Penampakan Tsuraya Secara Telanjang Dan Melalui Teropong
Dream - Dalam beberapa hari terakhir masyarakat dijejali dengan informasi tentang penampakan bintang di pagi hari. Banyak yang meyakini kemunculan bintang tsuraya ini sebagai pertanda akan berakhirnya pandemi corona.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) menjelaskan sisi ilmiah serta tradisi masyarakat Indonesia terkait kemunculan bintang tersebut.
Dalam unggahan di akun Instagramnya, Lapan mengutip penjelasan Andi Pangeran dan tim dari Pusat Sains Antariksa Lapan menjelaskan Tsuraya (thuraya) dalam istilah astronominya populer disebut sebagai gugus bintang terbuka Pleiades. Ini adalah sekumpulan bintang yang terletak di dekat rasi Taurus.
Gugus bintang terbuka ini terdiri dari sejumlah bintang, dan tujuh diantaranya dapat dilihat dengan mata telanjang.
Dalam mitologi Yunani, dan dikenal sampai saat ini, ketujuh bintang tersebut adalah Sterope, Merope, Electra, Maia, Taygeta, Celaeno, dan Alcyone; dan dikenal sebagai bintang 7 saudari.
Mudah dikenali dengan mata telanjang, bintang tsuraya juga muncul dalam berbagai mitologi langit dari berbagai kebudayaan di seluruh dunia. Pleiades juga dikenal sebagai bintang tujuh dalam berbagai mitologi di berbagai kebudayaan di seluruh dunia.
Dalam tradisi langit nusantara, bintang tsuraya sering disebut juga sebagai Lintang Wuluh, atau Lintang Kerti. Dari tradisi India dikenal sebagai Kartika (Kritikka) yang namanya diambil dari dewa pelindung bangsa Tamil, Kartikeya.
Sedangkan di Tiongkok dan Korea, Tsuraya dikenal sebagai Mao-Xing dan Myo-Su Byeol (Bintang Berambut, Hairy-Head Star). Jepang mengenalnya sebagai Subaru-hoshi atau " Bintang yang berkumpul" , secara populer dikenal sebagai Subaru.
Dalam tradisi agraris nusantara, munculnya Pleiades atau buntang tsuraya ketika fajar menjadi tanda untuk memulai menggarap sawah dan membersihkan huma. Kemunculannya juga dianggap sebagai tanda awal bercocok tanam.
Sementara dalam tradisi di Timur Tengah, Tsuraya yang terbit ketika fajar merupakan penanda berakhirnya masa mewabahnya hama tanaman dan dimulainya panen buah kurma.
Dalam astronomi, jarak Pleiades ke Bumi mencapai 444 tahun cahaya, artinya cahaya dari Tsuraya membutuhkan waktu 444 tahun agar sampai ke Bumi.
Pleiades terbit hampir bersamaan dengan Matahari terjadi di bulan Mei sampai dengan Juni ketika terbit saat fajar, kemudian tinggi di atas saat September-Desember, sampai kemudian tenggelam saat fajar ketika Desember, sehingga seringkali diasosiasikan sebagai penanda musim dingin bagi masyarakat di belahan Bumi utara.
Nama dalam katalog disebut sebagai Messier 45, dan anggota gugus bintang tersebut adalah bintang yang relatif muda, dengan kelas spektrum tipe B, cenderung panas, cerlang, dan berwarna kebiruan.
Bila kondisi tidak berawan, saat-saat seperti ini kita bisa mengarahkan pandangan ke arah timur saat jelang Matahari terbit, carilah rasi Taurus, dan temukan lintang Kartika di dekat rasi Taurus.(Sah)
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu