Cerita Penderita Maag Membaik Setelah Jalani Puasa Ramadhan

Reporter : Syahidah Izzata Sabiila
Rabu, 29 April 2020 17:43
Cerita Penderita Maag Membaik Setelah Jalani Puasa Ramadhan
Masya Allah

Dream - Bagi sebagian orang, keluhan maag kerap kali datang ketika terlambat makan. Maag biasanya membuat para penderita merasa gejala nyeri ulu hati, mual bahkan muntah.

Di bulan puasa Ramadhan, banyak orang yang mengkhawatirkan dirinya kambuh saat menjalankan puasa. Namun ternyata menurut dokter spesialis penyakit dalam, Ari Fahrial Syam, seseorang yang punya keluhan maag justru akan membaik berkat menjalani puasa. 

Dilansir dari Liputan6, menurut Dokter Ari, keluhan maag jauh berkurang selama puasa Ramadhan berlangsung.

" Pasien sudah melaporkan, keluhan maagnya membaik selama puasa Ramadhan. Karena makannya menjadi teratur pada saat sahur dan berbuka puasa, mengurangi camilan-camilan tidak sehat yang bisa saja dikonsumsi pada siang hari, mengurangi konsumsi rokok dan pengendalian diri," ujar Dokter Ari. 

1 dari 3 halaman

Keluhan Membaik Saat Puasa

6 Alasan Kenapa Berpuasa di Bulan Ramadhan Membawa Kebahagiaan

Ari menyebut, pasien GERD juga akan membaik keluhan maagnya, saat menjalankan puasa Ramadhan. GERD adalah penyakit asam lambung yang saat ini menjadi tren di masyarakat modern.

Berdasarkan jurnal The Effects of Ramadhan Fasting on Clinical Symptomps in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease yang ditulis Radhiyatam Mardhiyah, kelompok pasien yang berpuasa Ramadhan, mengalami perubahan nilai GERD-Q (suatu parameter untuk menilai ringan buruknya GERD).

Pasien yang mengalami perubahan (semakin membaik keluhannya) jumlahnya adalah 55 pasien (85 persen). Bahkan pada 23 persen pasien GERD kondisinya semakin membaik usai puasa.

" Hasil penelitian juga dilaporkan 4 tahun yang lalu oleh peserta pendidikan dokter spesialis penyakit FKUI-RSCM. Penelitian ini sendiri dilakukan pada bulan Ramadhan dengan peneliti Dr. Radhiyatam Mardhiyah, yang mana kebetulan saya menjadi salah satu pembimbing dalam penelitian Dr. Radhiyatam tersebut," lanjut Dokter Ari.

2 dari 3 halaman

Faktor Penyebab GERD

Kesehatan Jantung

Penelitian dilakukan melalui survei, dan mendapatkan 50 persen responden mengalami GERD sesuai skoring kuisioner GERD (GERD-Q). Penelitian juga menunjukkan bahwa jumlah kasus penyakit GERD semakin lama makin meningkat di tengah masyarakat.

Penelitian di beberapa Puskesmas di Jakarta mendapat angka kejadian GERD berkisar 3 persen. Pasien dengan GERD datang dengan keluhan utama berupa rasa panas di dada, seperti terbakar (heart burn) dan asam lambung yang naik ke atas (regurgitasi). 

" Faktor penyebab terjadinya GERD antara lain obesitas, kebiasaan merokok, kebiasaan meminum alkohol, konsumsi makanan mengandung cokelat, keju dan berlemak, asam, pedas serta stres," ungkap Ari menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Tidak Menyebabkan Komplikasi Jantung

Muncul Nyeri Dada, Gejala Penyakit Jantung atau Covid-19?

GERD menjadi perhatian para dokter karena berhubungan dengan penurunan kualitas hidup pasien yang mengalaminya.

Meskipun penyakit ini tidak akan menyebabkan kematian mendadak, di awal gejala, pasien yang menderita GERD mirip seperti pasien yang sedang mengalami serangan jantung.

Ari menekankan, penyakit GERD tidak akan menyebabkan komplikasi pada jantung. Pasien yang diteliti merupakan pasien GERD yang berobat di Poli Gastroenterologi RSCM. Sebanyak 130 pasien diteliti pengaruh gejala penyakit GERDnya selama puasa Ramadhan.

 (Sumber: Liputan6/Fitri Haryanti Harsono)

Beri Komentar