Ilustrasi: (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Semua orang dianjurkan untuk sering mencuci tangan dengan untuk menghindari penularan virus corona baru, Covid-19. Tangan memang menjadi bagian tubuh yang sering digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau memegang benda, yang rentan menularkan virus.
Sejak pandemi virus corona jenis baru merebak, mayarakat ramai-ramai memborong hand sanitizer. Banyak orang percaya pembersih tangan itu ampuh membunuh kuman dan virus di tangan. Jadilah saat ini barang itu langka di pasaran.
Namun demikian, pembersih tangan rupanya tidak mampu membunuh semua kuman yang menempel di tangan. Ada virus tertentu yang kebal dengan hand sanitizer.
" Pembersih tangan aktif terhadap semua jenis virus kecuali norovirus, yang menyebabkan jenis diare tertentu," jelas Linda Anegawa, internis yang berbasis di Hawaii, dikutip dari allure.com.
" Sanitizer juga tidak melindungi dari beberapa jenis bakteri, termasuk yang disebut C. difficile, yang menyebabkan diare akibat penggunaan antibiotik secara berlebihan," tambah dia.
Athanasios Melisiotis, seorang dokter di University of Pennsylvania, menunjukkan beberapa potensi kerugian lain dari pembersih tangan. Pembersih tangan, kata dia, dapat meninggalkan residu yang terasa licin atau tidak nyaman bagi beberapa pengguna.
Dia bahkan menyebut memberihkan tangan menggunakan sabun justru lebih baik dilakukan. " Pembersih tangan bagus dalam keadaan darurat dan lebih nyaman, tetapi sabun dan air pada akhirnya lebih baik." lanjut Melisiotis.
Menurut laman weforum.org, seorang profesor kimia menjelaskan bahwa sabun sangat baik dalam membunuh virus corona Covid-19.
" Pembersih tangan dapat membunuh virus dan bakteri tertentu, tetapi itu tidak 'membersihkan' tangan Anda seperti halnya sabun dan air," kata Melisiotis.
" Sanitizer tidak menghilangkan kotoran yang sebenarnya. Namun sabun dapat membunuh kuman, mengikatnya, dan membantu menghilangkannya secara fisik dengan air dari kulit Anda dan melalui saluran pembuangan."
Mungkin dengan menggunakan sabun antibakteri akan menjadi yang lebih baik daripada sabun biasa, namun menurut penelitian CDC bahwa tidak ada manfaat tambahan untuk menggunakan sabun antibakteri dibanding sabun biasa.
Palli Thordarson, profesor di School of Chemistry di University of New South Wales, Australia, menjelaskan bahwa, virus cenderung terdiri dari tiga hal:
Hubungan antara ketiga komponen ini menyediakan sturuktur virus tetapi hubungan tersebut bersifat lemah karena tidak ada ikatan kovalen dalam aksi yang memberikan struktur yang lebih stabil.
Sebaliknya, kata Thordarson, perakitan virus didasarkan pada interaksi “ non-kovalen” yang lemah antara protein, RNA, dan lipid. Hal ini berarti sangat sulit untuk memecah partikel virus yang terbentuk sendiri.
Tetapi dimungkinkan untuk memecah partikel dengan sabun, yang sangat baik dalam melarutkan lapisan lipid yang mengelilingi virus. Ini juga membatalkan semua ikatan lemah lainnya di dalam virus. Setelah itu terjadi, virus secara efektif dapat dihancurkan.
Mencuci dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memindahkan virus dari permukaan kulit. Sabun mengandung senyawa, seperti lemak yang disebut amphiphiles, yang mirip dengan lipid yang ditemukan dalam membran virus.
Ketika bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun mengikatnya dan menyebabkannya terlepas dari virus. Ini juga memaksa virus melepaskan diri dari kulit.
Oleh karena itu Anda disarankan mencuci tangan dengan sabun secara menyeluruh setidaknya selama 20 detik. Virus menempel pada kulit dan dimasukkan ke dalam kerutan yang sangat kecil, itulah sebabnya mengapa untuk menghilangkannya harus dengan mencuci tangan sesring mungkin.
Zat lain yang juga efektif yaitu, gel berbasis alkohol. Mereka yang memiliki kandungan alkohol tinggi (biasanya 60% hingga 80%) juga akan melarutkan virus. Tetapi sifat antibakteri dari produk-produk tersebut tidak akan berpengaruh pada virus.
Jika satu-satunya pilihan anda adalah pembersih tangan, pastikan bahwa pembersih tangan tersebut adalah pembersih tangan yang baik. Itu berarti Anda harus memeriksa bahan-bahannya.
" Ketika air dan sabun tidak segera tersedia, pembersih tangan dengan alkohol hingga 60 persen adalah alternatif kedua yang baik," kata internis yang berbasis di New York, Niket Sonpal, dikutip dari allure.com.
Sementara, Melisiotis menyarankan untuk menghindari hand sanitizer yang tidak mengandung alkohol dengan alasan efektifitas dalam membunuh kuman. Alkohol, kata dia, bisa membunuh virus.
" Tapi jangan membuat pembersih tangan sendiri. Kamu harus membeli produk yang terkontrol dan teruji kualitasnya yang memberikan sanitasi yang efektif," ujar Melisiotis.
Michael Chang, seorang spesialis penyakit menular dengan UTHealth di University of Texas di Houston, mengatakan ada beberapa pembersih tangan dengan bahan yang disebut benzalkonium klorida, yang telah terbukti mengurangi bakteri dan virus, tetapi tidak sebanyak pembersih berbahan alkohol.
" Yang menarik, benzalkonium klorida aktif melawan norovirus, tetapi untuk sebagian besar virus pernapasan, seperti flu musiman atau virus corona covid-19, pembersih tangan berbahan alkohol lebih disarankan."
Alasan lain untuk tetap menggunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol: " Karena alkohol dalam pembersih berfungsi sebagai pengawet, kecil kemungkinannya terkontaminasi daripada pembersih bebas alkohol," kata Chang kepada allure.com, dengan catatan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan pembersih tangan berbahan dasar alkohol sebagai obat esensial.
Anegawa juga memperingatkan untuk tidak memasukkan bahan umum lain seperti triclosan. Dia mengatakan bahwa agen antibakteri khusus ini dapat mengurangi efektivitas pembersih tangan dan bahkan dapat berkontribusi pada resistensi bakteri.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik