(Foto: Shutterstock)
Dream - Obat kumur antiseptic seringkali menjadi pilihan untuk menyegarkan rongga mulut saat puasa. Berkumur dengan antiseptic setelah sahur awalnya bertujuan untuk membersihkan mulut dari bakteri.
Namun ternyata, mencuci mulut dengan antiseptic malah mempunyai risiko kesehatan.
Dilansir dari jurnal Free Radical Biology and Medicine, penggunaan antiseptic dalam obat kumur dua kali sehari akan meningkatkan tekanan darah hingga 3,5 mmHg. Peningkatan ini memicu risiko serangan jantung, stroke, dan gangguan kesehatan lain.
Riset Queen Mary University of London menyebutkan kandungan antiseptic pada obat kumur malah membunuh bakteri baik yang berperan dalam relaksaksi pembuluh darah. Akibatnya, antiseptic malah memicu tekanan darah tinggi.
Tim riset tersebut meneliti efek pencuci mulut antiseptic dengan mengukur tekanan darah 19 responden sehat selama dua minggu. Peneliti mencatat kapasitas penurunan nitrat dan kadar nitrit dalam rongga mulut.
Peneliti juga menduga tekanan darah dipengaruhi kandungan chlorhexidine, yaitu antiseptic yang mengatasi gangguan gusi dan masalah rongga mulut lainnya.
Hasilnya, pencuci mulut mengubah bakteri dari nitrit menjadi nitrat. Terbukti dengan plasma nitrat yang terus menurun. Menurunnya kadar plasma nitrat berhubungan dengan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan tekanan darah responden, yang berkisar dua hingga 3,5 mmHg, setelah dua kali mencuci mulut dalam sehari.
Peneliti yakin, peningkatan tekanan darah dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah bakteri baik dalam rongga mulut. Bakteri baik menentukan kadar plasma nitrat hingga mengendalikan tekanan darah.
Kebanyakan obat kumur yang dijual di pasaran mengandung antiseptic yang klaimnya dapat membunuh 99.9% bakteri dalam mulut. “ Membunuh semua bakteri baik tiap harinya sangat berbahaya,” kata Amrita Ahluwalia, ketua penelitian.
Tekanan darah yang naik bisa berakibat fatal hingga pada kematian.
Amrita mengatakan penelitian ini tidak menganjurkan orang untuk berhenti menggunakan antiseptic pencuci mulut jika menderita infeksi gigi atau gusi. Dia menyarankan orang untuk tidak menggunakan obat kumur tanpa alasan yang jelas.
Temuan ini juga tidak berlaku untuk semua pencuci mulut, karena tidak semuanya mengandung chlorhexidine. Namun, pencuci mulut ber-antiseptic jenis lain masih bisa menyebabkan bahaya yang sama lantaran mengganggu keseimbangan bakteri di rongga mulut.
Karena itulah, Sahabat Dream sebaiknya memilih obat kumur yang tidak mengandung chlorhexidine atau antiseptic yang lain. Misalnya dengan Enzim Mouthwash, obat kumur yang mengandung enzim alami, tanpa alkohol dan tanpa antiseptic.
Enzim-enzim aktif yang ada pada Enzim Mouthwash seperti amyloglucosidase, glucose oxidase, lactoperoxidase bermanfaat untuk mengembalikan kualitas air ludah agar dapat mengontrol keseimbangan bakteri di dalam rongga mulut. Potassium Nitrate bermanfaat untuk menghilangkan ngilu pada gigi sensitif.
Silica dalam Enzim Mouthwash bermanfaat untuk menutup lubang dentin sehingga dapat mencegah terjadinya ngilu yang berulang. Allantoin bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka seperti sariawan dan gusi berdarah.
Zinc Gluconate bermanfaat untuk menetralisir bau mulut.
Kamu sebaiknya memilih obat kumur yang tepat untuk menjaga rongga mulut selama berpuasa seperti Enzim Mouthwash. Nafas tetap segar, mulut tetap sehat.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov