.
Hasil riset ini telah diterbitkan pada Jurnal Internasional Chemospher-Elsevier. Dari temuan tersebut, didapati bobot sampah mengalami peningkatan.
Dari segi kelimpahan, jumlahnya juga meningkat karena adanya sampah medis yang merupakan jenis baru. Sampah didominasi oleh sampah plastik dan juga styrofoam.
" Dominasi sampah plastik sebesar 46 persen secara kelimpahan atau jumlah dan setara dengan 57 persen berat sampah," tuturnya.
Lebih lanjut, Etty menjelasan dampak awal masuknya limbah medis ini akan meningkatkan beban pencemaran dari sisi sampah. Tetapi tidak menutup kemungkinan sampah tersebut membawa mikroorganisme patogen, melepas bahan aditif dan menjadi tempat " penempelan" bahan berbahaya dan beracun di ekosistem perairan.
" Di sisi lain, kemungkinan mikroplastik akan lebih banyak dihasilkan dari sampah medis yang masuk ke lingkungan tersebut," terang Etty.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR