Foto: Dok. Hannie Hananto
Dream - Desainer Indonesia, Hannie Hananto, memamerkan karya di ajang fashion Daegu International Fashion Culture (DIFACUL) yang dihelat pada 4 hingga 6 Oktober 2019 di Suseong Lake, Sangwha Dongsan, Korea Selatan.
Dia mendapat kehormatan untuk tampil di ajang tahunan itu setelah diundang Korea Research Institute for Fashion Industry (KRIFI). Pada pagelaran itu, Hannie Hananto mengusung koleksi bertema 'New Collaboration Fashion Playground'.
Pada sesi International Fashion Culture Show: PLAY 1. Fashion Playground, Hannie menampilkan karya bertajuk 'Suwe Ora Jamu'. Tema itu diambil dari Bahasa Jawa yang berarti lama tidak minum jamu.
Jamu adalah minuman tradisional dari Jawa yang dikenal dengan ciri khas penjual penjual yang membawa keranjang dengan cara digendong di belakang.
Hannie berupaya mengangkat popularitas jamu yang kini semakin memudar.
Busana Muslim dihadirkan dengan potongan simpel yang menonjolkan permainan motif cetak (print) warna-warni sebagai gambaran keragaman inklusif, perpaduan antara kearifan lokal dan suasana kebahagiaan.
" Koleksi 'Suwe Ora Jamu' mewakili budaya, pengrajin lokal, dan negara kita. Tentang rasa cinta, hormat dan semangat yang kita perjuangkan agar terus tumbuh dan berkembang dalam diri bangsa Indonesia," papar Hannie Hananto dalam keterangan tertulis yang diterima iDream, Senin 7 Oktober 2019.
Koleksi Hannie Hananto ditampilkan bersama karya desainer dari berbagai negara, seperti Lopkhan (Rusia), Mesion De Ines (Doha), ESH (Singapura), Atelier Prive Melson (Malaysia), dan Inna (Filipina).
DIFACUL 2019 merupakan festival fashion internasional yang mengintegrasikan antara fashion, budaya, seni dan alam.
Selain menggelar fashion show, DIFACUL 2019 menggelar pameran yang terdiri dari Fashion Tech-Fushion Tech-Art Exhibition, Textile Fashion Façade Exhibition dan Art Installation Exhibition.
Dream - Satu lagi desainer Indonesia yang melenggang di New York Fashion Week (NYFW) 2020. Marina Christyanti Ayumi, awalnya tidak berani berharap menjejakkan kaki di panggung mode tersebut.
Namun dorongan dari para kerabat membuat pemilik label Ayumi ini, memamerkan karyanya di panggung Spring Studio 'Indonesian Diversity' NYFW Spring/Summer Collections, 9 September lalu.
Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
Bertajuk 'An Ode to the Ethnicity', Ayumi mengusung material khas Indonesia yang terinspirasi dari sosok perempuan enerjik, cantik dan bergaya chic.
Songket Minang dipilih menjadi material utama. Orangtua yang berasal dari Sumatera Barat membuat Ayumi cukup akrab dengan songket.
Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
" Kendala terberat adalah waktu yang sempit. Hanya tingga minggu. Songketnya sendiri asli hasil tenunan tangan pengrajin dari Sumatera Barat, dan satu warna songket dibuat untuk satu bahan. Jadi, no chance for failure," tutur Ayumi lewat keterangan tertulis yang diterima Dream, Senin 8 Oktober 2019.
Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
Bahan songket yang sedikit kaku dengan perpaduan benang emas dipadukan dengan bahan tipis yang ringan dalam siluet bertumpuk. Aksen ruffles diberikan di beberapa titik busana untuk memberi kesan luwes.
Kilau jalinan benang emas berwarna merah gelap, hijau pekat dan krem pada songket memberi kesan glamor tanpa menghilangkan nuansa Tanah Air.
Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
Berkolaborasi dengan Epa Jewelry, padu padan aksesori menambah citra mewah yang menjadi ciri khas desain Ayumi.
Foto: Dok. Ayumi/Moza Wahyu
Selain Ayumi, ada tiga desainer Indonesia yang juga memamerkan karya di NYFW 2020. Mereka adalah Maggie Hutauruk-Eddy, Julianto dan Yogiswari Pradjanti.
Digawangi Indonesia Fashion Gallery (IFG) mereka tampil di pekan mode bergengsi itu dan berbagi panggung dengan desainer papan atas seperti Calvin Klein dan Jeremy Scott. (ism)
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur