Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Pada dasarnya, otot vagina, yang sering disebut sebagai " miss v" , memiliki elastisitas yang tinggi. Meskipun dapat mengalami perubahan dan kelemahan seiring berjalannya waktu, miss v cenderung kembali pada bentuk aslinya atau mendekatinya. Meskipun banyak pernyataan yang mengklaim sebaliknya, kenyataannya adalah bahwa seseorang tidak dapat merusak vagina.
Jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada miss v?
Berdasarkan fakta, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hubungan seks penetratif menyebabkan vagina menjadi lebih kendur secara permanen. Secara medis, pernyataan yang mengklaim bahwa vagina dapat menjadi longgar tidak tepat. Saat berhubungan seks, vagina secara alami akan mengalami pelumasan dan otot-ototnya akan meregang untuk menampung penetrasi penis atau mainan seks.
Setelah aktivitas seks berakhir, vagina akan kembali ke kondisi semula secara alami. Jadi, kesimpulannya, penetrasi tidak menyebabkan vagina menjadi longgar secara permanen.
Kehamilan dan proses persalinan melalui vagina dapat menyebabkan peregangan pada otot-otot vagina, serta melemahkan dasar panggul. Akibatnya, vagina mungkin terasa lebih kendur dan longgar. Namun, seperti halnya dengan aktivitas seks, peregangan atau kekenduran vagina yang disebabkan oleh kehamilan atau persalinan tidak bersifat permanen.
Namun, terdapat satu pengecualian yang mungkin terjadi, yaitu cedera lahir pada vagina yang disebabkan oleh penggunaan forceps atau ekstraksi vakum. Penggunaan forceps saat melahirkan dapat menyebabkan robekan pada otot dan jaringan vagina.
Proses penuaan alami memengaruhi seluruh tubuh seseorang, termasuk kondisi vagina pada wanita. Saat wanita memasuki periode perimenopause, jaringan vagina mulai mengalami penipisan dan kekeringan, sementara otot dasar panggul menjadi lebih rileks. Seiring bertambahnya usia, kadar estrogen dan kolagen dalam tubuh wanita juga menurun. Penurunan kadar estrogen mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke otot-otot vagina, yang dapat memengaruhi elastisitas jaringan vagina. Sementara itu, penurunan kadar kolagen dapat melemahkan dasar panggul. Perubahan hormonal dan seluler ini menyebabkan vagina terasa semakin kendur dan longgar seiring bertambahnya usia.
Berlawanan dengan pandangan umum yang sering ditemui, memiliki vagina yang ketat dan kencang sebenarnya dapat menimbulkan masalah kesehatan, seperti vaginismus. Kondisi ini sering kali terkait dengan masalah kesehatan yang membuat hubungan seksual menjadi sangat menyakitkan. Cara yang tepat untuk mengatasi hal ini adalah dengan memperkuat otot-otot di sekitar vagina, sehingga aliran darahnya dapat meningkat. Salah satu latihan yang dianjurkan untuk memperkuat otot-otot tersebut adalah latihan Kegel. Latihan Kegel melibatkan mengepalkan dan melepaskan otot dasar panggul, yang dapat membantu menguatkan otot-otot di sekitar vagina, rahim, kandung kemih, dan usus.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak